35

636 32 6
                                    

Author Pov.

"Kau melamunkan sesuatu?". Pekik sisil.

Intan mengerjap saat mendapati sisil kini telah sejajar duduk dengannya kembali.

Sisil langsung menghampiri intan saat mendapati keadaan intan yang sedari tadi melamun sehabis mendapat telfon dari alfin, biasanya intan tidak seperti ini,tapi ini jauh berbeda dari biasanya.

"Tidak sil". Singkat intan

Intan kini mencoba menarik kedua sudut bibirnya keatas agar sisil tidak curiga padanya yang sedang memikirkan ucapan alfin dari balik telfonnya.

Sisil menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan berat.

"Ku tau kau berbohong".

"Tidak,aku kan sudah katakan aku tidak apa apa."

"Lalu kenapa tidak seperti biasanya?". Ucap sisil kembali

Intan tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari sisil lagi.

"Apa yang alfin katakan hingga membuat kau menjadi seperti ini?" tanya sisil lagi.

"Dia bertanya padaku sil". Jawab intan.

"Pertanyaan yang seperti apa hingga membuat kay menjadi seperti ini?".

Intan menghembuskan nafasnya dengan berat,lalu kemudian menatap wajah sisil lekat-lekat.

"Dia bertanya padaku, bagaimana jika dia kembali padaku tetapi tidak membawa bukti akan janji-janjinya". Papar intan.

Sisil tampak menyimak penjelasan dari intan.

"Apa kau mempunyai pemikiran yang sama sepertiku?". Tanya sisil

Intan mengernyitkan keningnya.

"Maksudmu?".

"Apa kau berfikir dia telah memiliki gadis lain?". Tanya sisil

Intan kembali murung, sungguh hatinya saat ini sedang tidak beraturan, dan yang ada di dalam fikiran intan adalah alfin mempunyai gadis lain di luar sana.

"Entahlah sil,aku tidak tahu akan fikiranku sendiri". Lirih intan.

Kini obrolan mereke terpaksa terhenti sejenak karena tiba-tiba saja dosen memasuki kelas mereka.

"Kita sambung nanti ya". Ucap sisil seraya berbisik.

Intan hanya menganggukan kepalanya tanda dia mengerti.

**************

Jam kuliah intan kini telah selesai,semua skripsinya telah dia selesaikan,jadi dia tinggal menunggu wisuda saja.

"Aku malam ini menginap di rumahmu saja ya". Ucap sisil

Intan tampak murung kembali,berjalan pun dia dengan tatapan mata yang kosong, fikirannya hanya terpacu dalam Alfin saja, sungguh kata-kata alfin masih terngiang-ngiang di fikiran intan.

"Kau ini mendengarkan aku atau tidak!" tambah sisil seraya berdiri di depan intan,dan alhasil intan menabrak tubuh mungil sisil.

"Awwhh". Ringis intan saat mendapati keningnya menabrak kening sisil.

"Sisil apa yang kau lakukan, berdiri di depanku seperti itu". Ucap intan dengan kesal.

"Hey,apa-apaan ini kenapa kau yang menjadi marah padaku?". Sela sisil

"Aku sedari tadi bertanya padamu dan berbicara panjang lebar,tapi kau fokus berjalan saja jadi aku berdiri saja di depanmu agar kau diam sejenak dan mendengarkan semua perkataanku!". Tambah sisil

Terpaksa ku pergi [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang