Sejak sidang istana usai, Lady Jisoo hanya diam menatap datar dua pemuda yang duduk menghadapnya.
Hoshi dan Woozi, dua kapten dari kementrian pertahanan itu terus menunduk ketika bola mata majikannya tak kunjung berpaling dari mereka.
Takut, mungkin. Pasalnya meskipun diam. Hoshi dan Woozi tau bahwa lady Jisoo sedang marah pada mereka.
Terbukti dengan lady Jisoo yang menyuruh mereka menghadapnya di puri tempat selir itu tinggal, tepat setelah sidang istana usai.
"Apa kalian yakin, penyerang itu dari organisasi posca??"
Lady Jisoo menganggkat sebelah alisnya.
"Jennie dan anak-anaknya mungkin terbebas dari kecurigaan orang istana. Tapi mereka, tidak bisa membohongiku"Ucapan dingin dari wanita tercantik milik raja itu memang tak diragukan lagi. Semua orang tau bahwa Jisoo adalah wanita tangguh yang mempunyai otak cerdas dan licik. karena kharismanya lah Hoshi dan Woozi bersedia mengabdi padanya.
"Mereka sama-sama dari klan Noir, pasti mereka masih mendapat dukungan dari organisasi busuk itu"
Lady Jisoo menampilkan smirknya didepan Hoshi dan Woozi yang masih diam sejak tadi."Lalu kenapa? Kalian dengan mudahnya percaya bahwa penyerang itu berasal dari organisasi posca? Kenapa kalian tidak melakukan penyiksaan berlanjut agar mereka benar-benar memberikan pengakuan yang sebenarnya? Eoh, apa kalian bodoh!"
Lady Jisoo mendelik, bermonolog memaki Hoshi dan Woozi.
"Aku kecewa, dua orang kapten bisa kalah dengan seorang gadis dari divisi pengawas saat menyampaikan argumen dipersidangan. Kakian berdua, sama-sama idiotnya dengan Seokmin dan seungkwan"
Hoshi dan Woozi saling pandang saat lady Jisoo menyebut nama dua rekannya di kementrian pertahanan.
Hoshi kemudian membungkuk menyampaikan rasa bersalahnya.
"Maafkan kami yang telah membuat anda kecewa, Nyonya"Jisoo hanya menyunggingkan bibir. Ia ingin lebih lama memaki Hoshi dan Woozi tapi acaranya itu sedikit terganggu dengan kehadiran Joshua yang mengetuk pintu ruangannya.
"Bibi, Boleh aku masuk??"
"Masuklah"
Kata Ijin dari Lady Jisoo membuat Hoshi dan Woozi sedikit merasa lepas dari ketegangan.Beberapa detik kemudian, ruangan itu terbuka, menampakkan putra dari perdana mentri Sehun. Joshua, sang keponakan lady Jisoo.
"Ada apa?"
Lady Jisoo menatap tanya pada Joshua yang tengah memberi hormat padanya."Maaf jika aku menganggu, bibi. Tapi Mingyu sedang............"
Joshua urung meneruskan kata-katanya. Sikapnya yang ragu untuk berbicara itu membuat Jisoo bisa menebak mengenai apa yang akan disampaikan Joshua. Apalagi ketika menyangkut nama Mingyu, putra kesayangannya itu.
Mata lady Jisoo memerah, menyiratkan raut kekesalan diwajahnya.
"Apa Mingyu membuat masalah lagi???"~ Insam Island ~
"Masalah gadis bernama Nichan itu, mudah."
"Kau harus merangkulnya ke kubumu agar kau mudah membunuhnya"Nayeon berkeliling istana sambil memikirkan kata-kata ibunya yang terus terngiang ditelinganya.
Hanyut dalam pikirannya Nayeon tak sadar bahwa ia sedang berpapasan dengan lady Jisoo yang juga melewati jalan yang sama dengannya. Tidak sendiri, Nayeon melihat Jisoo berjalan di ikuti oleh Hoshi dan Woozi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]
FanfictionBTS | Seventeen | EXO Bagaimana Jika kau terjebak dalam pulau misterius penuh rahasia bernama Insam-Do?? ----"Kau tidak akan keluar dari sini sebelum melihat satu persatu dari pangeran itu mati"---- Menceritakan tentang kamu yang melakukan perjalana...