Part 33

46 2 0
                                    

Pulang sekolah Kaira dijemput oleh kakaknya. Sekarang Kaira sedang tiduran dikasurnya sambil membaca komik Doraemon kesukaannya. Tanpa ia sadari hari sudah menjelang sore, ia hampir saja melupakan perkataan Malvin.

Kaira dengan panik melihat jam yang tergantung didinding kamarnya.

"Shitt... gue hampir aja telat... untung ada waktu 20 menit lagi" umpat Kaira. Ia langsung melompat dari kasurnya dan langsung mengganti pakaiannya. Setelah rapi ia langsung turun dan tidak lupa mengunci pintu rumahnya karena dirumah tidak ada siapa siapa.

Kaira terpaksa harus berlari menuju depan komplek perumahannya untuk menunggu taksi. Setelah sampai disana tidak ada taksi yang lewat sama sekali, bahkan angkot yang biasanya menunggu penumpang disana pun tidak ada.

"Sial!!"ucap Kaira kesal sekaligus panik bukan main.

"Gue gak mau kehilangan Malvin... gue harus perjuangin cinta pertama gue" monolog Kaira panik.

Kaira terpaksa berlari, lalu saat berlari terlintas difikirannya untuk menghubungi grabe. Tapi saat ia sadar kalau ia lupa tidak membawa hapenya yang tertinggal dimeja kamar.

Terpaksa ia berlari walaupun panas dan keringat sudah membasahi bajunya. Ia tidak lagi peduli dengan penampilannya ataupun tatapan dari orang orang yang menatapnya aneh.

Sesampainya disana Kaira tidak menemukan keberadaan Malvin dimana pun. Kaira mencari keberadaan lelaki itu namun nihil dia terlambat, waktu sudah menunjukan jam 5 pm sedangkan dia janjian pukul 4;30 pm. Kaira berjalan terhuyung dengan menyeret kakinya menuju bangku taman yg langsung menghadap ke arah hijaunya air danau. Kaira tersenyum tipis namun dalam senyumannya itu tersirat kesedihan dan kekecewaan terhadap dirinya sendiri. Dan dia mengingat satu kata kata Malvin yang membuatnya kecewa dengan dirinya sendiri.

Flashback

Saat Kaira ingin keperpustakaan ia sempat melihat kebedaraan Malvin dan Vanegas, tadinya Kaira hendak menghampiri kedua lelaki itu. Namun ia urungkan dan memilih menguping pembicaraan yang terlihatnya serius itu.

"Oke, lo mau ngomong apa sama gua? Gua gak punya banyak waktu buat ngeladenin bocah tengil macam lo" ucap Vanegas dengan tampang sebalnya.

Malvi sedikit terpancing emosi dengan kata kata Vanegas, namun ia berusaha mengendalikan emosinya demi memperjuangkan cinta pertamanya.

"Gue juga gak mau lama lama berhadapan sama kakel so' kaya lo.. langsung aja





















Lo suka' kan sama Kaira?" Tanya Malvin telak.

Vanegas diam

"Iya gua suka sama kaira, kenapa? Lo mau larang?" Tanya Vanegas dengan disertai seringaian.

"Gua belum ada hak buat ngelarang siapa pun yang suka sama dia, tapi kalo lo" Malvin menunjuk batang hidung Vanegas dan langsung di tepis oleh pelakunya.
"Tapi kalo lo gue bakal lakuin apapun supaya Kaira gak jatuh sama orang yang SESAT! macam lo" ucap Malvin serius. Dalam matanya tak terdapat kata kata bohong sama sekali.

Vanegas tersenyum tipis saat mendengar kata kata yang dilontarkan oleh adik sahabatnya tersebut.

"Apapun?" Tanya Vanegas

"Ya apapun" jawab Malvin mantap sambil menatap Vanegas.

"Oke, kita adain sebuah tantangan, lo nyatain perasaan lo sama kaira.. dan kalau lo diterima berarti itu rezeki, tapi














First Love [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang