"Ky, kamu itu harus bisa seperti kakak mu. Contoh sikap dia." Ujar seorang lelaki paruh baya.
Ck! Bandingin aja terus gua sama dia!! . Batin Riky yang sudah merasa jengah dengan sikap papa nya.
Kalo kalian boleh tahu, Riky itu adalah adik kandung dari Riga. Saat ini Riky sedang diceramahin habis habisan oleh papa nya. Hampir setiaphari malah. Riky juga satu sekolah dengan kakaknya, Riga. Lain hal, mereka hanya berbeda dua tahun.
"Kamu itu kenapa si, setiap kali papa ngomong gak pernah di dengerin." Ucap papa nya sekali lagi.
"Tau, Ky. Itu papa lagi ngomong!." Riga berucap yang baru turun dari kamar nya.
"Terserah!! Bandingin aja terus sikap aku sama lo bang!." Jawab Riky. "Udahlah, Riky cape! Mau tidur!." Jawabnya sekali lagi berjalan meninggalkan Riga dan Papa nya.
Riky merebahkan tubuh nya diatas kasur bersprei real madrid itu. Sambil mengumpat yang tidak jelas.
Papa gak tau aja, gimana sikap asli bang Riga! Dia suka mainin cewe!! Pinter sama jadi ketos aja cuma nutupin aib nya doang! Halah basi!!. Batin nya terus mengumpat dari tadi.
Riky bangun dari rebahan dan sekarang posisinya duduk, tepat di depan nya ada cermin. Ia terus mengusap pipinya yang merah dan masih terbayang bagaimana cewek yang tadi di sekolah berani menamparnya.
"Itu cewe siapa lagi? Berani banget nampar pipi gua! Bangsat!." Ujar nya. "Gua harus cari dia besok disekolah." lanjutnya.
****
Di lain sisi, Mentari masih sibuk mengotak ngatik ponsel nya. Tertera nama Riga di line nya. Ia baru dapat kontak Riga dari salah satu teman sekelas Riga. Ya, Mentari beneran suka sama Riga. Sampai sampai ia harus menjadi stalker saat ini.
Mentari mengetik berkali-kali, ia bingung ingin chat apa dengan Riga. Berulang ulang ia menghapus nya.
Duh, ngechat apaan gua? Tapi gua pengen kak Riga peka sama gua. Batin nya.
Ia mengetikkan kata Hai dan mulai mengirim nya. Bukan tombol send yang ia tekan ternyata malah tombol call. Sumpah saat ini Mentari sedang gelagapan bingung.
"Mati gua! Ah bego, kenapa gua telpon kak Riga?." Gerutu nya sambil terus menekan tombol merah yang arti nya. Batal telpon. Akhirnya batal.
LINE
Mentarirahayu : Hai ka? Maaf tadi kepencet.
Riga. N : Eh iya gak apa apa, kepencet apa emang pengen nelfon? Hehe.
Mentarirahayu : Duh, seriusan kepencet kok kak. ☺️
Riga. N : Ohh, kirain emang mau nelfon saya. Hehe.
Mentari merasa salah tingkah saat ini, bagaimana tidak ternyata Kak Riga membalas pesannya. Tapi hatinya senang si. Ya walaupun hanya pesan pesan singkat. Akhirannya Mentari tak membalas chat Riga.****
Bel istirahat sudah berbunyi, Mentari dan kedua sahabat nya sudah ngacir ke kantin. Seperti biasa mereka duduk dimeja kantin hanya bertiga, mungkin.
Loh kenapa mungkin? Tiba tiba Riga dan teman temannya menghampiri meja makan Mentari.
"Oiya, Mentari semalem kenapa? Ko kamu gak bales chat saya?." Tanya Riga.
"Maaf ka, tadi malem saya ketiduran kali." Jawab Mentari.
Kedua teman Riga dan Sahabat Mentari melihat mereka berdua dengan tatapan bingung.
"Ciee.. Udah mulai pdkt nih hmm.." Cibir Azel.
Mentari yang lagi makan bakso tiba tiba tersedak, mereka salah. Sudah memesan makanan tapi belum pesan minuman. Saat ini Mentari masih tersedak, dengan sigap Riga berlari membeli air mineral dan memberikan nya kepada Mentari.
"Makasih ya, Kak." Ujar Mentari sembari meneguk air nya.
"Hm, iya." Balasnya.
"Lo si Nay, bukannya pesen minum." Celetuk Shiha.
"Hehe, lupa gue." Balas Nayla.
"Yaudah ya, saya balik ke kelas dulu." Ucap Riga.
Kini Riga dan teman temannya sudah hengkang dari meja makan Mentari.
"Tar? Lu beneran chatan sama Kak Riga?." Tanya Nayla.
"Iyaa, Tar? Kok bisa lu chatan?." Shiha juga masih bingung.
"Hm ada deh, hehe. Pokoknya gua seneng hari ini." Jawab Mentari memaparkan senyuman sumringahnya.
Brukkk..
Meja makan Mentari di gebrak keras oleh seorang cowok. Yang dandanan nya selalu brutal dan berantakan.
"Lo, apa apaan si? Tiba tiba dateng gak jelas kayak gini." Sinis Mentari berdiri menghadap cowok tersebut.
"IKUT GUA!." Cowok tersebut menarik lengan Mentari.
Sudah bersusah payah Mentari meronta ronta minta dilepaskan, tapi tak digubris sama sekali. Entah mengapa cowok tersebut membawa nya ke rooftop. Tempat yang menurut Mentari paling sepi. Akhirnya cowok tersebut melepaskan tangan Mentari dengan kasar.
"LO NGAPAIN SI BAWA GUA KESINI? MAU BALAS NAMPAR GUA?." Teriak Mentari.
Cowok tersebut mendekat ke Mentari, Mentari malah mundur. Cowok tersebut malah mendekatkan wajah ke Mentari. Sudah dekat pembatas tiang, jadi sudah gaada harapan untuk Mentari mundur lagi.
"LO MAU NGAPAIN?." Mentari menutup seluruh wajah nya dengan kedua telapak tangannya.
"Lo jadi cewe jangan sok jagoan. Gua gak suka berantem sama cewe." Bisiknya di telinga Mentari.
Cowok tersebut mundur dari hadapan Mentari, baru saja ia ingin keluar dari rooftop. Tapi langkahnya berhenti sebentar.
"INGET! JADI CEWE JANGAN SOK JAGOAN!!." Teriak cowok tersebut dan berbalik badan kembali menghadap ke Mentari.
"Oh ya, perlu lo tau. Nama gue Riky satu angkatan sama lo. Gua anak IPA." Ujar nya.
Mentari menatap punggung cowok tersebut yang mulai menjauh.
Cih, dia anak Ipa? - Batin Mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way (END)✔️
Teen FictionYUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA✅ Kisah persahabatan yang terjalin antara tiga perempuan dari mereka masih berusia belia. Bukan hanya mereka yang bersahabat bahkan keluarga mereka masing-masing, serasa keluarga besar. Tapi wajarnya itu, dari mereka...