13] : Bersama Riga

177 25 0
                                    

"Rak, hari ini lo yang adzan ya. Udah dijadwalin kan?." Damar memeringati Raka dan dibalas anggukkan setuju oleh Raka.

"Iyaa, gua udah tau kok."

Masjid yang tadi hanya ada Raka, Damar, dan Awan. Kini sudah banyak siswa siswi menghampiri masjid untuk beribadah termasuk Mentari dan kedua sahabat nya.

"Udah masuk waktu zhuhur, Rak. Udah adzan aja sekarang." Ujar Awan.

Setelah melihat jam besar di dalam masjid yang sudah menunjukkan pukul 11.52 WIB. Raka mulai melantunkan adzan dengan khusyuk. Nayla yang baru saja menaruh mukena miliknya di saf perempuan, menengok sedikit dari tirai batas antara perempuan dan laki laki yang adzan.

"Subhanallah, ternyata suara adzan Kak Raka yang gua denger barusan." Ucap Nayla yang masih memandangi wajah Raka.

Mentari yang baru saja keluar dari tempat wudhu bersama Shiha, Ya pasti mereka udah wudhu. Berair semua sebagian tubuhnya. Tak segan, Mentari mencipratkan sedikit air ke wajah Nayla.

"Heh!! Bengong aja, buruan sana ambil wudhu. Nanti rame!." Mentari kembali mencipratkan air ke wajah Nayla.

"Ishh." Nayla mengusap wajah nya yang kena cipratan.

"Tau lu, Nay!! Inget ke masjid tuh cuma buat sholat, bukan ngarepin yang bukan bukan." Cibir Shiha.

Nayla yang mendengar itu, langsung berjalan ke arah tempat wudhu. Setelah itu Nayla berwudhu.

Tak lama sesudah Nayla berwudhu, kini dimulai nya sholat. Yang seperti biasa di imami oleh Pak Syaiful. Seluruh siswa siswi merapatkan saf nya masing masing dan berlanjut sholat empat rakaat dengan khusyuk.

****

Hembusan angin kencang membuat pohon melambai kesana kemari disertai hujan deras membuat anak-anak murid SMU KARISMA sangat susah untuk pulang ke rumah masing masing. Petir juga menyampaikan lewat gemuruh besar nya, membuat semua orang tertekan dan takut.

Seperti biasa dan memang setiap hari, SMU KARISMA pulang sore yakni pukul 15.30 WIB menjelang sepertigaan waktu sholat Ashar. Kini Mentari dan kedua sahabat nya sedang berada di lobby, menunggu hujan deras berhenti sejenak memberi sedikit ruang untuk semua orang pulang dan mengakhiri kegiatannya hari ini.

"Huh!! Ini kita gimana pulangnya?." Keluh Mentari.

"Sabar kali, bentar lagi juga berenti ujannya." Ujar Nayla.

"Eh tapi kalo abis ujan kan nanti jalanan jadi licin, gak apa apa?." Tanya Shiha.

"Hah? Gak kedengeran." Ucap Mentari yang sedikit bingung dengan ucapan Shiha.

Memang suasana hujan deras dan banyak nya siswa siswi yang berada dekat lobby ini membuat Mentari susah untuk mencerna ucapan demi ucapan.

"Dasar budeg!!." Celetuk Nayla dengan nada keras.

"Ih, beneran gak kedengeran. Huh!." Jawab Mentari.

"Dingin banget lagi disini, dikelas aja yuk. Lagi juga di sini rame banget udah kayak tempat pengungsian." Shiha celingak celinguk melihat sekeliling nya.

Akhirnya mereka bertiga sudah sampai dikelas, ternyata masih banyak juga anak anak 10 Ips 3 yang belum pulang.

"Aduh gmna ini, aul kan mau pulang. Pusing deh udah ujan becek gaada ojek sumpek pula." Teriak Aulia.

The Way (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang