20] : Traktiran

155 29 0
                                    

Di kantin, disini Riky yang duduk terdiam dan bengong malahan. Entah apa yang merasuki pikirannya. Padahal ini masih jam ketiga, pelajaran Kimia. Tapi Riky selalu meninggalkan jam pelajaran, entah hobi ataupun benar benar malas.

Mah, Riky kangen mamah. Batinnya masih menatap kosong dan mengacak gusar rambut nya.

"Makasih ya jamil." Teriak seorang perempuan dari arah tukang es bang jamil, membuyarkan lamunan Riky yang terganggu dengan suara kerasnya itu.

Dan langkah hentakkan kaki perempuan itu, melangkah ke arah Riky yang masih duduk termangu di bangku.

"Lo ngapain disini? Cabut jam?." Tanya perempuan itu, ah siapa lagi kalo bukan Mentari.

Riky menengok ke arah Mentari yang menanyai nya sambil menyedot es jeruknya.

Gak ngaca kali ya ni orang?. Batin Riky

"Lah lo juga ngapain? Gua mau cabut kek, mau bolos kek. Itu urusan gua, suka suka gua." Riky menekankan nada bicara nya.

"Gua jam kosong, lah lu ini kan masih jam pelajaran?." Tanya lagi Mentari.

Nanya lagi dapet piring lo. Batin Riky.

"Kan tadi gua bilang suka suka gua lah." Jawab nya yang sudah sangat muak dengan Mentari yang terus mengganggu nya.

"Ehm, oiya gua mau----". Mentari memulai tanya lagi namun di potong duluan oleh Riky.

"Nanya mulu lo kayak wartawan." Desis nya..

"Ihh, gua mau ganti uang lo yang kemarin di bengkel. Nih uangnya." Ujar Mentari menyodorkan uang merah.

"Udah gausah, lo pegang aja." Riky berjalan meninggalkan Mentari yang masih diam di tempat.

Mentari berusaha berlari menghampiri Riky yang pergi begitu saja, dan mensejajarkan jalan nya dengan Riky.

"Gak, lo pegang aja. Okaii. Btw makasih loh." Mentari lari begitu saja setelah memberikan uang itu ke tangan kanan Riky.

****

Nayla berada di ruang UKS merapikan barang barang kebutuhan UKS seperti kain kasa, perban dan P3K lainnya. Karna ini memang jadwalnya bisa dibilang piket. Sudah pulang sekolah sebenarnya, tapi ia tetap melaksanakan tugasnya.

Nayla melihat layar ponselnya yang terpampang jelas telepon dari Bunda nya. Dan langsung mengangkat nya.

"Assalamualaikum, nay. Kamu pulang naik ojol aja ya. Bunda gabisa jemput, sore ini ada arisan."

"Waalaikumsalam, iyaa bun. Pintu rumah jangan dikunci." Ujar Nayla seraya berisik sebab tiba tiba Raka masuk ke dalam ruangan UKS. Dan Nayla langsung me-reject telponnya.

"Ada apa Kak?." Tanya Nayla menghampiri Raka yang sedang duduk di sofa dalam ruangan.

"Saya cari kunci motor nih, kayaknya tadi pagi abis naro persediaan obat obat jatuh deh." Raka terus saja melihat lihat setiap sisi kolong meja.

"Yaudah saya bantuin cariin Ka." Nayla mulai mencari nya disisi bankar seraya berjongkok. Namun barang kecil itu tak ada.

Mereka berdua terus saja mencari keberadaan kunci itu, namun tak kunjung dapat. Sesekali Nayla terus memerhatikan belakang lemari siapa tahu ada dan nyempil disana. Dan tak disangka akhirnya ketemu juga.

"Ini bukan Kak?." Tanya Nayla mengangkat kunci itu tinggi tinggi. Dan memastikan apa benar itu milik Raka atau bukan.

"Nah iya, akhirnya ketemu." Raka tersenyum, setelah mengetahui kunci motor nya ketemu.

Nayla mengangguk dan menyimpulkan selembar senyum. "Alhamdulillah Kak."

"Ayo pulang, saya traktir." Ucapan Raka menyentuh sedikit hati Nayla membuat Nayla jadi salah tingkah begini.

"Traktir untuk apa Kak?." Tanya Nayla.

*Duh nay, jangan sok polos deh. - Author

Raka tertawa sumbang. "Karna udah nemuin kunci motor saya. Yaudah ayo." Raka berjalan ke luar ruangan.

Nayla mengikuti langkah Raka, sebelum mereka benar benar pergi dari sekolah. Nayla tidak lupa mengunci pintu ruangan UKS dan memberikan kuncinya kepada Raka.

Setelah itu Raka melajukan motor nya keluar dari lingkungan sekolah. Entah mau kemana pun dia bingung. Ide cemerlang nya muncul, Raka mengajak Nayla ke dapur coklat milik nenek nya.

Raka dan Nayla sampai di sebuah Cafe, yang terbilang sangat ramai pengunjung nya.

"Assalamualaikum, oma." Raka baru saja membuka pintu Cafe, dan sesaat itu juga ia berlari ke pelukan wanita tua yang kulitnya sudah keriput itu.

"Cucu oma." Jawab wanita tua itu membalas pelukan hangat cucu nya, yang Nayla yakini nenek Raka.

"Assalamualaikum." Salam Nayla yang langsung mencium tangan nenek Raka.

"Ini siapa, Di?." Tanya nenek nya menatap Nayla dan masih menyimpulkan senyum.

"Ini adik kelas Dio, oma." Balas Raka.

Dio? Batin Nayla masih bertanya tanya.

"Ayo duduk, Nayla." Suruh Raka.

Kini pada meja sebelah kanan yang sudah lumayan sepi.  Raka mengajak Nayla duduk dan menuntun oma nya ke arah kursi juga.

"Lala, bikinin cucu saya dan teman nya aneka coklat ya." Ujar nenek Raka menyuruh pelayan Cafe nya. Dan pelayan bernama Lala itu mengangguki perintahan nenek Raka.

Ko gua deg deg an gini yak. Batin Nayla.

"Nama nya siapa cantik?." Tanya nenek Raka kepada Nayla sedangkan yang ditanya langsung kaget dan gugup.

"Nayla, nek." Jawabnya.

"Panggil oma aja ya." Ucap nenek Raka dan Nayla menanggukkan kepalanya.

Lala menghampiri meja mereka, dan menaruh beberapa makanan. Semua nya coklat, ada es krim coklat, puding, kue bolu, minuman coklat panas.

Ah ini si favorit gue semua. Ah tenang Nay, jaga image. Harus jaim. Tahan. Batin nya terus saja berucap.

_______________________
Assalamualaikum semua nya, hai gimana puasanya hari ini lancar?. Oiya maaf baru update lagi. HEHE. Baru selesai ujian nih.

Gimana part kali ini? Seru kah? B aja yak wkwk. Udah deh, bingung mau ngapain. Intinya selamat membaca jangan bosan ya. Oiya besok jangan telat bangun sahur.

Yaudah yee, aku tutup. Waalaikumsalam.

-------
23 mei 2018, 22.13 WIB


The Way (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang