Jimin mensedekapkan tangannya melihat Jungkook yang tengah mengusap rambutnya frustasi didalam ruang persediaan senjata.
"Hei Kook, kau ini sedang apa? Pasukan sudah berbaris. Kita ditunggu".
" Ya! Kau lihat?".
Jungkook menunjuk kearah letak persediaan anak panah.
"--- wonwoo menyuruh kita membunuh Nichan dan Yoongi. Sedang kita hanya dijatah sepuluh anak panah per orang. Kita tidak bisa membunuh mereka dalam jarak dekat. Harus dengan anak panah. Jika Nichan dan Yoongi mati dan mereka tau anak panah kita berkurang mereka akan mencurigai kita"." kenapa kau jadi penakut begitu?".
Jimin menatap remeh."Bukannya takut. Tapi kau juga tau jika keluar masuknya senjata sangat terorganisasi disini. Dan Seungcheol sangat menjaganya dengan ketat".
" tidak usah memikirkan senjata dan si bulumata badai itu".
Jimin menurunkan tangannya yang sebelumnya bersedekap dada.
"---- aku sudah meminta Junhui untuk mengirimkan anak panah untuk kita agar anak panah dari sini tetap utuh".Jungkook sedikit terhenyak mendengarnya.
" apa kau benar-benar berniat membunuh Nichan?".
"Menurutmu??".
Jungkook sedikit tak yakin menatap Jimin. Tapi sunggingan bibir Jimin setelah mengucapkan kata itu membuat Jungkook benar-benar tak bisa menebak apa yang akan dilakukan Jimin nantinya.
Sekarang, Jungkook hanya bisa berjalan mengikuti Jimin dari belakang. Meninggalkan ruang persediaan senjata menuju ke altar tempat barisan pasukan yang akan mencari Nichan berada.
" Kalian darimana saja. Waktu kita terulur hanya untuk menunggu kalian berdua".
Jeonghan yang sudah berada diatas Kuda sedikit masam melihat Jimin dan Jungkook yang baru datang.
"Maaf pangeran, kami sedang mempersiapkan senjata"
Sedikit menyesal Jungkook menundukkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia benar-benar meminta maaf karna kesalahannya yang membuat Jeonghan dan pasukannya menunggu.
Jiminpun ikut menunduk pula. Tapi saat dirinya kembali mengangkat kepala, pemuda itu dikejutkan dengan keberadaan pangeran lain selain Jeonghan.
"M-minggyu wangja?? Kenapa anda juga ada disini?".
Jungkook langsung menatap Mingyu ketika mendengar ungkapan keterkejutan Jimin.
Sedang dari atas kudanya, Mingyu menatap balik Jungkook dengan sinis.
" beraninya seorang cadet mengangkat wajahnya padaku? Cih. Sopan santun di Insam sudah tidak ada rupanya".
Jungkook hanya diam ketika Mingyu menyalahkanya. Bukannya takut tapi Jungkook hanya berfikir mengenai kata sopan santun yang barusan dilontarkan Mingyu. Bahkan Mingyu pernah melucuti ikat pinggang pita milik seorang gadis yang tidak ingin ditidurinya.
Jungkook ingin mengumpat tapi ia sadar diri dan masih menghargai Mingyu.
"Kami akan pergi mencari Nichan, pangeran Mingyu. Jika boleh bertanya untuk apa anda ikut rombongan yang akan mencari gadis yang tidak anda sukai".
Kali ini Taehyung yang angkat bicara. Tentu saja, Kakak dari Nichan itu sudah menaruh curiga dengan sikap Mingyu.
" untuk apa kau menyakan alasan seorang pangeran melakukan sesuatu?".
"--- apa perlu kujawab jika aku ikut karna khawatir pada Joshua hyung yang juga ikut rombongan ini?".Mingyu melirik Joshua sembari kembali menatap Taehyung.
"--- kau mau tanggung jawab jika Hyungku terluka seperti kemarin?".Ditempatnya Joshua kikuk karna merasa sikap Mingyu berlebihan. Joshua merasa seperti gadis yang harus dilindungi oleh pujaannya.
Terlebih lagi semua mata kapten tertuju padanya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]
FanfictionBTS | Seventeen | EXO Bagaimana Jika kau terjebak dalam pulau misterius penuh rahasia bernama Insam-Do?? ----"Kau tidak akan keluar dari sini sebelum melihat satu persatu dari pangeran itu mati"---- Menceritakan tentang kamu yang melakukan perjalana...