10] : Lari pagi

182 28 0
                                    

Pagi ini memang hari yang bagus untuk lari pagi, tidak meninggalkan kesempatan yang ada. Damar, Raka, Awan, dan Farhan mengitari taman yang luas ini berada di Jakarta.

Mereka berempat memang kenal dan bersahabat saat bersama memasuki eskul Rohis. Tetapi Damar dan Raka juga memasuki PMR. Lain hal, dengan Awan dan Farhan mereka berdua ini juga merupakan anggota osis.
Nah tahun ini ada pergantian jabatan, katanya sih Awan dan Farhan ini mencalonkan diri jadi Ketos dan Waketos. Kita doakan ya teman teman.

Oiya masalah kelas, Damar dan Awan yang malah satu kelas di 11 Mipa 1. Sedangkan Raka dan Farhan satu kelas di 11 Mipa 3.

"Dam, istirahat dulu kek." Ujar Raka mengeluh capek.

"Tanggung kan, belom banjir nih keringet." Balas nya.

Awan menimpali "Yaudah, Dam. Istirahat aja dulu."

"Nah iya, gua juga cape." Ngeluh Farhan

Mereka berempat duduk di bangku panjang taman, dengan air mineral di tangannya.

Dari sisi kanan taman, terlihat tiga perempuan berjilbab berbaju olahraga itu senang lari pagi. Ya, mereka Mentari dan kedua sahabat nya.

"Wah Tar, Shih!! Ada pangeran gua lagi jogging tuh!." Tunjuk Nayla ke arah bangku panjang taman.

"Loh itu kan, Kak Awan." Ujar Shiha.

"Siapa Shih?." Tanya Mentari.

"Oiya gua belum cerita ya, yaudah duduk dulu dah sini." Kata Shiha.

Mereka pun duduk di rerumputan hijau dekat danau. Wah taman ini, indah sampai tak ada sampah pun yang berserakan. Ungkapnya.

"Jadi waktu kalian berdua sibuk eskul itu, kan gua minta jemput ibu gua. Tapi ibu gua gabisa jemput, terus gua duduk di masjid, eh Pak Syaiful nyamperin gua dan dia nanya kenapa gua belom pulang. Yaudah gua bilang aja gaada yang jemput, terus nya yaudah dia nyuruh Kak Awan nganterin gue pulang." Jelas Shiha panjang lebar kepada kedua sahabat nya ini.

Kedua sahabat nya, Mentari dan Nayla malah mengaga entah mengerti atau tidak dengan apa yang diceritakan Shiha panjang lebar.

"Hooh, ngerti dah gua." Jawab Mentari.

"Bentar deh, tapi Kak Awan itu yang mana Shih? Masalah nya cowok disana ada empat orang. Gua sih kenal Ka Damar sama Ka Raka, tapi dua orang itu gua gak kenal." Kata Nayla.

Shiha menunjuk cowok berbaju merah itu dengan telunjuk nya. Nayla dan Mentari mengikuti arah telunjuk nya.

Cowok berempat disana memakai baju yang berbeda beda, bisa dilihat. Damar memakai kaos warna hitam, Raka pakai kaos putih, Awan pakai kaos Merah dan satu lagi Farhan pakai kaos Kuning.

"Ganteng juga ya Kak Awan." Ujar Nayla.

"Seganteng ganteng nya orang lain, tetep dihati gua mah gantengan Kak Riga." Balas Mentari.

"Sadar, gak boleh sama kaum adam begitu. Kita kan, perempuan gak baik ngejar ngejar laki laki. Kata Ibu gua." Shiha memperingati kedua sahabat nya ini.

"Iyaa iya." Jawab Mentari dan Nayla.

****

Sehabis lari pagi, kini Mentari dan kedua sahabat nya berada dirumah Shiha. Sekedar main saja, karna yang paling dekat dengan taman tadi ya rumah Shiha.

"Lo berdua mau minum apaan?" Tanya Shiha.

"Gak usah ngerepotin Shih, gua mah jus jeruk aja udah cukup kok." Nayla tersenyum kikuk.

"Gua air putih bae dah." Ujar Mentari.

Shiha berjalan ke arah dapur rumah nya untuk menyiapkan minuman. Tak butuh waktu lama untuk menyiapkan nya, toh minuman yang dipinta ada di dalam kulkas semua. Jadi gak perlu repot repot bikin lagi. Shiha kembali menghampiri kedua sahabat nya yang sedang duduk di sofa.

"Oiya Shih, ibu lu kemana? Tumbenan kaga ada." Tanya Mentari.

"Ibu gua lagi nganterin pesanan kue, sebentar lagi juga balik." Jawab nya.

Mentari hanya ber'oh' ria saja membalas jawaban Shiha.

"Kenapa ibu lu gak buka toko kue aja, Shih? Kue buatan ibu lu kan enak banget, paling juara deh." Tutur Nayla.

"Gua udah suruh dia buat bikin toko kue, biar nanti ibu gue gausah repot repot nganter pesanan kesana kesini. Tapi dia gak mau." Kata Shiha.

"Ya mungkin ibu lu punya prinsip aja kali. Malah lebih seru kalo nganterin pesanan orang, lu juga harus bantuin Shih." Mentari berujar.

"Bantuin gimana, ibu gua aja nganterin kue pake motor. Lah gua kan gabisa naik motor, Tar." Shiha mendengkur sebal.

"Haduh, iya juga yak. Hm, tapi kan lu ada sepeda. Pake sepeda aja." Mentari menyarankan.

"Iyaa sih." Shiha mengangguk paham.

****

Pagi ini tepat pukul 10 pagi, Shiha menghampiri Ibu nya yang berada di dapur. Kali ini dia mau mengikuti saran dari Mentari kemarin.

"Bu, Ibu mau nganterin kue ya?." Tanya Shiha.

Melihat ibu nya yang sedang sibuk memotong kue bolu caramel ini dengan sama rata pakai pisau.

"Iyaa, ini pesanan Bu Desi." Jawab Rena.

"Kalo gitu, biar Shiha aja yang nganterin pesanan nya, Bu? Gimana?." Ujarnya.

"Kamu kan gabisa naik motor gimana mau nganterin nya?." Rena memastikan anaknya.

"Kan ada sepeda, aku bisa pakai itu. Ya, Bu?." Rengek nya.

"Oh yaudah ini alamatnya Bu Desi, ini pesanan kue nya." Rena sudah yakin.

"Oke bu, yaudah Shiha berangkat ya." Shiha mengambil kertas kecil bertuliskan alamat Bu Desi dan mengambil dua kantong plastik berisi kue.

****

The Way (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang