Menuju Tahta

468 99 40
                                    

"Orabeoni....Yoongi orabeoni....".

Mingyu mengangkat wajahnya yang sejak tadi ia tenggelamkan pada kedua lututnya. Pria yang mempunyai paras paling elok diantara para pangeran itu langsung bangkit dari duduknya menghampiri Nichan yang mengigau didekat perapian.

Digenggamnya tangan Nichan yang menggigil, Mingyu juga sempat menyentuh kening gadis yang berjam-jam tak sadarkan diri itu. Perasaan paniknya muncul ketika menyentuh kulit Nichan yang teramat dingin.

" Nichan-ah.... Nichan-ah kau baik-baik saja????".

Mingyu berusaha menyadarkan namun gadis yang dipanggilnya itu justru bergumam dialam bawah sadarnya.

"Yoongi orabeoni... Jangan pergi... Jangan pergi".

Mingyu kebingungan, diluar salju turun begitu lebat. Tapi orang-orang yang mengkremasi Yoongi belum juga kembali ke gua. Putra kesayangan selir Jisoo itu mencoba tetap tenang, tetapi tubuh Nichan yang semakin kaku dan terlihat membiru membuat jiwanya terguncang.

" hiks, Orabeoni... Jangan tinggalkan aku".

Mingyu langsung mendekap Nichan yang masih memejamkan matanya dengan panik.

"Tidak ada yang meninggalkanmu Nichan-ah, gwenchana aku disini".

Mingyu mengusap punggung gadis itu. Dingin dan kaku hingga membuat Mingyu sadar atas sesuatu saat menatap bibir Nichan yang juga ikut membiru.

" Nichan-ah... Sadarlah... Nichan!!!!".

Air muka Mingyu semakin panik.
"--- ya Tuhan, Jangan-jangan dia hipotemia".
"Bagaimana ini".

Mingyu dengan cekatannya melepas pakaiannya dan menyelimutkannya pada tubuh kecil Nichan. Beberapa saat ia menunggu, tapi keadaan Nichan tidak kunjung membaik. Tak ada perubahan dan Nichan semakin menggigil.

"Nichan-ah...".

Mingyu mengusap rambutnya frustasi. Pikirannya berkecamuk. Jika pakaian untuk menyelimutinya saja tak cukup apa yang harus dilakukan Mingyu sekarang. Jika Mingyu membiarkannya Nichan bisa mati dalam sekejap.

" andwae.. ".
Mingyu mengerang, berusaha mengusir pikiran buruknya. Wajah Nichan yang sudah putih pucat kebiru-biruan membuat Mingyu tak punya pilihan lain selain menyalurkan panas tubuhnya pada tubuh Nichan.

Mingyu menunduk menatap sendu tubuh mungil Nichan. Dalam hatinya bertanya-tanya. Haruskah Mingyu menyatukan tubuh mereka?. Bodohnya Mingyu masih berpikir padahal dia tau hanya itu jalan satu-satunya untuk menyelamatkan nyawa Nichan.

Sekian menit bergumul dengan pikirannya, Mingyu akhirnya tak ingin mengambil resiko. Dilepasnya semua pakaian atas yang melekat pada dirinya. Setelah itu Mingyu dengan perlahan membuka gaun yang dikenakan Nichan dengan hati-hati. Sangat hati-hati hingga debaran jantung Mingyu terdengar begitu jelas.

Mungkin ini pilihan yang lebih baik bagi Mingyu. Hanya Mingyu yang mengetahuinya. Dan akan menjadi rahasianya sendiri. Setelah inipun Mingyu berjanji pada dirinya sendiri untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya dari pada ia harus dihakimi oleh keluarga Baekhyun karna membiarkan Nichan mati.

Mingyu sudah mantap pada keputusannya. Dilepasnya perlahan gaun Nichan sebelum sebuah teriakan memaksanya berhenti.

"MINGYU WANGJA!!!".

Mingyu berjengak kaget. Jantungnya mulai berdebar kala menengok dan mendapati wajah datar Joshua yang menatapnya dingin dipintu gua.

" apa yang anda lakukan pada Nichan?!".
Dibelakang Joshua, Jungkook dan Jimin berlari menghampiri Nichan. Memaksa Mingyu untuk menjauhkan diri dari gadis itu. Panik, tentu saja. Mingyu tak menyangka jika mereka akan kembali saat Mingyu akan melakukan sesuatu untuk menyadarkan Nichan.

INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang