Pagi ini, hujan rintik rintik kecil menghujani kota Jakarta dan di temani awan mendung. Tetapi, karna ini hari pertama masuk sekolah, Nayla tidak bisa melewati hari ini walaupun hujan mengganggu jalanan pagi ini.
"Bun, aku berangkat duluan ya." Kata Nayla yang mulai memakai jas hujan miliknya.
"Lho ini masih hujan, nak. Apa sebaiknya kamu berangkat bareng Ayah menggunakan mobil?" Ucap Fera yang mengkhawatirkan anaknya.
"Ah tidak usah, bun. Aku bisa berhati hati ko, Yasudah aku berangkat ya bun. Assalamualaikum." Jawab Nayla.
"Waalaikumsalam,hati hati ya nak." Ujar Fera.
Setelah memakai jas hujan miliknya dan berpamitan kepada Fera, Nayla lantas langsung melajukan motor vespa miliknya dengan kecepatan sedang, karna ia tahu bahwa jalanan sehabis hujan pasti licin.
***
Sesampainya di sekolah, Nayla menengok kanan dan kiri melihat orang sekitar. Tetapi nyatanya hanya beberapa saja yang ada dilingkungan sekolah, mungkin karna hujan.
Selesai memarkirkan motor miliknya dan melepaskan jas hujan, Nayla membuka payung yang telah disiapkan oleh Bundanya dan berjalan menuju kelas. Menuruni anak tangga dan terdapat ranting-ranting pohon di kedua sisi tangga.
Tanpa Nayla sadari ia terpeleset dari tangga, tapi untung saja Allah masih memberinya selamat. Nayla berhasil di pegangi tangannya oleh seorang Cowok.
"Maaf ya, saya lancang megang tangan kamu. Kamu gak apa apa kan?." Ujar Cowok tersebut.
"Eh iya gak apa-apa, makasih udah nolongin ya." Balas Nayla.
Cowok tersebut melirik ke arah kakinya Nayla yang roknya sedikit naik tak panjang, dan terlihat luka kecil di kakinya. Mungkin terkena ranting-ranting pohon tadi.
"Kayaknya kaki kamu itu berdarah deh, ayo saya antar ke UKS."
"Tapi kayaknya UKS itu belum di buka deh, ini kan masih pagi." Tanya Nayla.
"Kunci ruangan itu ada sama saya kok, Saya kan anggota PMR." Balas Cowok tersebut dan dibalas anggukkan setuju oleh Nayla.
Cowok tersebut membantu memegangi tangan Nayla dan sesampainya di UKS, Nayla di dudukkan di sofa.
Cowok tersebut kelihatan sedang mencari sesuatu, ah ternyata cowok itu mencari kotak P3K.
"Sebelumnya nama kamu siapa?." Tanya Cowok tersebut berjongkok sambil mengobati luka Nayla dengan obat merah.
"Oiya, Nama saya Nayla kelas 10." Jawab Nayla.
"Oh, jadi kamu anak baru disini. Hm, yaudah ini udah selesai saya obatin. Lain kali hati hati." Balas Cowok tersebut.
Baru saja Cowok itu bangkit dari jongkoknya tapi ditahan oleh Nayla.
"Sebentar, Hm, Nama?." Tanya Nayla.
"Apa? Oh nama? Nama saya Raka Fernandio kelas 11." Jawab Cowok tersebut yang bernama Raka.
"Oiyaa, kamu bisa jalan ga? Kalo gak bisa saya bantuin ke kelas." Lanjut Raka.
"Gausah Kak, saya insyaallah bisa. Makasi atas pertolongannya." Balas Nayla keluar ruangan UKS.
Boleh kalian ketahui, wajah Nayla itu gugup dan lemas. Untung saja tadi Nayla tidak berbicara aneh-aneh, yang biasanya 'lo-gue' coba kalo tadi ia begitu. Kan gak enak terlebih itu kakak kelas.
***
Sebenarnya pembagian kelas itu sudah di beri tahu kemarin, jadi Nayla hanya perlu mencari kelasnya saja. Alhamdulillahnya lagi Nayla sekelas bersama Shiha dan Mentari di kelas Ips 3.
Sesampai di kelas, Terlihat Mentari dan Shiha yang sudah berada di mejanya. Nayla sedikit berjalan pincang ke arah kedua sahabatnya ini.
"Eh, Nay. Kaki lo kenapa? Lo jatoh dimana, hahaha." Ledek Mentari.
Bukannya di khawatirin malah diledek seperti ini. Begitulah Mentari, Shiha hanya diam seperti orang membisu. Kenapa Shiha jadi pendiam? Ini karna Shiha berada di kelas baru dan teman teman baru. Seperti itu lah Shiha, susah berbaur dengan orang lain.
"Ish, Tari!! Gue lagi sakit ini." Kesal Nayla.
Karna mereka belum banyak kenal dengan teman teman baru, kini Mentari duduk dengan Shiha. Mungkin Nayla dibiarkan untuk bisa berkenalan dengan teman yang lain. Mereka duduk di depan pojok kanan.
"Wailah, marah kali." Ujar Mentari yang langsung membantu Nayla duduk.
Kringg.. Kringg...
Bel sekolah pertama kali didengar oleh murid kelas 10 menandakan bahwa jam pelajaran pertama dimulai. Jam pertama mungkin hanya bimbingan ke walikelasan, baru dilanjutkan belajar seterusnya.
Datang seorang guru perempuan yang terlihat masih muda berkerudung hijau, menduduki kursi guru. Sepertinya guru itu wali kelas.
"Selamat pagi!! Sebelumnya perkenalkan dulu, saya wali kelas kalian disini. Nama saya Yuni Awaliyah, saya di tugas kan sebagai wali kelas 10 Ips 3 bersama kalian. Jadi salam kenal." Ujar Bu Yuni.
"Salam kenal, bu." Jawab anak murid serempak.
"Oiya, Ibu belum kenal kalian satu satu. Jadi mau absen ya." Ucap Bu Yuni mengambil pulpennya.
"Ausyaf Chandra.." Panggil Bu Yuni
"Hadir, Bu." Jawab Ausyaf.
"Ammarissa Mayda.."
"Saya, Bu." Jawab Ammarissa.
Dan seterusnya Bu Yuni mengabsen anak kelas 10 Ips 3 dengan ramahnya. Hari pertama masuk sekolah, sepertinya semua murid hadir walaupun hujan rintik tadi pagi mengguyur jalanan.
Bu Yuni telah selesai mengabsen, sekarang seluruh siswa sedang berdiskusi untuk menjadi struktur organisasi kelas dan jadwal piket.
Mentari malah terpilih menjadi sekretaris kelas yang bertugas mengabsen, mengisi agenda kelas dan menulis soal atau pun catatan, sebetulnya ia tak mau tapi dipaksa oleh kedua sahabatnya ini.
A/NMakasih atas vote nya, ayo tambah lagi vote nya biar aku semangat. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way (END)✔️
Teen FictionYUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA✅ Kisah persahabatan yang terjalin antara tiga perempuan dari mereka masih berusia belia. Bukan hanya mereka yang bersahabat bahkan keluarga mereka masing-masing, serasa keluarga besar. Tapi wajarnya itu, dari mereka...