2.Negotiate

13.7K 1.3K 28
                                    

Aku mengekori Jungkook yang berjalan menuju ruangan tempat orang tua kami mengobrol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku mengekori Jungkook yang berjalan menuju ruangan tempat orang tua kami mengobrol.

Sepanjang jalan otakku tak berhenti bekerja. Aku memaksanya berpikir, mencari alasan atau apa saja yang mungkin bisa menunda atau bahkan mengehentikan perjodohan ini.

Aku tidak ingin menikah dengan cara seperti ini. Impianku adalah menikahi orang yang kusayangi dan menyayangiku.

Meskipun Jungkook hampir mendekati kata sempurna sebagai seorang pria, tapi hatiku sudah milik orang lain.

Dan aku menginginkan orang itu yang akan berjalan bersamaku di altar.

Jadi sebaiknya aku menemukan cara sebelum semuanya berjalan terlalu jauh.

Tapi biarpun begitu mencari alasan bukan hal yang mudah, buktinya sampai kami tiba dan duduk diantara kedua orang tua kami, belum ada satupun ide cemerlang yang muncul di otakku.

Aku diserang rasa khawatir, kalau begini terus aku dalam bahaya.

"Jadi bagaimana kalau pernikahan dipercepat"

Saran Tuan Jeon yang membuat ku melotot.

"Tentu, lebih cepat lebih baik" sahut ayah yang terlihat sangat setuju dengan ide itu.

Setelah nya dua pasang orang tua itu mulai terhanyut dalam obrolan yang menggebu.

Orang tua Jungkook dan orang tuaku sangat bersemangat melempar ide dan gagasan masing-masing tentang acara pertunangan.

Apa tema yang yang akan dipakai, tempat yang akan digunakan, kemudian makanan yang disuguhkan, bahkan siapa saja yang akan diundang.

Sementara aku mendadak diserang rasa gelisah saat mendengar obrolan mereka.

Pernikahan dipercepat katanya, konyol sekali kan, aku bahkan hanya tahu nama dari calon suamiku.

"Tapi..." bibirku bergetar saat ku paksa untuk buka suara.

Seketika orang-orang di ruang ini menujukan tatapannya padaku.

"Lalice!" ibuku menegur dengan suara lirih namun ditekan sambil menatap tajam padaku. Tatapan ibu sudah seperti samurai yang siap memenggal kepala ku kapan saja.

"Ada apa Lisa?" Nyonya Jeon bertanya dengan lembut, cara beliau menatap ku beda sekali dengan ibuku. Aku merasa sedikit lega saat melihat tatapan teduhnya.

"Apa tidak sebaiknya aku dan Jungkook oppa saling mengenal lebih dulu" mulutku seketika pahit, barusan kubilang Jungkook oppa.

Ke empat orang tua itu tidak menjawab hanya saling tatap kemudian secara kompak mengalihkan pandangannya padaku, raut wajah mereka terlihat bingung, bahkan si Jeon menyebalkan itu juga ikut menatap ku.

Kupikir mereka akan mengeroyokku sebentar lagi karena akulah satu-satunya orang yang menentang perjodohan ini.

"Bukannya akan sedikit canggung kalau langsung menikah tapi aku dan Jungkook oppa belum saling mengenal. Paling tidak aku perlu tahu apa yang oppa sukai dan apa yang tidak ia sukai" kataku sambil meremas ujung gaunku.

Married [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang