26. Lunch Time

7K 607 28
                                    

LISA's POV



"Ayo ceritakan!" rengek Rose persis seperti bocah 5 tahun yang minta di dongengi oleh ibunya.

Namun aku tak perduli, atau lebih tepatnya pura-pura tak perduli yang kulakukan hanya mengabaikan dia sembari menikmati es kopiku.

Sudah hampir 20 menit lamanya sejak kita bertemu Chaeng terus merengek untuk di ceritakan tentang honeymoon ku dengan Jungkook.

Sebenarnya risih juga mendegar ocehannya terlebih kalau dia sudah bergelayut manja di lenganku uuh rasanya ingin sekali ku lempar gadis Park ini ke kandang gorila.

Mungkin disana ia bisa bergelayut pada ibu gorila.

"Dia tak kan cerita Chaeng" seru Jisoo yang kusambut dengan senyuman.

"Pasti telah terjadi sesuatu" Jisoo tersenyum nakal sembari menggerakkan jari tangan kiri dan kanannya membentuk tanda kutip.

Mataku memicing melirik Jisoo, namun belum kusudahi menikmati es kopi. Sengaja memang.

Chaeyoung tersenyum creepy, membuat alisku naik lalu dengan mata yang berbinar ia berseru.

"Bagaimana eum eum" ia menyenggol lenganku dengan lengannya lalu alisnya naik turun, ia terlihat mengerikan.

"Apa?" tanyaku pura-pura bodoh.

"Jungkook bagaimana? Apa dia sekuat posturnya? Kalian pakai gaya apa? Woman on top, doggie style atau... "

Buru-buru kusumpal mulut Rose dengan sesendok penuh cake sampai-sampai ia terkejut hingga hampir tersedak. Mulutnya itu kalau sudah bicara susah di kontrol.

"Yaa!!" protesnya dengan mata melotot

Sementara Jisoo hanya cengengesan menatap tingkah kami. Dia memang benar-benar provokator.

"Aku hampir tersedak Lice kau jahat sekali" masih kesal, Rose tetap mengoceh meski sudah menghabiskan cake di mulutnya serta meneguk jusnya.

"Siapa suruh kau bicara terus" kataku tak bersalah.

"Aku kan penasaran, ish" Chaeyoung menggerakkan tangannya membuat gesture seakan ingin mencakar ku, tapi aku justru tertawa melihatnya. Dia menggemaskan.

"Baiklah baiklah" kataku kemudian kedua sahabat di depanku menjadi sangat antusias dan memfokuskan pandangan serta pendengaran mereka padaku.

"Dia sangat manis dan gentleman" kututup kalimatku dengan sebuah senyum lalu segera menyedot kembali es kopiku.

Chaeyoung dan Jisoo tampak bingung, pastinya mereka mengharapkan sebuah cerita yang panjang serta erotis tapi ternyata aku hanya mengatakan kalimat yang justru membuat keduanya semakin penasaran.

"Begitu saja?"

"Lanjutkan!"

"Sudah cukup segitu saja, sisanya kalian tebak sendiri" kataku dengan senyum jahil, dan kedua sahabat ku secara kompak melakukan protes, tapi itu tak meluluhkan diriku, justru kunikmati rengekan dan ocehan mereka, mungkin karena aku sedang merasa senang jadi apapun yang kulihat atau kudengar semuanya terasa menyenangkan.

"Ayolah jangan pelit Lice, nanti aku ceritakan juga saat aku dengan June" Rose mencoba bernego denganku, tapi hanya kutanggapi dengan cebikan. Gadis itu siap mengomel namun ponselnya tiba-tiba berdering.

Aku dan Jisoo menatap ke arah Chaeyoung, dan gadis membulatkan mata, "oh panjang umur sekali baru juga di sebut"

"Halo, sayang!" sapa Chaeng saat menyangkat telepon dari June sang kekasih.

Married [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang