JUNE menegak gelas keempatnya dan menaruh nya dengan kasar di atas meja bar. Ia bartender yang jarang sekali benar-benar menjadi bartender. Justru malah dia yang sering menghabiskan setiap minuman di club ini.
Pemuda itu menidurkan kepalanya di atas meja bar. Moodnya sedang hilang hari ini karena tadi pagi secara tak sengaja melihat gadis yang sudah beberapa hari ini memenuhi kepalanya sedang berpelukan dengan lelaki jangkung di depan gedung fakultas saat ia mengantar Jisya. Dan itu bukan kekasih si gadis. June tidak tahu siapa. Dan June tidak tahu sejak kapan ia jadi peduli pada gadis itu. Ia juga tidak tahu sejak kapan ia jadi ditakdirkan sering melihat gadis itu.
Seorang gadis duduk tepat di sebelah June dan mengeluarkan suaranya untuk memesan sesuatu pada bartender. June langsung menegak mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.
"Charen?" gumam June pada gadis cantik yang kini mengernyit dan menoleh ke arahnya.
"Loh, June?" gadis itu terlihat sedikit panik seolah tertangkap basah sedang melakukan suatu kejahatan.
"Charen? Lo beneran Charen kan? Charenina?" June mencoba melebarkan matanya dan memperhatikan gadis di hadapannya lekat-lekat.
"i-iya, gue Charen, temen SMA lo," gadis itu akhirnya tersenyum manis dan berusaha menguasai ekspresi wajahnya di depan June. Masa lalunya.
"lo ngapain ke sini? Nggak baik lo ke tempat kayak gini," June meraih lengan Charen hendak membawa gadis itu ke luar. Tapi Charen menepis tangan June dengan lembut. Senyum malaikatnya kembali ia sunggingkan.
"nggakpapa. Gue lagi butuh sedikit pengalihan," kata gadis itu pelan. June masih mengernyit tak percaya gadis seperti Charen mengunjungi tempat yang banyak dibenci orang seperti ini. Setahunya, saat SMA dulu Charen adalah gadis baik-baik yang selalu menebar aura positif. Ia wakil ketua OSIS yang punya banyak penggemar dari berbagai kalangan. Kebaikannya bahkan membuatnya kadang sering dimanfaatkan orang lain.
"lo heran ya gue ke sini?" tanya gadis itu setelah meneguk sedikit minumannya, lalu menghadapkan tubuhnya pada June.
"hm. Lo.. lagi ada masalah?" tanya June hati-hati. Charen tersenyum tipis. "gue cuma capek,"
"kenapa?"
"suka sama orang secara diem-diem itu, capek," lirihnya tanpa menghilangkan senyum tipis di wajah cantiknya. Senyum yang dulu selalu membuat hati June melemah.
"terus? Kenapa nggak bilang?"
Charen terkekeh. "oh iya gue lupa. Lo kan nggak pernah pake hati ya kalo pacaran. Jadi pasti lo nggak pernah suka sama orang,"
Gue pernah, Ren. Sama lo dulu.
"kalo pake hati cuma bisa bikin lo sesakit ini, ngapain terus dipaksain?" June tersenyum miring.
"gue nggak tau. Ah-kayaknya kita lupain aja soal ini," June mengangguk saja mengiyakan.
"ohiya gimana, Jun? kuliah lo? Gue denger lo-"
"gue DO tahun lalu,"
"ah.. maaf. Gue denger dari Jeffrey," kata Charen merasa agak bersalah membahas masalah itu dengan June. Pemuda itu tersenyum kecut. Ia tahu betul siapa Jeffrey yang dimaksud Charen.
"gue paham, Ren. Lain kalo lo harus coba buka hati buat orang lain selain dia. Kalo lo kelamaan kayak gini, yang ada hati lo bisa rusak, Ren," June meracau tidak jelas membuat Charen mengernyit.
"lo ngelantur ya Jun? makanya jangan kebanyakan minum," Charen terkekeh dan memukul kepala June pelan. June ikut terkekeh pelan, tak menanggapi ucapan Charen. Padahal ia sedang sangat-sangat sadar. Ia sadar dengan apa yang ia katakan dan ia paham betul maksud dia dalam kalimatnya menunjuk pada siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Perfect Rose - I got her [JUNROS]
Teen Fiction[COMPLETED] "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet." - William Shakespeare (was Dear Roseanne) A June x Rose fan(teen)fiction -NON BAKU- Dear Roseanne start : 080218 @delareine