2] : Gosip

407 35 4
                                    

Setelah beberapa menit perjalanan menggunakan motor, akhirnya Mentari dan Shiha sampai dirumah Nayla. Setengah empat sore mereka telah sampai.

"Assalamualaikum Bunda, Nayla pulang nih. Oiya ada Mentari sama Shiha mau main." Kata Nayla sambil memasukkan motor dan melepas helm.

"Waalaikumsalam, eh ada Mentari sama Shiha. Kenapa baru kesini? Tante kangen loh." Ucap Fera seraya memeluk Mentari dan Shiha.

"Maaf tante, kami baru sempat main. Hehehe, aku sama Shiha juga kangen kok sama tante." Tutur Mentari mengeratkan pelukannya.

"Ihh, Bunda. Aku pulang gak dipeluk, masa Mentari sama Shiha dipeluk si." Ucap Nayla mengerucutkan bibirnya sebal.

Fera, Mentari dan Shiha tertawa mendengar ucapan lebay Nayla sampai mengerucutkan bibirnya.

"Kalo kamu kan sering ketemu dirumah." Kata Fera.

"Oiya sayang, ayo masuk. Hm, tante bikinin makanan sama minuman ya." Kata Fera sekali lagi kepada Mentari dan Shiha.

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah meninggalkan Nayla di luar sendirian.

"Sebel deh sama Bunda, setiap kali Mentari sama Shiha main pasti aku dilupain." Cibir Nayla.

****

Dikamar bernuansa cat putih dan banyak boneka berwujud panda berserakan dimana mana baik boneka kecil sampai jumbo sekalipun.

Ruangan ini tak ada rapih nya sedikit pun, padahal ini kamar milik seorang perempuan. Yakni milik Nayla.

"Astaga, Nayla.. Ini kamar lu? Terakhir kali gua kesini kayaknya sebulan yang lalu masih rapih dah. Liat sekarang?" Ledek Shiha sambil melepas pentulnya yang sedari pagi terkait di jilbabnya.

"He-etdah, ngedumel mulu lu. Mending bantuin gua beresin ini semua." Cibir Nayla.

"Yakali kita yang beresin, ini kan kamar lu." Tutur Mentari tak mau membantu malah langsung rebahan diatas kasur empuk nan luas.

"Ett dasar, lu berdua." Ujar Nayla.

Mereka memang berjilbab saat disekolah dan jika pergi kemana-mana. Saat ini saja, mereka membuka jilbab mereka. Mungkin mereka butuh waktu untuk memurnikan hati mereka agar bisa selalu berjilbab.

Akhirnya hanya Nayla yang merapikan kamarnya sendiri tanpa bantuan dari kedua sahabatnya.

"Eh, berarti sekarang kita sudah jadi siswi SMU ya sekarang. Gue gak nyangka kita bisa sahabat sampai segini lamanya. Gue sayang banget sama kalian." Ucap Mentari.

"Iyaa gue juga sayang banget, semoga kita selalu kayak gini ya." Balas Nayla dan mereka bertiga berpelukkan.

Pintu kamar terbuka begitu saja menampilkan tante Fera yang membawakan beberapa minuman dan makanan ringan. Bagi Mentari dan Shiha tante Fera ini seperti ibunya sendiri.

"Eh, tante. Duh aku sama Shiha jadi ngerepotin tante begini kalo main." Ujar Mentari melepaskan pelukan mereka.

"Ah, Kalian itu gak usah sungkan, tante juga seneng kalian main kesini Nayla kan jadi ada teman ngobrol." Jawab Fera.

Boleh kalian ketahui bahwa Nayla itu anak tunggal, tak punya saudara kandung. Semua keluarga Nayla menetap di Jambi. Nayla, bunda dan ayah ya di Jakarta hanya tinggal merantau, bisa saja sewaktu waktu mereka kembali ke kampung halamannya.

"Yaudah ini cemilan sama minuman nya, yaudah lanjutin deh pelukannya. Tante tinggal ya." Lanjut Fera.

Dan pintu itu tertutup.

"Nay, Bunda lu itu baiknya gak ketulungan ya. Tapi lu kenapa beda begini ya, heran gue." Tegas Shiha.

"Yee, gue juga baik hati kali. Jadi selama ini emang apa?" Balas Nayla.

"Hahaha, beda banget. Iya bener." Ujar Mentari.

"Ih songong lu berdua!" Jawab Nayla melemparkan kriuk ke arah Shiha dan Mentari.

Sungguh ini momen yang paling bahagia diantara mereka. Melepas canda tawa tanpa ada sedikitpun tetes air mata.

"Bentar, bentar deh. Yaallah dari tadi tuh gue belom nelfon mama gue." Panik Mentari seraya bangkit dari tempat tidur Nayla dan langsung meraih ponsel nya untuk menelfon mama nya.

"Gue juga belom lagi." Ucap Shiha sambil menelfon Ibu nya.

"Hayulu!" Ledek Nayla menakut nakuti kedua sahabat nya ini yang tengah sibuk memainkan ponselnya.

"Yaudah deh, gue tinggal dulu ya. Gue mau mandi nih." Sambung Nayla tanpa di hiraukan oleh kedua sahabat nya ini.

Saat ini perasaan Mentari dan Shiha merasa tenang sekarang karna berhasil mendapatkan izin dari orangtua mereka.

"Astagfirullah!" Pekik Mentari.

"Ish, kebiasaan dah bikin kaget mulu." Balas Shiha yang merasa terganggu.

"Ini liat dah, gua nemuin akun instagramnya. Ah seneng, gue follow ah!" Ucap Mentari.

"Siapa si? Sampe segitunya." Kepo Shiha sesekali mengintip ponsel milik Mentari.

"Hehehe, ini Kak Riga. Dia itu ganteng banget yaa, liat aja post-post-an foto nya." Ujar Mentari.

"Heleh, tapi dia itu gantengnya mencurigakan ege!." Tebak Shiha.

"Mencurigakan gimana maksud lu?." Balas Mentari yang masih bingung dengan ucapan Shiha.

Selang beberapa menit kemudian Nayla keluar dari kamar mandi.

"Ya, sepertinya Kak Riga itu tampang tampang playboy." Saut Nayla.

"Nah iya tuh kata Nayla!" Seru Shiha membalas ucapan Nayla.

"Ish, kalian tuh ya! Berpikiran ke orang negatif mulu." Balas Mentari membenarkan bahwa apa yang mereka ucap tentang Ka Riga itu salah.

"Ya, kan kita hanya asal tebak. Bisa jadi tebakan kita emang bener kan." Ujar Nayla.

"Siapa tahu, Ka Riga pacar nya ada dimana mana." Timpal Shiha memperkeruh suasana.

"Yee, emang lu berdua kenal akrab. Sotoy banget dah." Ujar Mentari.


A/N

Jangan lupa vote yaa. Makasih

The Way (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang