Pagi ini setelah menyelesaikan sarapan kamiㅡyang sebenarnya agak telat karena aku dan Jungkook bangun kesiangan, kuputuskan untuk pergi ke rumah Tenㅡ setelah sebelumnya mampir ke supermarket berbelanja bahan makanan untuknya.
Masih seperti semalam aku pergi bersama Jungkook. Awalnya aku berniat pergi sendiri tapi mengingat aku dan Jungkook adalah sepasang pengantin baru, maka rasanya akan aneh kalau kami sudah pergi sendiri-sendiri.
Walaupun kami menikah tanpa dasar perasaan, tapi aku dan Jungkook masih menjaga perasaan kedua orang tua kami. Mereka akan khawatir dan kepikiran kalau melihat anak-anaknya seperti tidak akur.
"Telepon aku jika kau akan pulang" ucap Jungkook saat ku bersiap meninggalkan mobil.
"Untuk apa?" tanyaku polos.
"Kita pergi bersama tentu saja harus pulang bersama, pintar" ucapnya sarkas sambil memutar bola matanya malas.
Kutarik sudut bibir kananku sambil menatapnya jengah. Meski semalam ia sudah berbuat baik padaku tapi pemuda di sebelahku ini tetaplah Jeon Jungkook yang suka bicara seenaknya.
"Baiklah, aku pergi" pamitku sembari mengambil belanjaanku di jok belakang.
Jungkook tidak menjawab hanya menggeram tanpa perduli dengan tingkahku.
Ku lirik mobil Jungkook yang melaju meninggalkan area apartemen, ada sedikit rasa penasaran tentang kemana dia pergi dan apa yang bakal di lakukannya.
Tapi tidak tahu kenapa aku tak berniat bertanya, aku tidak terlalu perduli, lagipula urusannya bukanlah urusanku.
Kulangkahkan kaki meninggalkan elevator setelah tiba di lantai 12. Dengan sedikit deg-degan ku masukkan kode pintu rumah Ten.
Aku masih hapal berapa angkanya karena dulu aku sering sekali datang ke tempat ini.
Mataku melebar saat kudapati Ten tengah duduk bersila menghadap televisi yang menyala, tapi kemudian aku tersenyum.
"Kau sudah bangun?" tanyaku sambil melepas sepatu.
Namun Ten tidak menjawab pandangannya masih fokus ke arah TV.
Kudekati pemuda itu tapi kemudian aku terkejut saat melihat bir di tangannya.
Minum lagi, bahkan aku yakin hangovernya belum sepenuhnya hilang.
"Kau minum lagi, mabukmu saja belum hilang" kataku lagi
Tapi Ten masih tak menjawab, ia justru sibuk menghabiskan bir kalengnya sambil menatap lurus, seolah-olah tidak ada orang lain di sekitarnya.
Kuhela napas dalam kemudian mendekatinya, tanganku hampir menyentuh bahunya, tapi Ten lebih dulu berdiri dan melangkah meninggalkan ku.
Aku terkejut tentu saja.
"Ten__" gumamku memanggil namanya, tapi pemuda itu bergeming, tetap berjalan menuju kamar lalu membanting pintu kuat-kuat hingga membuatku berjingkat.
Sial, bagaimana kalau aku jantungan.
Kumendengus sedih, ada rasa kecewa menjangkiti hatiku. Kemudian dengan langkah berat ku arahkan kakiku menuju dapur sambil menenteng plastik belanjaan.
Aku memikirkan sikap Ten barusan, kenapa dia seperti itu. Tapi detik berikutnya ku tersenyum miring.
Dasar bodoh, memangnya apa yang kuinginkan, Ten menyambut ku dengan senyuman, memelukku lalu memberikan ciuman selamat pagi setelah semua yang terjadi, jangan mimpi Lisa.
Kuhela napas panjang berusaha mengabaikan pemikiran ku dan mulai sibuk menyiapkan bahan membuat sup.
Hari ini aku berniat membuatkan sup ayam untuk Ten. Selain untuk menghilangkan hangover, kupikir pemuda itu tidak makan dengan baik belakangan iniㅡbuktinya kulkasnya kosong saat semalam ku cek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married [✔]
FanfictionLisa menolak perjodohan dengan Jungkook, tapi pemuda itu justru menerimanya seperti tanpa beban. 25/02/2018-?????