22

574 44 10
                                    

Intan Pov.

Dulu,kesadarannya yang aku nantikan, pancaran mata abu-abunya yang selalu ku harapkan, seutas senyum yang mengembang di bibirnya yang aku rindukan.

Sekarang itu semua sudah dia lakukan ,dia kini sadar dan dapat melihat kembali duniannya. Tapi itu semua menjadi sesuatu yang menyakitkan bagiku setelah kesadarannya kemarin dia berhasil membuatu senang sekaligus kembali menjatuhkan air mataku.

Awalnya aku menjatuhkan air mataku karena aku bahagia Tuhan masih mendengar semua Doaku, namun sayang di balik semua ini ternyata Tuhan masih menyelipkan ujian lagi untukku.

Walaupun begitu aku masih tetap setia menanti dirinya pulih kembali,setiap dia kembali tertidur di situlah kesempatanku untuk menyentuh wajahnya,dulu tak perlu menunggu dia tidur aku dapat sesuka hatiku untuk membelai wajahnya bahkan sesekali kita sering menciptakan jarak wajah yang amat dekat sehingga kedua kening kita saling bersentuhan,tapi sayang semua itu hanyalah dulu.

"Fin, apa kau benar benar tidak mengingatku sama sekali". Ucapku lirih dan sesekali menggenggam erat tangan kanan alfin.

Air mataku sudah tak kuasa untuk ku bendung,akhirnya seketika tangisku mulai pecah aku tidak perduli jika tangisanku dapat membuat alfin terbangun dari tidurnya, aku terus menangis dan sesekali menyentuh dada bidang alfin yang masib terbalut dengan pakaian pasien yang sedang mengalami masa perawatan.

Tiba-tiba pintu terbuka dan berdirilah disana Momy yang menatapku dengan sendu.

"Sayang tak usah kau tangisi alfin kembali". Ucap momy

"Mom katakan padaku,apa alfin benar-benar tidak sama sekali mengingatku? Atau sekedar mengenal diriku mom?" tanyaku dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

Baru saja momy ingin menjawab pertanyaanku tiba-tiba saja pintu ruangan kembali terbuka,dan menampakan sesosok gadis cantik yang bernampilan jauh berbeda dariku.

Dia mulai mendekatiku dan momy sambil terus berjalan mendekat diapun menjawab semua pertanyaanku yang barusan aku lontarkan untuk momy.

"Tentu saja dia tidak mengingatmu,kau lupa dia amnesia!". Ucapnya seraya berbahasa inggris.

Walaupun aku tidak mengerti bahasa yang dia gunakan tapi kurang lebihnya aku bisa tau bahwa dia sedang meremehkanku saat ini.

"Ya aku tau dia amnesia,tapi setidaknya dia akan ingat kembali tentang aku dan dia yang dulu pernah kita buat" jawabku seraya tersenyum dan memandang wajah alfin yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Heh, kau ini percaya diri sekali, itu hanya angan-anganmu saja gadis bodoh! Malah aku berharap alfin tidak akan sembuh total seperti dulu yang kau inginkan!" ucapnya.

Aku dan momy menatapnya dengan tatapan sinis, aku sama sekali tidak mengerti akan semua kelakuan gadis itu apa maksud dari semua ini.

"Hentikan Allicia! Jangan membuat keributan disini! Sungguh Doamu tidak sepantasnya kau katakan!" tegas momy

"Tak perlu membela gadis bodoh itu Mrs Angelina adaxe yang terhormat, sekuat-kuatnya kalian mendoakan putera kalian ini untuk kembali sadar, dan di sisi lain ada aku yang mendoakannya agar tak dapat pulih kembali!" balasnya.

"Tutup mulutmu!" ucapku dengan suara yang bergetar karena menahan tangis.

"Wow,lihatlah rupanya gadis bodoh sepertimu dapat mengaturku juga ya". Ucapnya dengan seringai senyuman meremehkan.

Air mataku sudah tak kuasa aku bendung, akhirnya jatuhlah sudsh semua buliran-buliran kristal ini dari mataku,baru pertama kali ini aku di jelek-jelekkan oleh orang asing bahkan aku tak tau sendiri asal usulnya.

Terpaksa ku pergi [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang