1.First Encounter

18.6K 1.5K 69
                                    


Aku tidak tahu apa yang dipikirkan orang tuaku, kenapa mereka memakai cara kuno bernama perjodohan untuk membuat ku menikah dengan pemuda pilihan mereka.

"Dia itu Jeon Jungkook putra tunggal keluarga Jeon, pemilik JK corp"

Whatever lalu kenapa kalau dia putra tunggal pemilik JK corp.

Aku Lalice Choi putri tunggal pemilik rumah sakit swasta Heaven Hope.

"Eomma, apa aku harus melakukan ini?" tanyaku lagi sesaat sebelum kami pergi untuk makan malam dengan keluarga Jeon.

"Tentu saja Lisa" ucap eommaku tegas, tidak ada keraguan sedikitpun di nada bicaranya.

Oh seriously,

"Tapi eomma, aku bisa cari pasangan ku sendiri, eomma ingin menantu seperti apa, pengusaha, dokter, atlet baseball, musisi atau..."

"Tutup mulutmu Lalice, jangan berani tunjukkan sikap burukmu di depan eomma"

Aku melotot mendengar ucapan eomma, sikap buruk katanya, astaga eomma itu kasar sekali.

"Jaga sikapmu, keluarga Jeon tahu bahwa kau adalah gadis baik-baik, bukan gadis yang suka gonta-ganti pacar"

Aku bersungut, kejam sekali mulut orang yang telah melahirkan ku itu. Aku kan memang gadis baik-baik, aku hanya gonta-ganti pacar demi mendapatkan yang terbaik.

Aku harus selektif, pria-pria di luar sana itu banyak sekali yang berbahaya. Jika tidak hati-hati kedepannya hidupku bisa kacau.

Toh setahun belakangan aku hanya mengencani satu pria hingga sekarang.

Aku tidak bisa menang mendebat ibuku, jadi aku tidak bisa mengelak makan malam ini, ku ikuti saja kemauan ayah dan ibuku untuk pergi.

Lagipula aku juga perlu tahu bagaimana bentuknya Jeon Jungkook.

Pemuda seperti apa yang mau-maunya dijodohkan. Pasti dia sama sekali tak menarik sehingga saat mendengar kata perjodohan ia langsung setuju dan tidak menolaknya.

JK Hotel, tempat ini bakal jadi milik pemuda Jeon itu kan. Hotel terbesar di Seoul, yang dalamnya memiliki banyak sekali fasilitas mewah dan nomor satu.

"Selamat datang Choi Seunghyun" keluarga Jeon menyambut kami dengan senyum yang merekah.

Oh tuan Jeon ini cukup good looking juga, dan wanita yang seusia ibuku itu pasti nyonya Jeon, beliau cantik.

Melihat sepasang suami istri itu aku jadi makin penasaran bagaimana rupa Jeon Jungkook.

Saat mataku menilisik diantara mereka, aku menemukan sosok pemuda yang tengah berdiri di samping nyonya Jeon.

Beberapa saat aku terpaku, kurasa itu pasti Jeon Jungkook tapi....



tapi kenapa dia tampan.

"Ini pasti Lalice?" tanya nyonya Jeon saat kami sudah sangat dekat dengan meja makan.

"Iya ini Lalice" jawab ibuku, sedangkan aku hanya tersenyum dan membungkuk.

"Cantik dan manis" pujinya sambil mengusap lenganku dengan lembut.

Aku kembali tersenyum semanis mungkin "terima kasih " ucapku sok malu-malu.

Padahal dipuji cantik itu sudah makanan sehari-hari ku.

"Duduklah Choi Seunghyun, kakak ipar" tuan Jeon mempersilahkan kami duduk.

Aku duduk diapit ayah dan ibuku dan posisiku tepat sekali di depan Jungkook.

Pemuda itu menatapku sekilas tanpa senyum.

Obrolan santai dimulai. Aku lebih banyak diam dan Jungkook juga begitu hanya sesekali bicara kalau ditanya, obrolan mereka sungguh membosankan seputar karir, pekerjaan, bisnis.

Makan malam sudah usai, orang tuaku dan orang tua Jungkook ngobrol santai di ruangan VIP dan aku memilih mengajak Jungkook pergi keluar.

Aku ingin melakukan pembicaraan penting dengannya.

"Kau serius menerima perjodohan ini?" Tanyaku saat kami tiba di depan kolam ikan di tengah taman.

"Ya" jawabnya singkat.

"Kau serius?"

"Sudah kubilang iya bukan?"

Aku mendengus

"Kenapa?? Maksudku ayolah kau masih muda, punya wajah yang lumayan dan kaya, kau bisa dapatkan gadis manapun yang kau inginkan"

"Aku tidak menginginkan gadis manapun"

Aku melotot, jawaban macam apa itu. Hey Jeon Jungkook harusnya kau bilang "kau benar Lalice" batinku bermonolog.

"Aku serius Jungkook-ssi"

"Aku juga tidak bercanda Lisa-ssi"

Ya Tuhan aku mulai kesal, ternyata Jeon Jungkook ini menyebalkan.

"Dengar" kutarik tubuhnya mendekat padaku "aku punya kekasih tuan muda Jeon, dan kau tahu aku sangat mencintainya" ia menatapku seperti terlihat penasaran, yes kurasa awal yang baik untuk bernegosiasi,

"aku ingin menikah dengannya, tapi perjodohan ini secara sepihak menggagalkan keinginanku, jadi bagaimana kalau kita katakan kita tidak setuju menikah. Orang tua bisa apa kalau kedua belah pihak tidak setuju. Bagaimana, hmm?"

"Kau mencintainya?" tanyanya dengan mimik lebih serius dari sebelumnya, sementara aku mengangguk mantap sebagai jawaban.

"Kalau begitu katakan pada orang tuamu, buat mereka membatalkan perjodohan" lanjutnya dengan begitu santai seperti tanpa beban.

"YA!" Aku berteriak tepat di depannya, kemudian kutarik napas dalam untuk memenangkan diriku sendiri.

Berhadapan dengan Jeon Jungkook ternyata butuh banyak energi.

"Jungkook-ssi selama kau masih setuju dengan perjodohan ini orang tuaku tak kan mendengar apapun yang kukatakan"

"Kalau kau mencintainya perjuangan kan" ucapnya cuek sambil memasukkan kedua tangan di saku celananya.

"Lagipula" dengan tiba-tiba ia mendekatkan wajahnya padaku memangkas jarak diantara kami.

Tentu saja itu membuat ku kaget bahkan jantungku berdebar, Jeon sialan jaraknya terlalu dekat, bahkan aku bisa merasakan hembusan napasnya, dan aroma tubuhnya itu membuat darahku mendesir.

"Aku sudah memutuskan untuk menikah denganmu" ia berbisik ditelinga ku membuat saraf-sarafku sedikit menegang.

Kakacauan yang kurasakan dalam diriku membuatku lupa caranya bernapas. Benar-benar Jeon Jungkook bisanya melakukan ini.

Beruntung tidak lama, ia segera manjauhkan dirinya dan aku bisa bernapas secara normal kembali.

Ia berjalan melewati ku setelah sebelumnya memberikan smirk yang menyebalkan.

"Ayo masuk, orang tua kita pasti menunggu" ucapnya sambil melenggang pergi.

Ah sial Jeon Jungkook, aku mengutuki pemuda itu, diam-diam kuraba pipiku yang menghangat.

Tidak merah kan, semoga tidak.

To be Continued...

Jangan lupa tekan ⭐komen juga boleh. 😂

Fyi: cerita bakal di private acak, jadi bisa follow dulu sebelum baca. 🙇

Married [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang