Intan pov.
Semakin lama aku mengaguminya dalam diam,semakin lama aku menyukainya dengan diamku,dan semakin sakit pula balasan akan perasaan ku ini terhadapnya.
Aku tau ini hal yang wajar yang meski aku tanggung sendiri karena aku salah akan perasaan ku sendiri.
Dulu aku biasa saat pertama kali mengenalnya,aku bersikap dingin padanya,awalnya aku rasa aku tidak akan sampai ke titik dimana aku benar-benar mencintainya.
Namun semua itu salah, malah aku sendiri yang kalah dengan perasaan ini.
Aku benar-benar sangat membenci akan hal ini,aku paling tidak suka,tapi apa boleh buat? semuanya telah terjadi.
meski kini dia belum mengetehaui perasaanku padanya tapi aku harus tetap berhati-hati karena pada dasarnya perasaan inilah yang akan menjadi pemicu sebuah perpisahan.
"Intan"
Suara sesorang membuyarkan lamunanku.
Baiklah perkenalkan namaku intan anggraeni dan aku masih duduk di bangku kelas 9 sekolah Menengah pertama yang baru masuk ke tahap persiapan Ujian Nasional.
"Eh iya,ada apa fin?" balas ku seraya menengok ke arah alfin.
Mohammad Alfin aldi afrizal nama salah satu sahabat laki² ku.
"Kantin bareng yuk tan" ajak alfin.
Sebenarnya aku bisa saja menerima ajakan alfin, tapi aku berfikir sejenak kalau aku terlalu sering bersama dengannya otomatis perasaan ini akan semakin bertambah dengan sendirinya.
"Tan,kok malah bengong bukannya jawab !!!" pekik Alfin
"Eh iya fin sorry,"
"Kamu kebanyakan ngelamun di tawarin ke kantin bareng juga".
"Maaf fin ke kantin bareng yang lain aja".tolakku dengan sopan
"Tidak bisakah sekali ini saja? " alfin memelas
'Kenapa harus seperti ini alfin' batinku
"Tapi fin aku ga...." ucapanku terpotong
"Ga bisa kan? Iya aku mengerti mungkin ada hati yang harus kamu jaga".
"Alfin,ko gitu ngomongnya aku belum selesai ngomong kenapa di potong? ".paparku
"Memangnya mau menjelaskan apa lagi? Semua sudah jelas bukan aku mengajakmu dan kau menolaknya karena kau takut sedang ada hati yang kau jaga bukan? Yasudahlah aku tidak memaksa!". jelas alfin panjang lebar
"Alfin!!!!siapa yang nolak kamu? Dan siapa juga yang lagi jaga hati? Kamu ngomong apa sih? "
"Bentar bentar .. Tadi kalimat yang kamu ucapin barusan yang katanya'Siapa yang nolak kamu? ' itu artinya apa ya? Ko aku salah mengartikan ya". alfin tertawa geli.
Bitch!
Plakk!!!!
Satu pukulan keras dariku yang mendarat mulus di lengan tangan kiri alfin.
"Aw aw...Aduh sakit intan" alfin meringis kesakitan.
"Sakit ya fin? aduh maaf fin maaf aku refleks maaf banget fin" ucapku dengan rasa bersalah.
"Jahat ah intan sakit tau liat nih merah.. Awh"
"Maaf fin aku refleks,kamu sih ngledekin terus,ya kesel".
Alih-alih menjawab maf dariku alfin malah ketawa cengengesan.
"Kok malah cengengesan sih fin? ih nyebelin" aku mendengus kesal
"Lucu banget sih tan gue pengen ngakak tau ga liat ekspresi lo yang menyesali perbuatan lo itu hahahaha" alfin tertawa bahagia.
Seperti itulah watak alfin aslinya dia tidak seperti yang di bayangkan parasnya yang indah tapi tidak sesuai dengan karakternya.
Satu lagi dia tipe laki laki yabg labil.
Alfin terbiasa memanggilku dengan sebutan 'lo gue'.
Aku merasa di permalukan kembali karena alfin.
"Yuk ah,ke kantin buru masuk tan" alfin menarik tanganku
Aku hanya diam dan mengikuti semua keinginannya, jadi intinya aku mengalah entahlah bagaimanapun juga disaat seperti ini adalah saat saat yang sebenarnya aku inginkan sekarang dan kuharap sampai nanti.
"Mau beli apa tan?" tanya alfin
"Apa aja fin".
"Jus ya?"
"Boleh".
Aku dan alfin sepakat untuk membeli jus buah naga yang sama,aku ngikut aja apa kata dia,orang dia yang ngajak.
Akhirnya jus buah naga sudah jadi,aku dan alfin langsung on the way ke kelas.setelah sampai ke kelas aku memilih teras depan kelas untuk menikmati jus yang sudah kami beli tadi.
"Intan".
"Iya fin" jawab gue
"Enak ga jus nya?" tanya alfin
"Enak" singkatku
"Singkat amat jawabnya".
"Terus?harus panjang lebar gitu?" gue sedot jus gue se nikmat mungkin
Byur...
Jus yang sedang aku nikmati melayang dan tumpah begitu saja.
Dan itu semua alfin yang melakukan dia menenggor badanku hingga goyang-goyang dan ternyata aku harus ngorbanin jus yang sedang gue nikmatin.
"Alfinnnnnnnnnn!!!!!!!!!!!" teriakku
Saat aku siap membalas dendamku pada nya,ternyata dia sudah malarikan diri terlebih dahulu
dia lari ke arah Ruang osis maklumlah dia anak osis di sekolah.
Aku terpaksa balik lagi ke kelas aku duduk di bangku seorang diri hanya ada beberapa teman satu kelas karena yang lainnya menghabiskan waktu istirahatnya di kantin.
"Maaf Deh,nih masih ada jus nya aku. minum aja" tawar seseorang.
Aku sontak terkejut dan mendongakkan kepalaku ke arah suara tersebut,dan tidak salah lagi itu suara alfin, suara dia udah familiar banget dalam benakku
"Ga usah!" kesalku
"Marah nih.? Maaf ga sengaja ih" rayu alfin
What?!!!
Dia bilang ga sengaja? Ga sengaja dari segi mananya jelas jelas itu semua nyata tanpa rekayasa!
"Udah aku maafin jauh sebelum lo minta maaf"
"Hmm,,,,masa sih?" goda alfin
"Apaan sih alfin udah ah gangguin aja ih".aku mendorong bahu alfin.
"Ya udah kalo di usir,ga papa nih aku tinggalin? Jangan nyesel loh kalo aku udah pergi jauh baru di sesali,inget ya penyesalan itu datengnya akhir,nanti kalo kamu nyesel tengok ke awal lagi di situ masih ada gue,ya meski gue ga kaya dulu yang dengan sejuta harapan hehehe"
Deg_......
Jantungku berdetak tidak sesuai temponya.
apa yang alfin ucapkan itu adalah hal yang paling aku takuti saat ini,esok,lusa dan seterusnya.
Jujur aku takut itu akan terjadi aku takut itu semua nyata.
Dan aku takut bakal nyesel di kemudian hari saat berpisah dari alfin,entah itu karena hal apa yang mampu memisahkan kita berdua.
Garapan baru guys semoga suka ya.
Happy reading guys (:
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa ku pergi [completed] ✔
RomanceJika keberadaanku hanya sebagai pemanis dalam hidupmu Maaf aku tidak bisa. Karena aku tidak ingin seperti sebuah rasa yang awalnya di minati banyak orang. Namun tetap pada akhirnya di buang setelah sudah tidak di butuhkan. *Fiaanggraeni