Prince Domain

570 116 17
                                    

Yoongi mengamati pantulan dirinya pada cermin besar yang berada disudut kamarnya.

Bukannya mengakumi ketampanannya, pangeran berdarah dingin itu justru menghela nafas panjang setelah menyiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk perjalanannya keluar istana.

Yoongi ingin beranjak dari kamarnya tapi langkahnya terhenti saat Ratu Rose datang dan memasuki kamarnya.

"Kau benar-benar akan pergi bersama Pyeha??"

"Iya, Eommonim"

Yoongi menjawab singkat sambil menatap lurus ratu Rose.

"Apa yang ingin Pyeha ajarkan padamu sampai membawa kau dan Jeonghan keluar dari istana?"

"Aku tidak tau"

"Yoongi-ah!!"

Yoongi masih belum juga berekspresi selain menunjukkan wajah datarnya. Sebenarnya Yoongi tau apa yang dipikirkan oleh ibunya saat ini.

"Marahlah jika eommonim ingin marah padaku"

"Iya! Aku memang ingin marah padamu Yoongi!"

Tebakan Yoongi benar. Ibunya memang kesal padanya sejak kemarin.

"Dasar bodoh! Untuk apa kau ikut Pyeha keluar istana untuk mengajarimu tentang tahta jika kau menolak menjadi putra mahkota!"

Kamar Yoongi memang luas. Tapi suara Ratu Rose begitu menggema disana.

"Harusnya kau menerima tawaran pyeha yang akan menjadikanmu putra mahkota. Yoongi-ah!"

"Sudah kubilang aku tidak pantas eommonim"

Berbeda dari sebelumnya, kini suara Yoongi terdengar serak. Memang samar, tapi jika diperhatikan ada butiran bening yang menggenang dipelupuk mata Yoongi sekarang.

"Tidak pantas katamu?? Lalu kau akan diam saja jika pyeha menunjuk Wonwoo atau Mingyu menjadi putra mahkota? Atau bahkan kau juga akan rela hati jika posisimu itu diberikan pada adik kesayanganmu Jeonghan si anak pelayan itu oleh Pyeha. Benar begitu????"

Masih belum bergeming, Yoongi tetap membisu sambil mengulum ludahnya dengan perlahan. Matanya terlihat jelas jika sedang berkaca-kaca.

"Kau ini Pangeran dari klan Domain. Kau pandai dan cakap dalam hal apapun. Beladiri, politik, hukum semua kau pelajari. Kau juga tampan dan mumpuni untuk menjadi raja selanjutnya. Dimana kurangmu hingga kau berkata bahwa kau tidak pantas menyandang gelar putra mahkota, Yoongi? Kau mau melihat ibumu ini menangis karna teriakan bahagia dari selir Jisoo dan Jennie yang bahagia karna penolakanmu itu?"

Indera Yoongi yang mendengar teriakan putus asa dari Ratu Rose membuatnya memejamkan mata hingga bulir air mata yang sejak tadi ditahannya jatuh melewati pipinya.

"Kekuranganku......"
Yoongi menghela nafas sejenak. Merasakan air kesedihan yang keluar dari sudut matanya.
"Kekuranganku adalah terlahir sebagai putra kedua, Eommmonim"

Terdengar jelas jika getaran suara Yoongi kini menggambarkan bahwa dia sedang menahan perih yang amat sangat direlung hatinya.

Ratu Rose-pun memandang Yoongi. Air matanya juga ikut jatuh menuruni wajahnya.
"Apa maksudmu dengan putra kedua? Kau satu-satunya pengeran Domain berdarah Murni yang tersisa. Kenapa kau mempermasalahkan hal itu. Tahta itu milikmu Yoongi-ah"

"Bukan. Tahta itu bukan milikku eommonim. Itu milik hyung-nim"

"Pangeran Yoongi!!!!!!"

Untuk kesekian kalinya Yoongi harus menulikan telinganya dari teriakan Ratu Rose.

"Kakakmu itu sudah pergi! Dia tidak akan kembali untuk menduduki singgasana. Dia sudah MATI Yoongi!!!"

INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang