12.ㅡㅡㅡㅡ

8.9K 828 74
                                    

"Mau diapakan lukisan-lukisan itu?" tanya Chaeyoung saat melihatku menata ulang semua lukisan yang sudah kubuat.

Hari ini aku memang sengaja ingin merapikan studio lukisku yang beberapa hari ku abaikan.

"Dirapikan saja"

Chaeyoung membulatkan bibirnya, lalu mengangkat sebuah lukisan bunga, "ini juga di letakkan disana?" dagunya menunjuk sebuah sudut dimana aku meletakkan beberapa lukisan lain.

Dan aku mengangguk sebagai jawaban.

"Kupikir aku bakal mengurangi kegiatan ku disini Chaeng"

Chaeyoung menatapku heran, "waeyo?"

"Sepertinya aku akan belajar bisnis" kutepukkan kedua tanganku yang tertempel debu dari lukisan tua yang lama tak terjamah.

"Mengurus rumah sakit?"

Aku menggeleng, "Kau ingat desain baju yang ku gambar?"

Chaeng mengangguk lucu.

"Aku ingin merealisasikannya"

Aku duduk lalu meminum jus kemasan yang tadi kubeli sewaktu berangkat kemari dan Chaeng mengekor lalu melakukan hal yang sama.

"Mau buka clothing line?"

Aku mengangguk.

"Kupikir mau belajar menjalankan rumah sakit"

Kali ini aku menggeleng, entah kenapa aku kurang tertarik dengan rumah sakit. Padahal kan aku anak satu-satunya di keluarga. Yang mau tidak mau akan menjadi pewarisnya. Tapi sampai sekarang aku belum tertarik, bahkan ketika ayahku terus mendesakku untuk belajar.

Kami terdiam beberapa saat menikmati jus kemasan sambil memainkan ponsel. Hingga Chaeyoung berseru.

"Lice mau makan siang bersama, aku tau tempat yang Bagus baru buka 2 minggu yang lalu"

"Aku tidak bisa Chaeng, ada janji" mataku masih belum lepas dari ponsel di tanganku.

"Janji, dengan Jungkook?"

Kutatap Chaeng lalu menggeleng.

"Ten" jawabku.

Chaeyoung membulatkan matanya, "kau masih berhubungan dengannya?"

"Yup"

"Woah woah Lisa kau sungguh__lalu Jungkook bagaimana?" bisa kulihat rasa penasaran Chaeyoung dari tatapan matanya.

"Dia, kenapa memang dengannya?"

"Apa dia tidak keberatan atau semacamnya begitu, dia kan suamimu" Chaeng menggeser duduknya jadi menempel denganku, seolah-olah ingin bicara secara pribadi dan tidak mau sampai orang lain mendengarnya.

Padahal disini cuma ada kami berdua.

Aku menggeleng sambil mengingat-ingat sikap Jungkook padaku kurang lebih sebulan ini.

"Dia tidak keberatan"

"Heol" Chaeyoung membulatkan bibirnya terkejut, "Bisa begitu" gadis itu terlihat bingung dengan wajah polosnya yang menggemaskan.

"Tentu saja bisa, kami tidak saling mencintai Chaeng, tidak ada ikatan perasaan diantara aku dan dia. Jadi kenapa harus saling keberatan, toh dia sendiri yang bilang kalau pernikahan kami hanyalah status tidak ada yang berubah setelahnya." jelasku panjang lebar, tapi kelihatannya malah membuat Chaeyoung makin bingung.

"Aku tidak mengerti," gumamnya lirih kemudian kembali meminum jusnya.

Kuputar bola mataku malas, sebenarnya aku paham ini sulit diterima, tapi Chaeyoung ini sahabatku harusya dia lebih mudah mengerti.

Married [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang