ROSEANNE mengetuk-ngetukkan jarinya di atas layar ponselnya yang tak menyala. Ia menggigit bibir bawahnya dan bergerak tak tenang di tempatnya. Sesekali ia menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri berharap bertemu seseorang yang ia kenal.
Alisa sudah pulang sejak satu jam yang lalu karena ditelepon ayahnya yang tiba-tiba pulang dari dinas di luar negeri. Ia jadi meninggalkan Rose sendirian di café Yoyo hingga jam sepuluh malam begini.
Kalau ditanya kenapa mereka bisa menghabiskan waktu hampir tiga jam di café itu, jawabannya adalah karena Alisa. Yang tak sengaja bertemu dua sahabatnya saat SMA, dan berujung reuni dadakan di café itu. Semua orang tahu kalau Lisa adalah manusia yang tak pernah habis bahan pembicaraan. Apalagi jika bersama sahabat lamanya. Yang akhirnya Rose juga mau tidak mau ikut mengobrol bersama mereka setelah memperkenalkan diri.
Tadinya Lisa mengajak Rose untuk ikut pulang ke rumahnya saja. Tapi Rose menolak. Ia canggung jika ada orang tua Lisa di rumah. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya sendiri walaupun sudah larut malam begini. Sejak tadi ia mencoba memesan ojek online untuk menuju ke stasiun karena untuk ke rumahnya Rose harus naik kereta KRL. Namun ponselnya hilang sinyal dan sekarang malah mati begini karena baterainya habis.
Gadis itu kebingungan. Sejak tadi duduk di depan café dan tidak tahu ingin melakukan apa.
Seseorang dari dalam café keluar dan menangkap keberadaan gadis itu.
"kok belum balik? Nungguin gua?" sapa suara berat itu membuat Roseanne menoleh sedikit terkejut karena sapaan yang tiba-tiba itu. Ia langsung menggeleng cepat. "enggak lah, g-gue.. udah mau balik kok,"
"tunggu sini, gua ambil motor dulu," Rose mengerjap-ngerjap saat pemuda itu berbalik ke arah parkiran untuk mengambil motornya.
"yuk," pemuda itu menyodorkan helm putih pada gadis berambut kecoklatan itu. Ia menerimanya dengan ragu.
"kenapa?"
"kenapa apa?"
"kenapa nganter gue?"
Pemuda itu mendengus. "karena pengen,"
Rose mengernyitkan dahinya. "serius, June,"
June mendelik. "ya lo mau di sini sampe pagi? Udah susah kendaraan jam segini,"
Rose masih terdiam. Memeluk helm putih itu dengan perasaan gamang. Ia bingung. Apakah sekali lagi ia harus menerima kebaikan pemuda ini? Secara otomatis ia menggigit bibir bawahnya sendiri. Dan pikirannya melayang pada pemuda lain yang tadi sore mengirimi pesan ingin menjemputnya. Namun gadis itu menolak dengan alasan kekasihnya itu baru saja pulih dari sakitnya.
"he? Mau nggak?"
Rose mendongak dan mengerjap menatap pemuda yang sudah duduk di atas motornya itu. Entah karena reflek atau memang ingin, gadis itu mengangguk dan segera memakai helmnya. Tak lama iapun merangkak naik ke atas motor June.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Perfect Rose - I got her [JUNROS]
Teen Fiction[COMPLETED] "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet." - William Shakespeare (was Dear Roseanne) A June x Rose fan(teen)fiction -NON BAKU- Dear Roseanne start : 080218 @delareine