8] : Pingsan

191 30 0
                                    

Saat ini jam pelajaran olahraga berlangsung di kelas 10 Ips 3. Seisi murid sekelas bukan nya berganti pakaian malah ada keributan dikelas.

"Woilah, sekali kali lah cewe ganti di kelas." Teriak Melva ke arah segerombolan anak cowok.

"Lah yang ada cewe sono ganti di toilet, gak liat apa dikelas ada cctv." Cibir Moslay, sebenarnya nama aslinya Radit.

"Lah gamau pokoknya, gantian!!." Ucap Getta yang merupakan salah satu temannya Melva.

"Woi, pada setuju gak kalo cewe ganti baju disini aja?." Teriak Melva sekali lagi dan mendapat teriakan setuju dari kaum cewek.

"Lah lah, bocah ngapa yak." Celetuk Dion.

"Kita juga mau ganti baju disini. Yaudah ganti baju disini aja barengan." Kata Beni, Cowok paling ngeres pikirannya.

"Woii, udah kek!! Nanti diomelin Pak Aryo." Teriak Mamet.

Namun teriakannya pun tak berhasil di dengar oleh seisi kelas, malah perdebatan pun mulai hebat. Kini Pak Aryo, guru olahraga yang berbadan atletis memasuki kelas Ips 3.

"Daritadi kalian belum ganti baju juga, sudah hampir tiga puluh menit saya nunggu dilapangan kalian malah bertengkar, mana belum ganti pakaian." Ucap Pak Aryo.

Semua anak anak di kelas tertunduk diam, tak berani menjawab.

"Karna kalian udah buat ulah, sekarang mau gak mau kalian sekelas lari dilapangan 30 kali putaran." Suruh nya.

"Yah, pak jangan dong. Nanti kulit saya gosong pak." Jawab Aulia.

"Saya bilang gaada bantahan. Sekali lagi ada bantahan, saya gak segan segan nambahin hukuman kalian semua." Teriak Pak Aryo.

"Jangan pak." Jawab semua sekelas.

Semua penghuni kelas 10 Ips 3 berjalan cepat ke arah lapangan, dan memulai putaran pertama lari.  Semua nya masih memakai seragam batik, dengan berlari di lapangan sekolah ini yang cukup lebar.

"Maafin kami pak." Semua murid berucap sambil berlari.

Banyak pasang mata yang melihat seisi kelas 10 Ips 3 di hukum berlarian di lapangan. Terutama kakak kelas, memperhatikan mereka semua.

****

Putaran demi putaran sudah mereka lakukan dengan lari, semua cewek mengaku menyerah namun tak digubris oleh Pak Aryo. Karna mereka baru dua puluh putaran.

"Pak, saya udah gak kuat Pak." Kata Mentari dengan nafas tak teratur menghampiri Pak Aryo.

"Tari, kamu baru beberapa doang. Sana kembali lari bersama teman mu." Jawab Pak Aryo.

Mentari sudah terlihat pucat, dan ngos ngosan nafas nya. Kalian tahu lah, Mentari itu sering kecapean. Mentari kembali lari menghampiri teman temannya, belum sampai ke teman teman nya. Kini kepala Mentari semakin pusing, mata nya juga sudah berbayang tak kuat. Tanpa di sangka tubuh Mentari terjatuh begitu saja.

"Astagfirullah, Nay!! Nay. Itu Mentari." Ucap Shiha menepuk pundak Nayla.

"Oiya, Shih. Itu mentari." Balas Nayla.

Mereka berdua selaku sahabat dari Mentari menghampiri Mentari yang sudah jatuh pingsan tak berdaya. Seisi lapangan mulai panik dan menghampiri Mentari.

"Pak, Mentari pingsan Pak!." Teriak Mamet.

"Yasudah panggilin anggota PMR." Suruh Pak Aryo dengan santai.

Tanpa di suruh pun, Nayla sudah sedari tadi memanggil anggota PMR dan dua orang anggota PMR membawa tandu. Kalian tahu dua orang itu siapa? Mereka adalah Raka dan Damar. Pasti pada bingung kenapa Damar ikut bersama Raka? Damar juga memasuki eskul PMR, Rohis dan Paskib. Sungguh multitalent.

****

Ruangan berbau obat ini, sudah berada empat orang. Yakni Shiha, Nayla, Raka dan Damar. Seseorang yang tiduran di bankar UKS pun berhasil membuka kedua mata nya. Ya, Mentari mulai memelekkan kedua matanya. Dengan cekatan Damar memberi segelas air putih kepada Mentari.

"Ini minum dulu." Ucap Damar menegukkan air putih kepada Mentari.

"Saya kenapa ada disini Kak?." Tanya Mentari.

Kedua sahabat nya dan Raka yang tadi duduk menghampiri bankar Mentari dengan panik.

"Ish, Tari. Lo itu tadi pingsan, masa lupa. Udah pikun lo ya!." Cibir Nayla melipat kedua tangannya di dada.

"Tar, lo gak apa apa kan? Woi, Nay! Tari lagi sakit gini malah lo bentak." Balas Shiha menjitak kepala Nayla.

"Sakit, Shih!!." Pekik Nayla.

"Hahaha, udah udah. Kalian berantem mulu ih," Ucap Mentari memegangi kepalanya.

"Kenapa? Masih pusing ya?." Panik Damar.

"Maaf nih ya, kalo kalian disini cuma buat bikin sakit lagi nih anak orang. Mending kalian kembali ke lapangan." Ujar Raka sedikit menyindir Nayla dan Shiha.

"Syuutt. Udah gak apa apa, Rak. Mereka berdua ini kan temen nya." Timpal Damar.

"Kak Damar, Kak Raka. Saya mau bilang makasih ya. Atas bantuannya." Ujar Mentari bangun dari tidur nya.

"Iyaa, kita ini kan anggota PMR emang wajib nolongin yang lagi sakit. Yaudah kalo gitu, kita berdua keluar ya." Jawab Damar dan mendapat anggukkan oleh Mentari.

Pintu UKS kini tertutup, hanya berisi mereka bertiga.

"Ih ternyata, Kak Raka begitu sifat nya dah. Waktu nolongin luka gue dia baik deh. Tapi kok sekarang gini." Ujar Nayla.

"I'lfeel dia liat sikap lo!." Balas Shiha.

"Aduh udah deh, kepala gua nambah pusing nih." Ujar Mentari melerai mereka berdua.

Pintu UKS kini terbuka menampilkan segeroyok orang ingin masuk dan melihat keadaan Mentari.

"Tar, lo gak apa apa kan?." Tanya Derin seraya panik.

"Parah banget emang tuh si Aryo, anak murid nya pingsan dia malah santai santai aja." Cibir Dido.

"Tau tuh! Guru apaan itu, sekarang aja jengukin Tari kaga." Ausyaf Menimpali.

Mereka semua masuk hanya gibahin Pak Aryo.


A/N

HEHE, tapi boong. Update kan aku.
Vote dan komet kalian sangat berharga 💕

The Way (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang