Author Pov.
Saat ini keluarga intan dan keluarga alfin tengah berada di dalam butik milik Momy alfin. Sebenarnya intan masih di landa rasa bingung atas dasar apa keluarga alfin mengajaknya ke tempat ini.
"Sayang ayo turun,kau melamunkan apa". Ucap alfin
Intan terkejut saat alfin menepuk pelan pundaknya lalu dia menatap alfin.
"Oh sudah sampai ya".singkat intan
"Kita sudah sampai dari tadi,tapi kau malah melamun saja".
"Benarkah maafkan aku".
Alfin hanya mengangguk-anggukan kepalanya seraya mengerti dari ucapan gadisnya,kemudian dia melepaskan selt belt nya dan turun lebih dahulu dari dalam mobil, intan hanya diam dan menatap alfin yang sedang memutari bagian depan mobilnya lalu membukakan pintu untuk intan.
"Come here". Ucap alfin seraya mengulurkan tangannya.
Intan hanya tersenyum mendapati sikap alfin yang dari dulu dia rindukan,pipi intan kini merona menahan malu karena alfin telah menjelajahi hati intan kembali.
Tangan intan menyambut uluran tangan alfin dan kemudian turun dari mobil seraya tangan mereka masih tetap menyatu,dan tampaklah mereka berpegangan tangan saat mereka mulai meninggalkan area parkir tersebut.
Alfin menggenggam tangan intan dengan kuat, seakan-akan dia tidak memberikan izin untuk intan pergi.
"Kuat sekali peganganmu ini". Ucap intan
Langkah kaki mereka terhenti karena alfin yang menghentikannya,kemudian alfin menatap intan dengan sangat lekat dan kembali tatapan sinis yang alfin pancarkan dapat menembus relung hati intan yang kembali dilanda rasa takut.
Takut kalau alfin akan membuat kekejaman padanya(lagi),akhirnya intan lebih memilih menunduk dia tidak bisa membalas tatapan mematikan dari alfin. Tiba-tiba saja tangan alfin menarik dagu intan agar wajah intan menatap kembali wajah alfin.
"Kenapa kau menundukan kepalamu?" ucap alfin dengan nada datar.
"Aku..aku...aku hanya takut kalau kau kembali marah padaku lagi". Ucap intan dengan mata yang berkaca-kaca.
Tatapan alfin kini kembali hangat,di tatapnya mata intan yang berkaca-kaca,tangan kanan alfin masih setia menahan dagu intan,sedangkan tangan kiri alfin memegangi tangan intan dan tiba-tiba alfin menggengam erat tangan intan lalu bibir alfin mendarat halus pada punggung tangan gadisnya.
"Maafkan aku telah membuatmu takut" ucap alfin penuh penyesalan
Intan tersenyum tipis, lalu ikut memegangi tangan alfin yang sedang menahan dagunya.
"Tidak apa apa,ini hanya ketakutanku saja".
"Aku janji tidak akan mengulangi semua perbuatan yang menyakiti dirimu kembali". Ucapnya dengan lirih.
Intan hanya tersenyum secantik mungkin untuk alfin,kemudian dia lebih memilih mengajak alfin untuk masuk kedalam butik karena disana mamah intan dan momy alfin pasti tengah menunggunya.
Tiba-tiba saja saat mereka baru melangkah beberapa langkahan,suara histeris dari gadis gadis yang sedang santai di pinggir jalan menyeruak bebas dan begitu sangat menyakiti telinga para pendengarnya.
Intan dan alfin menoleh ke sumber suara dan di lihatlah para gadis remaja yang sedang duduk sedang bersantai,tiba tiba saja berteriak histeris saat melihat dua orang Remaja laki-laki yang tengah berjalan di depannya.
Dan tunggu dulu sepertinya alfin dan intan tidak asing lagi dengan wajah wajah itu.
"Gege, Bouther!" ucap intan dan alfin serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa ku pergi [completed] ✔
RomansJika keberadaanku hanya sebagai pemanis dalam hidupmu Maaf aku tidak bisa. Karena aku tidak ingin seperti sebuah rasa yang awalnya di minati banyak orang. Namun tetap pada akhirnya di buang setelah sudah tidak di butuhkan. *Fiaanggraeni