Author pov.
Setelah benar-benar pulih dari sakitnya alfin sudah bisa di bawa pulang, dia kembali ke rumah momynya di indonesia.
Namun pada saat setelah 1 bulan pasca keadaan alfin sudah sembuh total, dia sudah matang dengan persiapannya untuk menikahi gadis yang selama ini dia cintai yakni Intan Anggraeni yang berawal hanya dari pertemanan hingga kini akan menjadi sepasang suami istri.
Alfin mengajak intan beserta keluarganya untuk pergi ke New york rencananya dia akan melaksanakan foto praweding terlebih dahulu dalam 4 Negara.
Yaitu, New york, amsterdam, jerman dan yang terakhir adalah Indonesia. Mengapa demikian? Entahlah dia ingin mendapatkan hasil pemotretan yang sangat luar biasa dengan di sertai negara yang berbeda beda.
Alfin menyewa seorang fotografer terkenal di Negara jerman dia tidak pernah berfikiran kalau akan rugi besar nantinya.
Aku bahagia jika kau pun bahagia
Aku tersenyum jika kau pun tersenyum
Tapi aku akan meneteskan air mataku
Jika kau tertawa di tengah tengah rasa sakitmu.Aku tidak pernah bisa merasa baik baik saja
Jika kau sedang tidak baik baik saja
Ketahuilah aku begitu menyayangimu
Tolong
Bahagiakan aku dengan kejujuranmu
Aku bahagia telah memilikimu-intan-
Alfin sudah melakukan pemotretan dalam 3 negara dalam waktu yang cukup singkat, sedangkan indonesia dia simpan terlebih dahulu karena prosesi pernikahan mereka pun akan di laksanakan di Indonesia juga.
"Kau lelah sayang?" tanya alfin
Alfin kini tengah duduk bersama dengan intan di bawah pepohonan yang terletak di taman mansion alfin.
Ya kini alfin memboyong intan untuk pindah ke New york ini hanya sementara untuk menjalani foto praweding di berbeda negara saja.
"Sedikit"
Peluh menetes di kening intan, itu di sebabkan karena intan kelelahan membereskan kamar alfin yang cukup berantakan.
"Kenapa kamarmu bisa jadi seperti itu?" tanya intan tiba-tiba
"Seperti itu bagaimana?"
"Seperti kamar adikku, ah tidak lebih tepatnya seperti kamar bocah yang penuh dengan mainannya" keluh intan.
Intan membersihkan peluh yang menetes di keningnya dia memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa badannya yang merasa panas itu.
"Sudah?"
Intan mengernyit membuka matanya dan menatap alfin dengan tatapan bingung.
"Apanya?" intan balik bertanya
"Komentarmu sayang".
Intan berdecak kesal karena kelakuan calon suaminya ini selalu saja begitu.
"Kau benar ingin menikah denganku?" tanya alfin tiba tiba
Intan terpaku mendengar pertanyaan alfin.
"Kenapa?"
"Karena aku tidak mau jika sampai terjadi aku akan kehilanganmu" jelas alfin
"Percayalah semuanya telah Tuhan rencanakan jika aku jodohmu, aku akan siap kapanpun dan dimanapun kau akan menikahiku". Balas intan.
Alfin merebahkan posisi tubuhnya dengan meletakkan posisi kepalanya di atas kedua paha intan.
Perlahan tangan intan bergerak membelai rambut alfin, alfin menikmatinya dia tersenyum seraya menatap intan dan begitupun sebaliknya.
"Menikahimu di depan kedua orangtuaku dan orangtuamu tapi melakukan proses perkawinannya hanya kita berdua yang tau" ucap alfin seraya mengedipkan satu matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa ku pergi [completed] ✔
RomanceJika keberadaanku hanya sebagai pemanis dalam hidupmu Maaf aku tidak bisa. Karena aku tidak ingin seperti sebuah rasa yang awalnya di minati banyak orang. Namun tetap pada akhirnya di buang setelah sudah tidak di butuhkan. *Fiaanggraeni