Different

456 107 12
                                    

You PoV

"Akh capek sekali, jadi dayang pengawas memang melelahkan. Kenapa juga kita harus mengadakan razia diseluruh biro istana setiap bulannya"

Aku hanya diam berjalan disamping Momo yang mengoceh sejak tadi.

"Kau lihat ini??"
Momo menyodorkan kotak besar padaku sambil membeo tiada henti.

Aku mengerti kenapa Momo terlihat begitu kesal. Dia baru saja merazia perhiasan dari kamar para dayangnya pangeran Mingyu. Perhiasan yang didapatkannya sudah memenuhi satu kotak besar. Bahkan lebih. Dan aku yang membawa kelebihan itu sekarang.

Bukannya apa-apa, di istana ini memang ada larangan khusus yang tidak memperbolehkan dayang istana memakai perhiasan yang mencolok.

Tapi kadang ada pula dayang dari berbagai biro yang tetap memakainya. Alhasil kamilah yang selalu ditugaskan untuk merazia mereka.

Meski begitu mereka tak pernah kapok dan justru menyembunyikan perhiasan mereka ditempat-tempat tak terduga setiap kami akan melakukan razia.

Sebenarnya mereka juga tau kwalitas para gadis dibiro pengawas yang sangat baik. Se-aman apapun mereka menyembunyikan benda-benda itu kami pasti bisa menemukannya.

Dan yang membuat Momo kesal adalah mereka tak pernah lelah menyembunyikan perhiasan  dari kami yang terkenal sebagai figur gadis yang cerdas.

"Apasih yang membuat mereka ingin selalu memakai benda-benda ini? Eoh?"

Aku masih diam membiarkan Momo bermonolog sendiri sambil menatap kesal kotak besar dalam gendongannya.

"Ya ampun, aku yakin dayang-dayang itu memakai ini agar bisa tampil menarik didepan pangeran Mingyu"

Aku melirik Momo melalui ekor mataku. Dia ini tipe wanita yang selalu berfikiran negatif pada orang lain ternyata. Tapi jika difikir kembali, ada benarnya juga.

Kami selalu mendapatkan perhiasan terbanyak dari para dayang yang melayani raja dan para pangeran.

Tak heran juga jika mungkin diantara mereka ada yang ingin menarik perhatian pangeran yang dilayaninya.

"Secantik apapun mereka berdandan, pangeran Mingyu tidak akan tertarik pada dayang dari kasta rendah. Dayang dari darah bangsawan saja ditolaknya"

Aku reflek menghentikan langkahku. Menatap datar pada Momo yang juga ikut berhenti.

Sialan, apa dia baru saja menyindirku?

"Ada apa dengan tatapanmu itu?? Tak suka dengan ucapanku?"

Aku menghela nafas mencoba bersabar. "Lupakan saja" aku mencoba menampakkan senyum bersahabat padanya.

"Jangan sok manis. Apalagi didepan pangeran Mingyu"

Kasar sekali. Aku tau Momo juga putri dari bangsawan klan Joan yang menjabat sebagai menteri di kerajaan.

Tapi tidak sepatutnya juga dia memperlakukanku seperti ini hanya karna dia juga menyukai pangeran Mingyu. Oh ayolah, aku bahkan tak pernah ingat jika aku juga menyukai pangeran arrogant itu.

"Ayo cepat kembali ke biro..... Tanganku sudah kesemutan memegang ini kau tau!"

"Ah N-ne"
Aku buru-buru mengambil langkah setelah Momo menyenggol bahuku.

INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang