20. Hal baik

8.9K 874 93
                                    

Aroma sedap dari sup ayam telah menyebar ke seluruh sudut ruang makan. Dengan balutan kemeja rapinya Jungkook tampak menaruh sendok di samping mangkuk.

Kuberjalan pelan menuju meja makan kemudian duduk di tempatku biasa menikmati sarapan dengan sedikit sisa pening di kepala

Jungkook melirikku sekilas saat menyadari kedatanganku, tanpa bicara sepatah katapun ia langsung duduk di tempatnya.

Kelihatannya hubungan kami masih belum berjalan baik setelah semalam.


Tidak itu tidak benar.

Pagi tadi Jungkook menaruh segelas teh hangat di nakas, kemudian dengan hati-hati ia mengecek tidurku namun entah kenapa aku justru terbangun karenanya.

Tidak ada obrolan serius diantar kami, ia hanya mengacak pelan rambutku sembari menyuruhku meminum teh buatannya dan segera berjalan keluar kamar.

Bagiku itu sedikit mengejutkan karena Jungkook terkesan perhatian, terlebih setelah aku selesai membersihkan diri sarapan sudah tersaji dengan rapi di meja makan.

Bukan kah itu manis?

Belum banyak yang berubah, lagipula hari masih terlalu dini. Tapi yang jelas ada beberapa hal yang mulai berbeda dan itu dalam artian yang baik sehingga aku pun menikmatinya.

Meski begitu, kami berdua masih butuh bicara serius tentang ini. Setidaknya sebuah pembicaraan dimana aku dan Jungkook sama-sama sadar dan tidak dibawah pengaruh alkohol atau perasaan tertekan.

Kunikmati sup ayam buatan Jungkook yang baunya sudah menggoda indera penciuman ku sejak tadi. Tak salah lagi masakan pemuda itu memang selalu enak dan membuatku lahap ketika memakannya.

Kudongakkan kepala saat terdengar suara samar kikikan Jungkook. Dengan bibir manyun kutatap pemuda itu dengan wajah tak mengerti.

"Ada yang aneh?" tanyaku.

Namun pemuda itu menggeleng.

"Mulutku belepotan?" tanganku langsung meraih tissue kemudian mengelap area mulutku dengan merata.

"Tidak ada apa-apa di wajahmu, aku hanya merasa senang saja melihat kau makan dengan lahap"

Mataku memicing namun kurasakan pipiku menghangat.

"Tapi kenapa tawamu seperti mengejek?" protesku merasa tak terima karena tawa Jungkook terdengar seperti ledekan di telingaku.

"Tidak tuh" jawabnya santai

"Tapi kedengarannya begitu" aku masih ngotot berusaha mencari pembenaran untuk diriku sendiri.

"Berarti telingamu yang bermasalah"

Bibirku kembali manyun, "kenapa malah menyalahkan telingaku, jelas-jelas kudengar itu kikikan Jungkook, itu ejekan.. " ucapku masih tak terima.

"Sudah sudah...aaaa____" Jungkook menyodorkan sesendok sup tepat ke depan mulutku. Tapi bibir manyunku tak segera terbuka sampai akhirnya Jungkook menempelkan sendoknya ke bibirku dan memberikannya dorongan kecil, mau tak mau ku membuka mulut.

"Nah anak pintar" Jungkook mengacak rambutku.

"Aish," gerutuku sembari merapikan rambut. Bukan karena kesal, sungguh aku hanya ingin menyembunyikan perasaan senang yang tiba-tiba menghampiri ku.

"Aku serius Lice" ku angkat wajah ku dan menatap Jungkook, "senang saat kau menikmati masakanku" katanya yang entah kenapa justru terdengar seperti pujian dan membuatku tersanjung.

Aku tersenyum kecil.

"Aku fans dari masakanmu tuan Jeon"

Jungkook mencebik seperti berpikir bahwa omonganku hanyalah bualan semata.

Married [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang