Misi

450 94 73
                                    

Yoongi memacu kudanya dengan cepat. Menembus kegelapan yang tercipta disekitar hutan. Tak mempedulikan kabut malam yang pekat, Yoongi tetap meneguhkan hati untuk melakukan perjalanan malam.

Kenyataan bahwa ke-10 kapten Insam tak bisa menemukan keberadaan Posca membuat Yoongi harus keluar dari istana untuk menemui 'seseorang' sendirian. Benar, Yoongi tak bisa berdiam diri ketika masalah di istananya belum terselesaikan. Tanpa melibatkan orang lain, Yoongi memutuskan untuk pergi seorang diri.

Tepat disebuah gubuk tua beratap jerami, Yoongi turun dari atas kudanya dan masuk kedalamnya. Ada seorang pria yang menyambutnya ketika Yoongi tiba. Setelah itu pria tersebut menuntun Yoongi untuk menemui seorang pemuda tampan yang sedang berbaring santai ditumpukan jerami.

"Tuan, Yoongi wangja datang".

Yoongi menatap mantap pada pemuda yang hanya meliriknya itu. Ini adalah pertemuan kedua Yoongi dengan kakaknya setelah mereka berpisah dalam waktu yang sangat lama. Yoongi juga tak sakit hati ketika Jin menyambut dingin kedatangannya.

"ada perlu apa kau mengirim pesan untuk menemuimu?".

Jin masih memejamkan matanya tak berniat untuk menatap Yoongi sebagai lawan bicaranya.

"Istana sedang terganggu dengan organisasi posca, hyungnim".

Jin yang tetap pada posisinya tersenyum sinis. "apa urusannya denganku". Ucapnya santai. "Kau datang kesini hanya untuk memberitahuku itu?".

"Tidak. Aku kesini untuk meminta bantuanmu. Hyungnim".
Yoongi mengatakannya dengan frontal tanpa keraguan sedikitpun.

Setelah itu Jin tertawa ringan.
"Kenapa aku harus membantumu? Itu tidak ada kaitannya denganku melainkan tanggung jawabmu, Yoongi".
"Atasi sendiri tanpaku".

Yoongi lantas menunduk. Ada rasa kecewa yang terselip dihatinya kala mendapat abaian dari kakaknya.
"Bagaimana aku bisa mengatasinya sendiri hyung, aku hanya sebuah bulu pelengkap sayap dari se-ekor elang. Tidak mungkin bulu elang dapat membunuh kumpulan gagak".

Jin langsung bangkit dari tidurnya sembari menatap Yoongi dengan pandangan ketertarikan.
"Wooaa, kiasanmu bagus juga. Kau cerdas. Aku suka. Kalau begitu kau harus benar-benar jadi raja".
"Namjoon, berangkatlah bersama Yoongi".
Jin mengisyaratkan Namjoon untuk mengikuti Yoongi dengan entengnya. Sedangkan dia sendiri justru kembali membaringkan tubuhnya sambil menggeliat.
"Hoaammh. Ngantuknya......".

Yoongi dan Namjoon sama-sama ternganga. Keduanya juga saling pandang dengan ekpresi bodoh.
"Padahal dia seharian ini sudah tidur".
Namjoon menyeletuk. Sedangkan Yoongi memandang pasrah kakaknya.

"Hyungnim, aku meminta bantuanmu untuk mencari markas Posca. Namjoon saja tidak akan cukup untuk menyerang tempat persembunyian mereka".

"Hey,hey,hey! Kau jangan meremehkan Namjon, anak muda".
Jin kembali bangkit.
"Asal kau tau saja, Namjoon itu pernah membunuh 30 tikus untukku".

Yoongi menatap Jin datar. Melihat ekspresi ketidaksukaan dari adiknya, Seokjin kemudian memasang tampang bodoh.
"Tikusnya membawa pedang lho".
Yoongi masih menatapnya datar.
"Bawa panahan juga". Jin menambahkan. Tapi adiknya itu tak kunjung merubah ekpresi dinginnya. Membuat Jin menghela nafas pasrah karna Yoongi tidak bisa diajak bercanda.

"Baiklah maksudku Namjoon pernah membunuh 30 orang centengnya kepala desa yang pernah kucuri makanannya. Namjoon menghabisi mereka sekaligus kau tau. Jadi jangan remehkan Namjoon. Aku 'kan tidak bisa apa-apa. Yang membunuh musuhku Namjoon semua ngomong-ngomong".
Jin melirik Namjoon sedangkan Namjoon hanya berdehem ria.

Yoongi masih menatap Jin tanpa ekspresi. "Hyungnim jangan bercanda. Aku tidak tau seberapa banyak jumlah anggota posca. Aku juga belum tau  markas posca. Hanya aku dan Namjoon itu tidak akan cukup".

INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang