backward.

112 27 20
                                    

Bali kala itu tidak sedamai biasanya, Bali kala itu ramai, berisik, penuh asap rokok, bau alkohol, sesak. Bali kala itu bukan Bali versiku. Itu versi Danen, di sponsori oleh teman-temannya. Ditambah lagi hari ini akhir pekan, semakin malam Club di pinggir pantai ini sesak, semakin sedikit ruang untuk bernafas namun anehnya setiap orang disini terlihat senang, tersenyum atau malah tertawa seperti tanpa beban.

Hm, tapi tidak dengan saya.

Semuanya mendadak menjadi tidak nyaman, setiap kejadian disini sebenarnya sudah familiar oleh diri saya sendiri namun kenapa malah mendorong saya perlahan keluar dari lingkungan. Danen yang terlihat bercengkrama serta tertawa bersama teman-temannya membuat saya berani melangkah keluar diantara mereka. Danen sedang bersenang-senang dengan teman lamanya jadi jangan diganggu apalagi merengek padanya meminta kembali ke hotel sekarang juga.

Saya melangkah keluar dari sesaknya lingkaran tersebut, bersama angin langkah saya makin menjauh. Hingga suara angin lebih kencang dibanding suara  musik dari club itu yang hanya samar-samar terdengar. Saya rasa langkah ini sudah cukup jauh, hingga hanya deburan ombak yang saya dapat dengar sekarang.

Saya pejamkan mata ini sejenak, membiarkan angin laut menguasai saya untuk beberapa menit dari malam ini.

Laut.

Terimakasih untuk club yang berisik itu karena berkatnya saya dapat memiliki waktu berdua dengan cinta lama saya, Laut.

Saya hirup udara perlahan, memejamkan mata lagi untuk kedua kali sambil benar-benar menikmati waktu ini.

"Mine?"

Saya tidak mengetahui jika, suara angin laut dapat melakukan imitasi suara seperti apa yang saya dengar sebelumnya. Kalaupun saya berkhayal kala ini, mungkin saya sudah gila. Karena masih merindukannya, sampai ke bali.

"Mine?? Kamu Mine kan?"

Dalam sekejap saya buka kedua mata, menoleh kearah suara yang terdengar seperti berada di samping saya. Namun, bukan Danen. Jelas itu bukan suara Danen.

"Bener kamu? Ne?"

"Nata?"

Nata mengangguk pelan. Suara itu bukan suara angin. Jadi, saya tidak jadi gila? Bagaimana bisa ini tidak gila, bahkan ini lebih dari gila.

"Long time no see?"

Seorang NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang