Sore ini seluruh siswa siswi kelas sepuluh sudah barbaris di lapangan, ada sedikit pengarahan tentang keberangkatan LDK besok. Pak Yayat selaku guru kesiswaan yang sekarang tengah berdiri di podium dengan microphone nya, dan berlangsung bersuara.
Sebenarnya ini sudah waktu jam pulang sekolah, tetapi sekolah juga harus memberi pengarahan untuk LDK yang akan diadakan besok oleh seluruh murid kelas sepuluh.
"Ya, baik. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap nya sudah dibalas salam oleh semua murid. "Besok adalah waktu nya untuk kalian LDK yang bertempat di daerah kawasan Bogor. Bapak harap kalian sudah menyiapkan barang barang yang perlu kalian bawa dari sekarang." Lanjutnya.
Disela sela apa yang diucapkan oleh Pak Yayat, kini Nayla dan Shiha malah sedikit berbincang di barisannya.
"Shih, nyiapin bareng ya nanti malem." Ajak Nayla kepada Shiha yang berada dibelakang nya.
Tak alih alih menolak justru Shiha menganggukkan kepalanya menerima ajakan Nayla, karna memang ia juga pasti kebingungan sendiri. Jadi bersama sama lebih baik toh.
"Barang bawaan nya ada di surat kemarin yang diedarkan. Dan jangan lupa besok datang lebih awal, Bapak tidak mau ada yang terlambat. Yasudah Bapak tutup, kalian bisa bubar sekarang. Gerak!." Jelas Pak Yayat.
Mendengar arahan dari Pak Yayat sudah selesai, semua murid menggendol kembali tas nya yang sedari tadi di letakkan dibawah kaki mereka. Semua sudah bersiap meninggalkan area sekolah.
"Shih, ke ruang UKS dulu ya." Nayla mengajak Shiha sebentar ke ruangan itu, ia hanya perlu izin tidak latihan ekstrakulikuler dulu.
"Iyaa." Jawab Shiha sangat singkat.
Setelah itu mereka berdua berjalan ke arah ruangan UKS yang berada di lantai satu dekat koridor sekolah. Di depan ruang itu banyak anak anak murid yang tentu nya dari ekstrakulikuler PMR. Sungguh disini Shiha merasa malu banget sebab hanya dia yang berada disini dengan tidak ada kaitan dengan eskul itu.
"Ka Raka, bisa bicara sebentar?." Tanya Nayla kepada Raka yang sedang berbincang dengan teman lelaki nya di depannya.
"Oiya bisa. Kenapa? Ayo disitu aja." Raka menunjuk meja di dalam koridor yang biasa nya selalu ada untuk mengobrol orangtua bila ada yang mengunjungi sekolah.
"Tunggu disini sebentar ya." Ujar Nayla kepada Shiha yang sedang terbengong. Mendengar hal itu Shiha langsung tersadar dari lamunan nya dan menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Nayla.
Nayla mengikuti langkah Raka yang menuju ke meja didalam koridor. Sedangkan Shiha sedikit menggeser tubuhnya menjauh dari depan ruangan UKS yang sudah banyak anak murid. Ia mengalihkan langkah nya ke depan kelas sebelas IPA 5 yang sudah sepi tak ada anak murid lagi.
"Belum pulang?." Tanya lelaki yang kini mendekati Shiha yang berdiri didepan kelas yang sudah sepi.
Deg.
Deg.
Deg.
Jantung nya terasa kelu sekarang, sebab lelaki yang berada didepan nya ini dan yang mengajaknya mengobrol ini adalah Awan. Ya, lelaki yang pernah menyatakan perasaan nya kepada nya. Setelah itu mereka berdua tidak saling bertemu lagi. Entah Awan yang sibuk kah, ataupun Shiha. Entah.
"Belum." Jawab Shiha menundukkan pandangan nya.
Ngapain si ada Ka Awan disini. Duh. Batinnya mengeluh.
"Nunggu jemputan ibu kamu?."
"Engga." Ujar Shiha yang lagi lagi dengan kalimat singkat nya. Membuat Awan mengedarkan pandangan nya ke segala arah dan menggulirkan sebuah senyum.
"Nunggu ojol?."
"Engga." Lagi dan lagi dengan jawaban yang sama.
Entah meledek atau memang sekadar bertanya, Awan terus terusan menanyai apa yang ia mau tanyakan kepada Shiha.
"Nunggu apa?." Sepertinya Awan sudah habis pertanyaan.
"Nunggu--------"
"Ayo saya anter pulang." Ajak Awan yang langsung melenggang pergi dari hadapan Shiha yang sepertinya harus dengan jawaban setuju. Shiha yang terlihat bingung dengan ajakan Awan kembali mengejar langkah nya ke arah parkir.
"Kak, tapi saya-----" Ujar Shiha yang berlari masih menyamai langkah Awan. Awan sudah di depan motor nya bersiap menyalakan mesin motor nya membuat Shiha takut untuk menolak ajakannya.
Shiha sudah nangkring di boncengan motor Awan yang terbilang cukup sederhana ini, Ya motor gigi Revo. Dan mereka berdua naik motor dengan jauh jauhan. Awan masih menggendol tas di punggung nya agar memberi jarak begitupun Shiha yang berpegangan ujung Jok motor sebagai pegangan nya. Mereka pun keluar dari area sekolah.
Nayla yang baru saja mengobrol dengan alasan meminta izin dengan Raka agar tidak ikut latihan beberapa hari esok. Selepas itu ia menghampiri Shiha, namun perempuan itu tidak ada dimana pun.
****
Kini Nayla sudah berada dirumah Shiha, sehabis sholat maghrib ia langsung pergi ke rumah Shiha yang hanya berbeda komplek saja. Setelah membawa sebuah daftar yang perlu dibawa, mereka berdua pergi ke luar menggunakan motor.
"Beli senter dulu kan?." Tanya Nayla yang sudah menyalakan motor nya.
Shiha menaiki motor Nayla "Iyaa, udah ayo keburu malem."
Mereka berjalan keluar komplek menuju jalan raya, barang yang ingin dibeli ini senter yang biasa nya berjualan dimana mana di jalanan.
Setelah mengitari jalanan, Nayla menemukan toko serba ada yang berada disamping pom bensin.
"Pak, ada senter ga?." Tanya Nayla kepada lelaki tua yang seperti nya pemilik toko ini.
"Ada neng. Mau senter yang gede atau yang kecil?." Tanya balik Bapak bapak itu.
Nayla menengok ke arah Shiha, yang sepertinya menanyakan pendapat.
"Yang kecil aja." Jawab Shiha.
"Yaudah Pak, yang kecil aja." Nayla berucap kepada Bapak itu, dan Bapak itu mulai mencari ke rak sebelah yang terdapat banyak jenis barang yang bercahaya seperti senter, lampu dan lain lain.
"Yang ini neng?."
"Iyaa, Pak. Ambilkan dua ya, Pak." Ujar Nayla.
"Ini neng? Semuanya jadi enam puluh ribu." Balas Bapak bapak itu. Shiha langsung memberikan uang nya kepada Nayla untuk digabung, setelah itu Nayla memberikan uang nya kepada Bapak itu.
"Makasih ya, Pak." Ucap Shiha dan Nayla berbarengan.
Bapak itu tersenyum dan berujar "Makasih kembali, neng."
Setelah itu Nayla mengantarkan Shiha pulang kerumah, semua nya seperti nya sudah diperlukan. Dan barang yang lain sudah ada dirumah masing masing. Hanya senter saja yang mereka berdua cukup beli diluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way (END)✔️
Dla nastolatkówYUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA✅ Kisah persahabatan yang terjalin antara tiga perempuan dari mereka masih berusia belia. Bukan hanya mereka yang bersahabat bahkan keluarga mereka masing-masing, serasa keluarga besar. Tapi wajarnya itu, dari mereka...