1] : Mentari,Shiha,Nayla

991 47 0
                                    

Di sebuah lapangan yang cukup besar terdapat tiga ratus lebih anak murid baru yang telah lolos mengikuti seleksi melalui tes dan seluruhnya sudah melaksanakan masa orientasi dengan baik.

Dan hari ini penutupan selesainya masa orientasi SMU Karisma Jakarta, telah ditutup oleh ketua osis yang sangat tampan bagi kaum hawa, ia adalah Riga Nugraha.

"Oke adik adik, terima kasih atas partisipasi nya dalam masa orientasi ini. Saya sebagai ketua osis merasa bangga dapat berhasil membimbing kalian semua. Hari ini hari terakhir masa orientasi. " Ucap Riga yang membuat bisikan-bisikan kaum hawa riuh melihat wajah tampannya.

Kegaduhan mulai membising dilapangan, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi yang terasa sangat panas dari sang matahari. Sebagian besar siswi perempuan berteriak riuh.

"Masyaallah, nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan?" Ujar seorang perempuan berjilbab memakai rok biru yang sedang memegangi pipinya.

"Lebay banget si lu." Jawab seseorang berjilbab juga disebelah perempuan yang tadi memuji Riga.

"Eh nay, gua gak lebay ini tuh nyata. Dia ganteng nay." Katanya sekali lagi.

"Harap tenang semuanya!!" Ucap Riga menenangkan suasana.

Setelah suasana mulai tenang dan hening semua. Riga melanjutkan bicaranya di depan melalui microphone.

"Saya ingin menyampaikan sesuatu dari Pak Malik, beliau bilang mulai besok kalian semua sudah bisa memakai seragam Putih abu." Katanya.

"Baik, kak." Jawab serentak dan tepukan sorak gembira.

Kini Pak Malik, guru yang terlihat umur nya sudah lumayan tua ini sampai uban putih nya terpampang jelas. Mulai membacakan nama siswa/siswi baru dibagi kelasnya.

Setelah mendengar arahan dari ketua osis dan Pak Malik, semua siswa/siswi di bebaskan untuk melakukan apa saja didalam lingkungan sekolah.

***

Di kantin sekolah yang lumayan sepi, terdapat tiga orang perempuan yang sedang duduk santai sambil meminum segelas Es. Tiga orang perempuan berjilbab itu ialah Mentari Rahayu Widyadari, Nayla Kharissa dan Shiha Laurina Adzani.

"Sumpah deh, ketua osis tadi cakep banget dah." Ujar Mentari.

"Astaga,, kenapa ngomongin dia lagi si. Cakep apa nya coba?." Timpal Nayla yang mulai geram dengan sahabatnya ini.

"Tadi di lapangan berisik, sekarang di kantin juga berisik." Jawab Shiha sambil mencopot earphonenya.

"Nih si Tari, yang mulai duluan." Ucap Nayla.

"Ya terus kalo gua berisik, salah?." Ungkap Mentari tak mau kalah.

Shiha yang mendengar perbincangan tak bermutu itu kembali menyumpal telinganya dengan earphone. Ia merasa bingung, persahabatan mereka sudah terjalin sejak lama tapi sifat tak mau kalah itu selalu muncul dan tak pernah hilang.

Selang beberapa waktu, Mentari dan Nayla yang tadi berseteru kini kembali diam. Tetapi entah kenapa ia berdua sangat susah untuk mengucapkan kata maaf duluan.

"Yah, ko jadi diem dieman gini sih? Nay, Tar, kita itu sahabatan udah lama. Masa kayak gini doang berantem." Tutur Shiha yang merasa jengah melihat kedua sahabatnya ini.

"Ayo dong, maafan." Ucap Shiha sekali lagi.

Baru saja Shiha berucap, kini telapak tangan Nayla mulai mengambil telapak tangan Mentari.

"Nah gitu dong, oiya pulang yuk. Mau main gak? Kerumah siapa nih? Hm, Kerumah Nayla yuk." Ajak Shiha.

"Ayoo, eh tunggu dulu, gua ke toilet dulu ya mau telfon mama gua." Ucap Mentari yang memegangi ponsel miliknya.

Mentari mulai berjalan menuju toilet yang tidak jauh jaraknya dari kantin. Ia berjalan, tak disangka ia malah tertabrak seseorang dan tubuhnya tersungkur ke lantai.

"Duh, kalo jalan tuh lia-" Ucapan Mentari terhenti saat ia mendongkakkan dagunya dan melihat Riga yang tadi menabraknya.

Muka bengong Mentari terpampang jelas oleh Riga yang sekarang tengah memperhatikannya bingung dan ia mengulurkan tangannya kepada Mentari untuk membantunya berdiri.

"Maaf ya, saya gak sengaja. Tadi terburu buru, soalnya mau beli minum." Tangan milik Riga tak juga diraih oleh Mentari yang masih bengong.

"Hello, kamu gak apa apa kan?" Tanya Riga dengan menggoyangkan telapak tangannya di depan muka Mentari.

"Hmm, i-iyaa. S-saya g-gak a-apa apa." Jawab Mentari menerima uluran tangan Riga dan segera bangkit.

"Sekali lagi, saya minta maaf ya." Maaf Riga dan dibalas anggukkan oleh Mentari.

"Oiya, nama kamu siapa? Kenapa jam segini belum pulang?." Tanya Riga.

"Nama saya Mentari, Kak. Hm, ini baru mau pul-". Jawab Mentari menggantungkan kalimatnya dan berbalik badan melihat kedua sahabatnya menghampirinya.

"Tari, lama banget sih. Ayo, nanti keburu sore." Ujar Nayla seraya melihat jam tangannya menunjukkan pukul tiga sore.

"Yaudah Kak, saya pulang dulu kak. Permisi." Jawab Mentari.

Nayla menarik lengan Mentari dan di ekori oleh Shiha. Mereka pergi ke basement untuk mengambil motor masing masing, tetapi hanya Nayla dan Mentari yang membawa motor. Sebab, Shiha tidak bisa mengendarai motor jadi ia di bonceng bersama Nayla.

Boleh diketahui motor Mentari ini bermerk vespa berwarna merah muda, karna ia sangat gemar vespa apalagi warna merah muda warna favoritnya. Dan Nayla juga gemar vespa sama seperti Mentari tapi lain hal warnanya ia memiliki warna putih, entah kenapa ia selalu benci melihat vespa milik Mentari karna terlalu mencolok warna merah muda, dan ia tak suka.

The Way (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang