Bisa dikatakan, June dan Bobby itu sudah seperti anak kembar yang selalu lengket di manapun mereka berada. Seperti saat ini, kejadian tidak penting terjadi lagi di apartemen Bobby. Saat matahari sudah bergerak naik dan jarum jam hampir menunjuk angka sepuluh. Pemilik apartemen dan sahabatnya itu berebut kursi meja makan hanya untuk menempati satu kursi yang menghadap langsung pada semangkuk penuh nasi goreng bertabur mozzarella dan irisan daging ayam di atasnya buatan satu-satunya gadis yang kemarin baru berulang tahun, Jisyana Sheerine.
"pokoknya gua di sini! Gua duluan yang duduk!" tukas Bobby, keukeuh tidak mau menggeser pantatnya barang sedikitpun dari kursi yang sudah ia duduki.
June berdecak, dengan tenaganya ia menggeser tubuh Bobby ke samping hingga menyisakan sedikit ruang yang langsung ia tempati. "Nggak! kalo lo yang di sini, bisa-bisa gua sama Mbak Jisya ngga kebagian nasi gorengnya!"
Bobby berusaha menggeser tubuh June. "kursi masih ada tiga anjir! Apa faedahnya sih lu geser-geser gua?!"
"udah gua bilang, semenjak tata letak barang-barang di atas meja makan ini udah ditata secara estetik dan nggak boleh digeser lagi, gua ngga iklas kalau lu yang duduk tepat di depan nasi gorengnya! Itu siasat lu biar dapet paling banyak kan?!"
Bobby berdecak. Memandang malas pada June yang menatapnya sengit. Ia kemudian menoleh pada meja makan, di mana June sendiri yang menata tata letak barang-barang di atas meja makan. Seperti mangkuk kaca bening berisi buah-buahan tepat di tengah-tengah, mangkuk nasi goreng tepat di depan Bobby, kotak tisu berada di sisi kiri mangkuk bening, dan seperangkat alat makan yang ditaruh ala restaurant di hadapan tiga kursi yang akan digunakan. Tadinya, kursi yang ditempati Bobby akan ditempati June. Tapi Bobby mengambil alih saat June berlalu ke wastafel untuk mencuci tangan.
Pemuda bergigi kelinci itu mendengus. Lalu menggeram kesal. "apanya yang estetik anying?! Ini biasa aja! tiap pagi juga begini!" yang mana kesempatan itu dimanfaatkan June untuk menggeser tubuh Bobby sepenuhnya hingga terdengar suara gedebruk saat pantat Bobby menghantam lantai di bawahnya.
"sakit anjing!!" Bobby meringis dan hendak menendang June saat tiba-tiba saja sebuah jeweran menarik telinga pemuda itu hingga ia meringis dan berteriak minta ampun.
"e e ehh ampun iya ampun astaga chagi kok aku yang dijewer sih?!"
"rasain! Makanya mau makan tuh berdoa bukan berantem!" seru Jisya tanpa melepas jewerannya dari telinga Bobby.
"si June yang duluan yang! Astaga sakit yang lepasin dulu doong!"
"seenggaknya June bantuin aku masak walaupun cuma naburin bubuk cabe! Nggak kaya kamu yang kerjaannya molor mulu!"
June tertawa bangga saat itu juga.
"iya, iya! Ampun yang lepasinn!!"
Ketiganya seakan makan di tengah perang dingin di antartika. June dan Bobby saling melempar tatapan sengit sedangkan Jisya berkali-kali menyipitkan mata memerhatikan mereka berdua kalau-kalau berdebat lagi seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Perfect Rose - I got her [JUNROS]
Teen Fiction[COMPLETED] "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet." - William Shakespeare (was Dear Roseanne) A June x Rose fan(teen)fiction -NON BAKU- Dear Roseanne start : 080218 @delareine