3 | Gadis itu dan Segala Rahasianya

2.9K 345 9
                                    

MENTARI mulai merangkak ke ufuk Barat, menuju tempat persinggahannya. Semilir angin yang berhembus menerbangkan anak rambut gadis yang enggan disebut nama panjangnya itu.

Roseanne masih berjalan dengan jemari yang bertautan dengan sang kekasih. Keduanya melangkah dengan santai di atas trotoar jalan di antara bisingnya suara kendaraan.

"kamu yakin masih mau jalan aja?" Tanya lelakinya. Rose hanya mengangguk mengiyakan. "lagian macet kan, Jef, kalau pakai mobil?" lanjutnya. Lelaki bernama Jeffrey Hadian Adinegara itu tersenyum simpul lalu menggerakkan tangannya untuk merapikan anak rambut Rose yang keluar dari ikatannya.

"ck, berantakan banget sih. Sini aku rapiin dulu," Jeffrey menarik lembut lengan Rose ke salah satu bangku di pinggir jalan Asia-Afrika itu. Roseanne menurut mengikuti kemauan lelakinya.

"kamu itu enggak punya sisir ya?" Jeffrey terkekeh sambil melepas pelan ikatan rambut Rose. Gadis itu tertawa kecil. "punya, kok. Cuman males aja,"

"jadi cewek itu jangan pemalas," Jeffrey mulai menceramahi perempuannya. "kalau nyisir aja malas, gimana mau bangun rumah tangga sama aku?" ia tertawa renyah menyadari kalimatnya yang terdengar bodoh itu, sambil dengan lihai jemarinya terus menyisiri rambut Rose dan menyatukannya dalam satu ikatan.

"apa sih, Jef. Siapa juga yang mau bangun rumah tangga sama kamu?" diam-diam Rose menahan senyumnya. Apalagi setelah mendengar Jeffrey mendesah kecewa. "iya aku tau, aku belum sempurna sekarang. Tapi kamu harus tunggu dua atau tiga tahun lagi setelah aku lulus. Aku pasti bakal sempurnain hidup kamu," sekali lagi, Jeffrey berhasil membuat jantung seorang Roseanne berdegup tak karuan. Pipinya merona begitu saja dengan lengkungan di bibirnya yang tak dapat ia tahan.

"nah udah, kalau gini, kan, rapi. Cantik," Jeffrey meraih kedua pundak Rose dan menghadapkannya kepadanya. Membuat gadis itu merunduk menyembunyikan wajahnya yang semakin merona.

"ya udah ayo, Jef. Katanya mau beliin kacamata baru," Rose kembali merajuk pada Jeffrey. Memasang wajah memohonnya yang membuat Jeffrey mengacak puncak kepala gadis itu dengan gemas. "cium dulu," lelaki itu menunjuk pipinya sendiri menggoda Rose.

"ih engga mau ah!" Rose menepuk pelan lengan Jeffrey dan memberenggut kesal. "kan tadi udah janji, kalo aku nganter kamu ke Bandung kamu bakal beliin aku kacamata baru di Bandung. Terus udah nyampe di Bandung aku masih harus nungguin kamu rapat sama anak-anak BEM UNPAD itu. Terus survey ke Balai Kota. Terus jalan sepanjang jalan Braga sampai ke sini. Capek tau!" Roseanne memalingkan wajah dan mengerucutkan bibirnya yang malah membuat Jeffrey semakin gemas karena tingkah kekasihnya yang menggemaskan ini.

"uuuuh iya sayang iyaaa.. lagian siapa yang ngajakin jalan? Kan aku ngajakinnya naik mobil,"

"ih tau ah, Jeffrey! Aku kesel tau dari tadi enggak bisa liat!" gadis itu beranjak dan hendak berjalan meninggalkan Jeffrey. Namun sayang, matanya yang minus membuatnya tak dapat melihat tiang lampu jalan yang bahkan menjulang di hadapannya. Kepala gadis itu terpentok tiang.

"aduh!"

"eh! aduh, hati-hati makanya!" Jeffrey segera berdiri dan memegangi pundak Rose. Gadis itu masih mengusap-usap keningnya dengan wajah kesal. Sedangkan Jeffrey, sebenarnya pemuda itu tengah menahan tawa melihat Rose -yang entah mengapa malah terlihat menggemaskan saat seperti ini.

"ck tuh kan ini tuh gara-gara kamu!"

"hahaha. Tapi enggak benjol kan?" Jeffrey menyingkirkan tangan Rose yang memegangi keningnya dan menyibak poni yang menutupi sebagian keningnya. Pelan-pelan Jeffrey mengusap kening gadis itu dan meniupnya perlahan. Roseanne dibuat mematung di tempatnya menerima perlakuan Jeffrey. Walaupun terhitung sudah satu tahun setengah ia berpacaran dengan lelaki ini, tapi tetap saja ia akan berdebar jika diperlakukan seperti ini.

One Perfect Rose - I got her [JUNROS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang