Spesial Flash Back ( Born )

470 85 34
                                    


"Sekarang, apa kau ingin tau bagaimana cerita saat kau dan Jeonghan dilahirkan oleh lalisa?? Putri Nichan Domain???".


~ Insam Island ~



인삼 Insam-do, 1371

Jisoo menatap datar Tzuyu yang duduk di depannya sambil terus mematri senyumnya.

Muak dengan senyum yang terus saja diperlihatkan Tzuyu, Jisoo sebenarnya ingin mengumpat jika saja pelayannya tidak datang dengan tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Nyonyaa..".
"Nyonyaa..".

Jisoo bergegas mengalihkan pandangannya.
"Ada apa?".

"Nyonya Lalisa melahirkan seorang putri lima menit setelah melahirkan seorang pangeran".

Sontak Jisoo dan Tzuyu berdiri dari posisi duduknya.

"Benar bukan, ramalanku tak pernah meleset".
Tzuyu menatap menang kearah Jisoo yang terlihat kesal padanya.

"Bunuh saja anak perempuan yang dilahirkan Lalisa sekarang jika kau mau pangeran Mingyu selamat".
Tambah Tzuyu.

"Kenapa aku harus menuruti perintahmu ha??".

"Bukankah anda selalu menuruti apa yang aku ucapkan?".
"Nyonya Jisoo, Bahkan anda membuang dan melenyapkan putra kedua anda setelah aku mengatakan pangeran itu akan menjadi pembunuh berdarah dingin yang akan menghabisi saudaranya".

Jisoo semakin geram dengan ungkapan Tzuyu padanya.
"aku melakukannya demi Mingyu, dia tidak butuh adik jika adiknya hanya akan membunuhnya".

"Aneh juga, aku justru membiarkan putraku tinggal diistana dan terpisah dariku agar dia selalu bisa melihat Pyeha selaku ayahnya. Tapi anda justru-".

"Diam atau aku potong lidahmu".
Tzuyu terdiam karna ucapan yang dilontarkan Jisoo. Namun Tzuyu tetap mematri senyum. Senyum remeh tepatnya.

"Aku tidak peduli tentang putramu dan siapa dia".
Sergah Jisoo masih dengan nada sarkastik.

" Terserah jika anda tidak peduli, aku hanya memberitahu saja jika putra yang anda sia-sia kan itu, akan mati ditangan putraku".

"DIAM!!!".
"Atau kurobek mulutmu!!".

"Baiklah kita alihkan saja topik pembicaraan kita, Nyonya Jisoo".
"Jadi? Haruskah aku yang membunuh putrinya Lalisa? Aku juga tidak mau putraku mati karna putri pembawa kutukan. Nayeon saja belum sanggup kita singkirkan".

"aku sendiri yang akan membunuh putrinya Lalisa".
"Kau..." Jisoo menatap pelayannya yang masih berdiri didekatnya.
"Panggil Luhan kesini".

~ Insam Island ~


" Nyonya, anda mau kemana?".

Wajah Lalisa yang masih berkeringat terlihat basah ditambah air mata yang terus mengalir dipipinya. Dalam sendu, wanita itu menatap mantan rekan ketika Lalisa masih menjadi pelayan di Istana.

INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang