2 Domain's Orabeoni

487 94 73
                                    

Hampir setengah jam Jin menunggu ditaman dekat bunga plum yang tingginya hampir sejajar dengan tinggi badannya. Jin menunggunya dengan gelisah.

Selang beberapa detik netra Jin tertarik untuk melihat seseorang yang datang dari arah kanannya. Jin yang tadinya merasa kesal telah menunggu lama kini tertegun melihat sesosok gadis yang menghampirinya.

Sorot mata Jin seakan berbinar melihat gadis yang tengah menjijing gaun pinknya dengan sangat anggun.

" Annyeong, Nona....".

Berbeda dengan Jin yang terlihat sumringah. Gadis didepannya justru terkejut melihat dirinya.

"K-kau???? Tuan yang waktu ituu???!!!!!!".

Nichan, gadis yang sejak tadi ditunggu oleh Jin kini melotot kaget sambil menunjuk tepat kearah wajah Jin.

Jin dengan wajah kecutnya menghampiri Nichan seraya menampik telunjuk Nichan yang mengarah pada wajahnya.

"Kau masih ingat aku rupanya, Nona tengil".

Nichan mengerucutkan bibirnya sambil berkacak pinggang menatap Jin.

"Sebenarnya aku berniat kabur dari sini tapi berhubung aku sangat ingin tau siapa yang berani-berani nya membeliku jadi aku datang kemari. Jadi kau yang kurang ajar ingin membeliku? Eoh!!".

Jin terkekeh mendengar ocehan Nichan yang terlihat kesal.

"Memangnya kenapa kalau aku membelimu? Kurasa kau juga tidak akan keberatan karna kau juga butuh uang".
"-- lupa ya pernah meminta uang padaku??".

"Yaa!!!!".
Nichan berteriak semakin kencang.
"Aku ingat. Dan aku akan menggantinya. Beraninya kau meremehkan keuangan putri Domain!".

Ocehan angkuh dari Nichan membuat Jin terbengong menatapnya.
"Ha?".
" Putri Domain??".
"------ bbbfffft hahahaha".

Pertahanan Jin jebol seketika karna tak bisa menahan tawanya.

Entah kenapa Nichan merasa sakit hati karna dianggap lelucon oleh Jin.

"kukira waktu kau mengaku sebagai adiknya Jeonghan adalah muslihatmu untuk meminta uang padaku. Ternyata kau ini gadis gila yang tengah bermimpi menjadi seorang putri".
"--- kau gila Nona".

Jin semakin terpingkal-pingkal memegang perutnya. Tanpa Jin sadari bahwa tindakannya itu sangat menyinggung Nichan dan membuatnya menunduk sedih.

"Memang benar, disini siapa yang percaya bahwa aku adalah adik dari Jeonghan Wangja yang dibawa lari oleh selir Lalisa".

Tawa Jin sontak berhenti ketika mendengar gumaman Nichan yang tengah menunduk itu.

"Siapa yang percaya bahwa aku masih hidup karna belas kasihan Kapten Luhan dan Baekhyun abeoji beserta istrinya".

Jin tertegun menatap Nichan yang bahunya sudah mulai bergetar. Mungkin Nichan akan menangis.

"Dari mana kau tau guru Luhan yang menyelamatkan adiknya Jeonghan?".
Wajah Jin kini berubah serius.

Nichan mengangkat kepalanya dengan tiba-tiba. Menatap Jin dengan bingung.
"Guru Luhan? Kau memanggil mantan kapten Luhan dengan sebutan guru??? Kau ini sebenarnya siapa?".

INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang