The wedding

470 90 42
                                    

Pernikahan Jeonghan wangja akan diselenggarakan hari ini. Istana menunjuk ibu asrama Dahyun untuk mengurus pernikahannya. Alhasil, aku dan para dayang pengawas lainnya juga harus berpartisipasi membantu persiapan pernikahannya.

Aku sedikit canggung disini. Bukannya apa-apa, tapi gara-gara aku pingsan karna dihantam pangeran Wonwoo kemarin Joshua membopongku ke divisi pengawas. Dan celakanya, disana tentu ada Sana yang melihatnya. Seluruh penghuni divisi pengawas heboh karna kejadian kemarin.

Ah Joshua benar-benar gila. Dia sengaja ya membuatku bermusuhan dengan Sana. Jika dia berniat membantuku setidaknya bawa saja aku ke rumah Baekhyun abeoji, aku pasti akan berterimakasih padanya. Tapi kenyataannya? Akh, seluruh teman-teman divisiku tak ada yang mau mengajaku berbicara. Menyebalkan.

"Nichan-ah".

"Eoh, N-ne Sanggung".

Aku menengok buru-buru pada sosok Ibu asrama Dahyun yang tengah menghampiriku.

"Berikan ini pada Nayeon Gongju dikamar riasnya sekarang".

"Ah, Ye".
Aku menerima kotak perhiasan yang diulurkan ibu asrama Dahyun padaku. Setelah berpamitan padanya, aku bergegas menunaikan perintah darinya. Yakni menuju kamar rias Nayeon Gongju.

Kudorong pelan pintu kamarnya setelah meminta izin pada pengawal yang berjaga disana. Ah cantiknya, mataku langsung menemukan putri itu tengah duduk didepan cermin setelah selesai dirias.

"Permisi, Tuan putri".

Dia menengok padaku setelah inderanya mendengar suaraku. Senyumnya tampak mengembang dibibir ranumnya.

"Ah ne, kau yang membawakan perhiasannya??".

" yeh, Gongjunim".

Aku bergegas mendekatinya dan menyerahkan apa yang sedang kubawa. Dia nampak tersenyum kembali. Melihat bibirnya yang indah itu aku jadi teringat bagaimana benda mungil itu menyentuh bibir Jungkook kemarin. Sakit rasanya. Tapi aku ini siapa mau bersaing dengannya? Tidak mungkin juga Jungkook lebih memilihku daripada putri secantik ini.

"Kita bertemu lagi ya? Nichan-ssi".

Aku mengangguk menatapnya canggung.

"Menurutmu, bagaimana penampilanku hari ini?".

" jangan bertanya lagi gongjunim, amda sangat cantik".
Ucapku mengulas senyum yang tak kalah manis.

"Ah, benarkah?".

" ye, gongjunim. Apa anda bahagia menikah dengan Jeonghan Wangja??".

Shit. Kenapa pertanyaan itu yang muncul dari bibirku. Aku tidak bisa mengontrol diriku yang terbiasa over protektif pada Jeonghan yang dikelilingi wanita cantik ketika di Seoul. Dan sekarangpun aku seperti ingin menghakimi Nayeon tentang pernikahannya dengan Jeonghan. Sungguh ceroboh.

"A-ah, pelayan. Bisa tolong aku sebentar".

Tanpa kuduga, Nayeon terlihat gugup saat mengalihkan pembicaraanku. Dia mengode jari-jarinya untuk memanggil salah satu pelayan wanitanya. Dahiku berkerut.

"Bisa kau antarkan jubah sutra pernikahan milik Jeonghan wangja? Periasnya melupakannya".

Mataku terbuka lebar melihat lipatan pakaian yang akan dikenakan Jeonghan dipernikahannya. Ini kesempatan emas bagiku. Aku tidak akan menyia-nyiakannya lagi.

" G-gongjunim, jika anda.tidak keberatan biar aku saja yang memberikannya pada Jeonghan wangja".
Pintaku antusias. Dan Nayeon tampak menautkan alis.

INSAM ISLAND [ BTS | Seventeen | Exo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang