Intan Pov.
Aku terus mengikuti langkah gege,aku lebih memilih berjalan di belakang gege karena aku tidak mau jika gege tahu soal aku begitu terlarut dalam keadaan ini.
Bruk.
Tiba-tiba aku menabrak punggung gege yang berhenti secara mendadak,aku coba mendongakan kepalaku sebenarnya hal apa yang sampai membuat gege berhenti mendadak seperti ini.
Ku lihat gege dan ku ikuti arah tatapannya dia sedang menatap lekat sepasang perempuan dan laki-laki yang sedang berjalan bermesraan di lorong Rumah sakit, ku lihat lekat mata gege dan di sana terpatri jelas rasa kebencian yang besar dan juga di sela dengan rasa sakit.
"Hey kenapa berhenti?" ucapku seraya menepuk pelan pundak gege.
Gege mengerjap dan mengalihkan pandangannya kepadaku.
"Tidak apa-apa,ayo kita pulang". Singkat gege
Aku memilih diam dan tidak ingin menanyakan semuanya aku takut jika gege menganggapku terlalu mencampuri urasan pribadinya.
Akhirnya sampailah kita di pelataran rumah sakit gege menyuruhku untuk menunggunya mengambil mobilnya.dan tidak lama gege muncul dengan salah satu mobil sportnya berwarna Putih.
Aku hanya diam dan tarpaku, gege membuka kaca mobilnya lalu dia menyuruhku untuk cepat masuk,tanpa fikir panjang aku langsung menaiki mobil gege.
"Hmm kau lapar tidak?" ucap gege memecah keheningan
"Sedikit".
"Sedikit? Bukankah itu sama saja lapar?". Jawab gege
Aku menatap gege dan mengernyit heran.
"Ah, sudahlah". Singkatku
Dan suasana kembali hening, aku lebih memilih menatap ke luar,melihat indahnya kota New york,jujur ini pertama kalinya aku berada di Luar Negeri apa lagi berada di Negeri yang aku impikan.
"Kita cari makan saja ya". Ucap gege
"Dimana?" jawabku polos.
"Di butik gaun pengantin". Ucapnya seraya tersenyum geli.
"Kau ini aku menanyakan benar-benar!".
"Ya sudah maafkan aku,kita ke restaurant tempat tongkronganku saja ya".
"Apa? Restaurant pun kau jadikan sebagai tempat tongkronganmu?".ucapku seraya terkejut
"Memangnya kenapa? Salah kah?".
Aku hanya diam tak membalas perkataan dari gege,yang aku rasa gege itu memiliki sifat yang usil,tapi mudah untuk bertukar fikiran.
Drett...dret...dret....
Tiba-tiba ponsel gege berdering.
"Hallo.." ucap gege.
"....."
"Baiklah aku ingin ke situ, kau dengan siapa?".
"....."
"Baiklah akupun membawa seorang gadis". Ucap gege seraya melirik ke arahku.
"...."
"Tunggu saja aku akan sampai sekitar 5 menit lagi".
Akupun mengernyit karena merasa heran dengan gege.
"Tadi itu siapa?" tanyaku
"Temanku". Singkat gege
Aku hanya memutar bola mataku dengan malas dan lebih memilih mengakhiri perdebatanku dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa ku pergi [completed] ✔
عاطفيةJika keberadaanku hanya sebagai pemanis dalam hidupmu Maaf aku tidak bisa. Karena aku tidak ingin seperti sebuah rasa yang awalnya di minati banyak orang. Namun tetap pada akhirnya di buang setelah sudah tidak di butuhkan. *Fiaanggraeni