Rooftop sekolah, tempat yang saat ini menjadi tongkrongan oleh Riga dan teman-teman nya. Ini memang masih jam pelajaran, tapi ia malah kesini.
"Ayolah, balik ke kelas nanti di cariin pak kumis." Azel menepuk pundak Riga.
Guru yang dimaksud oleh Azel ialah Pak Andre, guru Sejarah yang berkumis tebal. Pak Andre terkenal sebagai guru tergalak.
"Nah iya, gua baru inget sekarang kan pelajaran nya pak kumis. Anjir woy, ketinggalan 10 menit aja disuruh lari ke lapangan. Ogah gua!." Kata Idan.
"Yaudah yuk, cabut!." Perintah Riga.
Riga, Azel dan Idan keluar dari rooftop, baru saja turun di persimpangan jalan. Tepat di lantai dua, Riga tidak sengaja bertemu Mentari yang sedang berjalan dengan bantuan kedua temannya. Mentari baru saja dari keluar UKS, di rangkul oleh Nayla dan Shiha.
"Ini temen kalian kenapa?." Tanya Riga saat Mentari dan kedua temannya sudah berjalan didepannya.
"Oh, Mentari abis pingsan kak. Ini kami mau ke kelas." Jawab Nayla sedikit sopan.
"Oh gitu. Yaudah cepet sembuh ya." Riga menatap Mentari dan setelah itu Riga bersama temannya menyelos pergi dari hadapan ketiga adik kelas nya ini.
Mentari melepaskan kedua rangkulan tangan yang bergelayutan di lehernya. Ia sedikit bahagia, terlihat jelas dari raut wajah nya.
"Nay, cubit gue!." Ucap Mentari sedikit bengong.
Nayla mencubit pelan lengan Mentari, baru saja dicubit Mentari berteriak kesakitan.
"Naylaa!! Sakit!." Teriak Mentari sambil mengusap ngusap lengan nya.
"Ih tadi nyuruh gua nyubit lo." Cibir Nayla.
"Berarti tadi gua gak mimpi, gua sadar kan? Gua gak budeg kan? Kak Riga tadi bilang gitu. Heem, senang nya diperhatiin." Mentari senyum senyum sendiri.
"Iyaa tadi Kak Riga bilang, cepet sembuh. Kayak gitu aja lebay." Celetuk Shiha.
"Eh gua seneng, apa dia suka juga sama gua ya? Duh sakit gua sembuh ngeliat dia." Jawab Mentari.
"Jangan kegeeran nanti ngefly aja lo." Ujar Nayla pelan tapi menusuk.
"Yeu, gaboleh aja lo liat gua bahagia." Kata Mentari berjalan duluan menuju kelas.
"Eh tungguin." Shiha berlari mengejar Mentari dan mensejajarkan jalannya dengan Mentari meninggalkan Nayla sendiri.
****
Di lapangan, merupakan salah satu tempat yang biasa dipakai anak anak paskib untuk berlatih.
"Satu, dua, tiga, satu, dua!." Ujar Damar, yang merupakan pemimpin paskib.
Semua anak paskib sudah baris, sesuai dengan barisannya. Mulai mendengar instruksi dari Damar untuk merapikan barisan. Nayla sudah selesai seleksi beberapa hari lalu, dan ia keterima masuk.
"Istirahat di tempat, Gerak!!." Damar berteriak keras.
Semua orang bertopi dan bercelana olahraga yang ada dilapangan kini telah berpencar kemana saja. Sebab diberi waktu istirahat sebentar. Ini memang waktu pulang sekolah jadi sekolah terlihat sepi. Jadwal eskul hari ini kebetulan hanya paskibra.
"Nay, beli minum yuk." Ajak Frita, teman yang baru Nayla kenal saat masuk eskul paskib.
Frita anak kelas 10 sama seperti Nayla, lain halnya. Frita masuk jurusan Mipa di sini berbeda dengan Nayla.
"Hm, Ayo." Balas Nayla.
Mereka berjalan ke luar gerbang, lebih tepatnya ke WarSam (warung samping) tempat anak anak nongkrong dan mengobrol.
****
"Aelah, kenapa diganti sih!." Teriak Mentari berusaha mengambil remote tv dari Bayu, Abang nya.
Penting kalian ketahui bahwa Mentari mempunyai seorang Abang yang biasanya ia panggil dengan sebutan 'Aa'. Aa nya ini bernama Bayu , orang yang selalu mengusik hidupnya. Katanya.
"Enggak, gua mau nonton sepak bola!." Balas Bayu.
Padahal malam sudah larut, tepat pukul 11 malam. Tapi masih saja kakak beradik ini berebutan barang kecil yakni remote tv diruang tengah duduk disofa. Mentari yang lagi nunggu episode terakhir dari drama korea nya yang tayang malam ini sedangkan Aa nya malah ingin menonton sepak bola.
"Gamau! Tadi kan gua duluan yang duduk disini, a!." Rengek Mentari yang masih berusaha mengambil remote tv yang disembunyikan di tangan Bayu.
"Gak pokoknya! Lagian lu ngapain si nonton orang orang plastik? Gaada guna nya." Sindir Bayu.
"Enak aja kalo ngomong, lah lu. Ngapain nonton bola, dapet gunanya emang?." Balas Mentari.
"Ya dapet lah. Siapa tau nanti gua bisa jago main bola kayak Christian Ronaldo." Sombongnya sambil mengibas ngibas baju nya.
Dengan begitu banyak kesempatan, akhirnya Mentari berhasil merebut remote tv itu. Dan sekarang remote nya ada ditangan Mentari.
"Idih, licik lo ya. Balikin gak!." Ujar Bayu.
Merasa terganggu dengan kebisingan dimalam hari, Ira yang sudah cukup pusing dengan kedua anaknya ini mulai menghampiri kedua anaknya yang lagi berselisih hebat.
"Kalian berantem gak inget waktu! Liat ini udah jam berapa!." Ira menunjuk jam dinding besar dihadapannya.
Kedua anak nya mengikuti arah telunjuk Ira.
"Hehe, mama kok belom tidur?." Ucap Mentari lembut.
"Iyaa ma, udah mama tidur aja pasti capek kan seharian ngurusin rumah sama ngurusin kita berdua." Timpal Bayu.
Mentari dan Bayu seakan berubah sikap, lantaran ada mama nya yang terbangun dari tidur nya.
"Kalian tuh ngeributin apa sih! Pusing mama dengernya dari tadi." Celetuk Ira.
"Ini udah malem, mentang mentang besok sekolah libur. Kalian sengaja tidur lebih malem? Gak baik tidur lebih malem, liat kantong mata kalian tuh. Gak kasian emang." Ucapnya sekali lagi.
Mentari dan Bayu pergi ke kamar masing masing.
A/NVote dan koment selalu ya, oiya kalo perlu share ke teman teman kalian ✨💕
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way (END)✔️
Novela JuvenilYUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA✅ Kisah persahabatan yang terjalin antara tiga perempuan dari mereka masih berusia belia. Bukan hanya mereka yang bersahabat bahkan keluarga mereka masing-masing, serasa keluarga besar. Tapi wajarnya itu, dari mereka...