Seperti biasa, kantin selalu ramai oleh anak anak dengan perut kosong. Ke kantin tujuan nya mengisi perut mereka yang kosong, selepas dua jam pelajaran menahan hawa lapar.
Jika di kantin, suasana peluh keringat mulai semua murid rasakan. Seperti antrian lotre saja, menunggu lama sekali untuk berjumpa dengan makanan nikmat yang ada di kantin.
"Bu, saya ketoprak tiga ya bu. Yang dua pedes yang satu enggak. Saya di meja no 4." Ujar Mentari yang sudah berada di depan warung Bu Anah, penjual ketoprak di kantin.
"Iyaa neng, tunggu nanti ibu anterin." Jawab Bu Anah yang masih sibuk memotong motong lontong nya yang terkenal lezat itu.
Selepas itu, Mentari kembali ke meja nya yang sudah di isi Nayla dan Shiha. Sebentar, kok sekarang bukan hanya mereka bertiga tapi ada dua orang cowok juga.
"Udah di pesen, Tar?." Tanya Nayla.
"Hm, udah ko." Mentari mulai mendudukkan bokong nya di kursi samping Shiha.
Damar dan Raka, cowok yang saat ini juga ikut bergabung di meja kantin bersama Mentari, Nayla dan Shiha. Entah untuk apa.
"Oiya, tadi gimana Kak kelanjutan nya?." Nayla kini menatap serius Damar dan Raka secara bergantian.
Mereka ngomongin apaan si?. Batin Mentari bertanya tanya saat ini.
"Ya di PMR kita juga bisa mengetahui hal hal yang belum pernah kita ketahui sebelumnya." Ujar Damar.
Nayla hanya ber'oh' saja, tapi masih banyak pertanyaan pertanyaan yang ia masih ingin sempat tanyakan.
"Tapi Kak, kita bertiga jurusan Ips. Jurusan yang sedikit sekali kita jumpai pelajaran Ipa di kelas. Bagaimana kita bisa belajar tentang ilmu yang menyangkut tentang Ipa?." Nayla terus saja mengeluarkan pertanyaan nya.
Raka tertawa mendengar penuturan apa yang baru saja diucapkan oleh Nayla. "Jadi kamu pikir, masuk PMR hanya boleh anak jurusan Ipa saja?. Haha."
Ok, ada dua patung yang terbuat dari tanah liat saat ini. Yakni Mentari dan Shiha yang sama sekali tidak mengerti apa tujuan dari Nayla berbicara mengenai ekstrakulikuler PMR.
"Malah justru hebat menurut saya, kalian yang jurusan Ips tapi bisa menguasai ilmu bidang Ipa dalam eskul PMR." Damar kembali berucap.
Mentari menginjak kencang kaki Nayla dari kolong meja. Nayla hampir teriak karna kesakitan. Setelah itu Mentari memelototi Nayla dengan maksud ada apa?.
"Oiya Tar, ini yang kita bahas semalem di chat." Ujar Nayla.
Mentari hanya ber'oh' saja. Selepas itu Bu Anah membawakan nampan berisi tiga piring ketoprak yang menggugah selera. Dengan bumbu kacang yang kental dan enak.
"Ini neng, maaf Bu Anah kelamaan ya. Ini yang gak pedes untuk neng Tari." Ujar Bu Anah menaruh piring ke Mentari. Dan yang cukup pedas ke Nayla dan Shiha.
Penikmat pedas dan sungguh tergila gila dengan pedas ya cuma Nayla dan Shiha. Mentari? Mana suka pedes, kena saus setetes doang udah kepedesan.
Setelah itu Bu Anah kembali ke warungnya yang berada di pojok. Masih terlihat banyak antrian siswa siswi disana. Seharusnya Bu Anah memiliki asisten jadi biar gak kerepotan gitu.
"Nay, saya sama Raka ke kelas duluan ya. Kalo mau tanya tanya PMR lagi bilang aja." Ucap Damar yang memang sudah akrab dengan Nayla.
"Iya Kak." Balas Nayla.
Nayla memang bisa dibilang dekat dengan Damar namun hanya sebatas senior dan junior di paskib. Kan pujaan hatinya, Raka. Hehe.
Dua lelaki itu sudah pergi dari kantin, kini mereka bertiga melanjutkan makannya.
****
Acara inap menginap saat ini, Nayla dan Shiha yang sudah izin dari orang tuanya masing masing akhirnya diperbolehkan menginap semalam di rumah Mentari. Loh kenapa? Kedua orang tua Mentari sedang pergi ke luar kota, ada arisan bulanan keluarga disana.
Di rumah sebenarnya ada Bayu, tapi dia kakak yang tidak bisa diandalkan. Seperti sekarang ini, dia malah menginap dirumah temannya alasannya untuk nobar sepakbola. Jadi Mentari meminta Nayla dan Shiha menemani nya malam ini.
"Makasih ya, udah mau temenin acu dirumah." Mentari mendramastis ucapannya. Sehingga Nayla bergidik geli.
Mereka bertiga sudah diatas kasur dengan posisi duduk bersila dan masing masing bantal memangku sikut nya dengan bertopang dagu.
"Bosen nih." Ujar Shiha yang mulai suntuk.
"Gimana kalo nonton drakor aja? Gua punya kdrama bagus, udah lama si. Tapi seru." Mentari berdiri dan mengambil laptop nya yang berada di atas meja belajar nya.
Mereka bertiga mengisi malam dengan menonton kdrama Akang seo joon yang berjudul Fight For My Way.
"Ih soswit banget dah, Aera nya cantik kayak gua." Shiha menghayal bebas.
"Idih pede banget, dong man nya ganteng." Balas Mentari.
Tak terasa sampai larut malam mereka menonton, pukul sebelas malam. Mentari mengembalikan laptop nya ke tempat tadi semula diambil. Sedangkan Nayla dan Shiha sudah tertidur pulas. Baru saja Mentari ingin ikut berbaring di pinggir kanan ranjang, dari luar terdengar suara ketukan pintu. Entah siapa tamu malam malam begini.
Mentari sudah berada di lantai bawah tepatnya ingin membukakan pintu. Melihat dulu dari membuka gorden jendela, ah ternyata Bayu yang baru saja pulang dari rumah temannya.
"Lama banget si lu bukain pintu, udah ngantuk nih gua." Ujar Bayu menutup menguapnya.
"Oiya, digarasi motor vespa putih siapa?." Lanjut nya.
"Lah gua kira lu nginep?. Gua minta Nayla sama Shiha nginep disini." Ujar Mentari yang sudah mulai menaiki tangga nya masih dengan mata tertutup. *Author doain kesandung.
"Kaga jadi. Oh yaudah." Balas Bayu sambil mengunci pintu nya rapat rapat.
Bayu memasuki kamar nya, mengikuti jejak Mentari. Lain hal, kamar Bayu berada di depan kamar Mentari.
____________________
Thank u for Vote and Coment 💋❤️
No bosan ya baca cerita ini HEHE.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way (END)✔️
Teen FictionYUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA✅ Kisah persahabatan yang terjalin antara tiga perempuan dari mereka masih berusia belia. Bukan hanya mereka yang bersahabat bahkan keluarga mereka masing-masing, serasa keluarga besar. Tapi wajarnya itu, dari mereka...