Author pov.
"Terimakasih untuk malam ini sayang, sekarang kau masuklah selamat beristirahat". Ucap alfin setelah sampai mengantarkan intan di depan gerbang rumahnya.
Memang malam ini acara makan malam antara keluarga alfin dan keluarga intan telah berjalan dengan lancar, tapi berhubung ayah dan mamah intan ingin pergi kesuatu tempat terlebih dahulu jadi intan diantarkan pulang oleh alfin.
Keberatan? Hal yang mustahil untuk alfin, mana mungkin dia keberatan jika harus mengurus tentang tunangannya itu.
"Terimakasih ya,sudah mengantarkan aku pulang" balas intan dengan senyuman manis yang merekah di bibirnya
Alfin hanya menganggukan kepalanya saja tanda dia mengiyakan perkataan intan.
"Tidak mau masuk dulu?" tawar intan
"Ini sudah malam, lagipula hari ini kita telah bersama sama hampir satu hari penuh".
Intan tekekeh dia baru sadar jika seharian ini dia terus bersama dengan alfin.
"Ya sudah sekali lagi terimakasih telah mengantarku hati-hati di jalan dan selamat berisitirahat".
"Baiklah sayang terimakasih juga". Jawab alfin
Intan tidak mengerti maksud dari perkataan alfin
"Terimakasih untuk apa?"
"Terimakasih karena bersedia menjadi teman hidupku, dan satu lagi" jeda alfin
Intan menunggu kalimat selanjutnya dari alfin.
Namun nyatanya alfin hanya diam saja dan membuat intan menunggu cukup lama.
"Kau ingin mengatakan apa lagi hem?" kesal intan.
"Rupanya kau menungguku ya" goda alfin seraya terkekeh.
Intan hanya memutar bola matanya dengan malas.
"Baiklah, aku ingin mengucapkan terimakasih untuk frist kiss kemarin itu".
Intan tercengang dia tidak pernah berfikiran kalau alfin akan mengingatnya dan membahasnya sampai saat ini.
"Kau ini, aku jadi malu". Ucap intan dengan pipi yang merona
"Ohh menggemaskan babe, lihatlah pipimu merona". Goda alfin seraya mencubit kedua pipi intan
Intan tidak merintih seperti biasanya, karena entahlah cubitan alfin kali ini berbeda dari biasanya.
Kini cubitan alfin beralih menjadi lembut dan merengkuh wajah intan dia menyematkan rambut intan yang sebagian menutupi wajah intan.
"Aku tidak tahu akan jadi seperti apa hidupku jika tanpa adanya dirimu,mungkin aku bisa saja mendadak gila karena telah kehilangan sesuatu yang berarti bagiku, jangan pernah bosan padaku ya, jika pun kau mulai merasa bosan denganku katakan agar aku berfikir bagaimana caranya untuk tidak membuatmu merasa bosan" jelas alfin seraya membelai wajah intan.
Sedangkan intan hanya terkekeh pelan saat mendengar kalimat-kalimat yang di katakan oleh alfin.
"Kenapa menertawaiku hemm?"
"Ahh tidak apa-apa". Sergah intan
"Benarkah?"
"Kurasa iya" singkat intan
"Jangan tinggalkan aku" lirih alfin
Intan memejamkan matanya sebentar
"Terserah dirimu saja"
"Maksudmu?" tanya alfin bingung
"Jika kau yang membuat keadaan dan memaksaku pergi maka aku akan pergi, tapi jika sebaliknya akan ku lakukan juga aku hanya ikut maumu saja". Jelas intan
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa ku pergi [completed] ✔
RomanceJika keberadaanku hanya sebagai pemanis dalam hidupmu Maaf aku tidak bisa. Karena aku tidak ingin seperti sebuah rasa yang awalnya di minati banyak orang. Namun tetap pada akhirnya di buang setelah sudah tidak di butuhkan. *Fiaanggraeni