Tadinya, gadis bermarga Abiandra itu ingin langsung pulang ke rumah saja seusai Ujian Tengah Semester hari ini berakhir. Berhubung, ia tak punya janji dengan siapapun dan juga karena tubuhnya yang sudah merengek minta diistirahatkan.
Gadis itu menyelempangkan tasnya setelah membereskan barang-barangnya dan berjalan santai ke arah pintu kelas. Tanpa berpamitan kepada siapapun, seperti biasa, karena tidak ada yang peduli gadis itu akan pulang atau tidak. Semua orang yang mengenalnya setuju kalau gadis ini tipe mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang-kuliah pulang. Kalaupun tidak langsung pulang ke rumah, ia hanya akan mampir ke perpustakaan atau jalan-jalan sebentar dengan dua orang yang berpotensi bisa jalan-jalan dengannya. Siapa lagi kalau bukan Lisa atau Jeffrey.
Rose berhenti setelah beberapa langkah menginjakkan kakinya di luar kelas, hendak berbelok ke koridor sebelah kiri. Bukan karena lupa jalan pulang, melainkan karena pemuda itu kini menghadang akses jalannya dengan senyum termanis terukir di wajahnya. Gadis manapun pasti akan meleleh melihat pesona si pemegang jabatan tertinggi di organisasi eksekutif di kampusnya ini. Namun tidak lagi dengan gadis itu.
Semula, Rose memang dibuat ambyar karena hari ini Jeffrey berpenampilan kasual dengan sweater peach polos yang digulung hingga siku, dan jeans hitam favoritnya. Ditambah rambutnya yang sehitam malam tertata rapi dengan sebagian anak rambut jatuh di depan dahinya. Ditambah senyum manis yang menampakkan lesung pipi yang membuat gadis manapun lemah dibuatnya. Tapi Rose masih dapat mengendalikan dirinya. Pertengkarannya dengan Jeffrey kemarin belum ia anggap selesai. Karena biar bagaimanapun, mereka belum menemukan jalan keluar.
"ngapain kamu di sini?" sebaris kalimat bernada ketus terlontar dari bibir berpoles liptint pink itu.
Si pemuda memiringkan wajahnya, menatap gadisnya yang terlihat sekali menghindari tatapannya. "mau jemput kamu, lah. Emang apa lagi?" sahutnya santai.
Rose membuang muka. Menghembuskan napas keras-keras. "emangnya kamu ngga sibuk?"
Pemuda itu mengulum bibir sejenak. Sebelum akhirnya menggeleng walau sedikit ragu. "enggak,"
Gadis itu diam, mengatupkan bibir dan menatap Jeffrey ragu-ragu. Hingga kekehan pelan Jeffrey terdengar diikuti sentuhan tangannya di antara jemari gadis itu. Sempat tersentak, namun Rose kembali berusaha mengendalikan diri.
"mau langsung pulang, atau makan dulu?" tanya Jeffrey sembari melangkah pelan, diikuti Rose yang melangkah ragu di sampingnya. Jemari mereka masih bertautan. Rose diam tak menjawab.
"aku anggap itu sebagai 'makan dulu'," sela Jeffrey sebelum Rose sempat menjawab. Gadis itu menyentakkan napas.
"aku mau langsung pulang,"
"kenapa tadi nggak jawab?"
"ya kamu kecepetan langsung ngambil keputusan aja,"
Jeffrey tertawa kecil. "ternyata kamu makin lemot ya,"
"enggak lucu," Rose berdecak.
"jadi masih ngambek aja nih?"
"aku nggak ngambek,"
"berarti kita udah baikan?"
"ng.. belum sih,"
"loh tadi katanya nggak ngambek?"
"ck, tau ah aku masih kesel sama kamu,"
"kesel terus. maaf ya, sayang," Jeffrey menghentikan langkahnya di ujung koridor dan memutar tubuhnya ke kanan menghadap gadis itu. Secara otomatis, Rose turut memutar tubuhnya ke kiri hingga kini mereka berdiri berhadapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Perfect Rose - I got her [JUNROS]
Fiksi Remaja[COMPLETED] "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet." - William Shakespeare (was Dear Roseanne) A June x Rose fan(teen)fiction -NON BAKU- Dear Roseanne start : 080218 @delareine