Semua Hanya Tuhan yang Tahu

5.6K 142 6
                                    

"far, kalau tv nya gak ditonton, kamu matikan aja", kata afif sambil sibuk merapikan pakaian yang dia pakai di depan cermin yang lumayan besar. "Iya- iya, aku tonton kok, kamu itu santai aja kalee, gak usah kaya orang dikejar singa lapar kayak gitu deh, ini juga baru jam setengah tujuh, paling nanti presentasinya molor, kamu kan tahu pak Rudi itu gimana", kata Fara sambil mengambil remote TV di samping tempat tidurnya.
Pagi ini adalah pagi yang sangat menyibukkan bagi Afif, karena pagi ini dia akan mempresentasikan laporan perusahaan di depan pak Rudi, pemimpin perusahaan tempat Afif dan Fara bekerja. Afif adalah salah seorang accounting disana, sedangkan Fara adalah salah seorang staf menejemen. Mereka sudah setahun ini bekerja disana setelah lulus kuliah. Jadi mereka berdua kini sudah mulai tahu betul kebiasaan pimpinannya itu yang sering terlambat. Tapi hari ini ada alasan lain, sehingga dia memutuskan untuk segera sampai kekantor. Alasannya yang tak lain dan tak bukan, karna salah satu filenya Afif ada yang tertinggal disana dan belum sempat dia kerjakan, apalagi itu salah satu bagian penting dari presentasinya. Sebenarnya kemarin dia ingin membawanya pulang, dan mengerjakannya dirumah, tapi karena kemarin dia lupa membawa nya, jadi pagi ini dia harus buru-buru datang kekantor untuk menyelesaikannya sebelum jam 8 tiba, karna dia akan presentasi sekitar jam itu.

Dan bukannya hari ini Fara libur, jadi dia masih malas-malasan ditempat tidur sambil nonton TV. Dia juga masuk sama seperti Afif. Bedanya Fara hari ini tidak dituntut kepentingan, jadi dia berangkat seperti biasa yaitu sekitar pukul 7.45, jikalau Afif tak berkepentingan mungkin dia juga akan berangkat sama seperti Fara. Kebetulan jarak kost mereka dengan tempat bekerja tidak terlalu jauh.
Setelah semua siap, dan insyaallah tak ada yang tertinggal, Afif segera mengeluarkan motornya dan bersiap untuk meluncur kekantornya. Tapi sengaja atau tak disengaja, saat ingin mengambil kunci motor didekat tv, dia melihat sepasang suami istri yang dia ketahui, sedang tergolek tak berdaya, seperti tak bernyawa, di layar tv yang saat ini mereka saksikan, mereka adalah kakak kandung dan kakak ipar Afif, Ifaf dan Luqman. Memang kedua insan tersebut, kemarin pamit dgn Afif bahwa mereka akan ke Jakarta utk menjual rumah mereka disana utk biaya pengobatan dan terapi anak satu²nya mereka yang sampai diusia ini yaitu dua tahun belum dapat berjalan dan berbicara banyak seperti anak dua tahun lainnya.

Afif benar² syok dan lemas seketika, saat mendengar dan melihat berita itu, bahwa Kedua kakaknya tewas ditempat saat sebuah truk dari arah berlawanan menabrak mobil yang ditumpangi mereka. Dan saat melihat sahabatnya, lemas dan terduduk tarberdaya, Fara segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera membopong Afif untuk duduk diatas tempat tidur mereka. Dan dengan segera, Fara mengambilkannya segelas air putih untuk menenangkannya.

Setelah lumayan tenang, dan dapat mengendalikan emosnya, dan walaupun air mata terus menetes di pipinya, Afif dengan sesenggukan meminta Fara untuk menggantikan presentasinya hari ini. Karna dia tahu bahwa dia harus secepatnya kerumah kakaknya di Jogja utk mengurus kedua jenazah kakaknya tersebut, sebab dia sadar, ibu dan bapaknya tak dapat langsung mengunjunginya, atau bahkan saat ini kedua orang tuanya bisa jadi belum tahu tentang hal itu. Karna kebetulan memang kedua saudara ini semenjak lulus Sma sama² merantau pergi dari kampung halamannya di Medang. Mereka ingin berjuang sendiri, Mandiri dan berusaha untuk tidak merepotkan kedua orang tuanya. Dan setelah menikah memang kakaknya menetap di Jogja karna suaminya itu bekerja disana juga Karna mereka menganggap jogja lebih baik untuk perkembangan putri mereka daripada di Jakarta tempat tinggal mereka sebelumnya. " Far, tolong kamu gantikan aku presentasi ya?, Soal kurang lengkapnya data biar besuk menjadi tanggung jawabku setelah aku masuk kerja", kata Afif dengan air mata terus menetes di pipinya dan beberapa kali ia tertahan mengucapkan kata, karna sesenggukan. Tanpa basa-basi Fara langsung mengiyakannya permintaan sahabatnya itu, karna dia benar² iba dengan keadaan sahabat sekaligus sudah dia anggap saudara sendiri. Mereka sudah cukup lama bersahabat. Persahabatan mereka dimulai sejak SMA, mereka, dan kemudian dilanjutkan di universitas, karna mereka kebetulan satu universitas, walaupun pada saat itu, kedua sahabat ini tak berfikiran untuk melanjutkan kejenjang perguruan tinggi sama. Tapi takdir berkata lain, Allah menginginkan persahabatan mereka tetep terjalin erat, bahkan sampai sekarang ini. Mereka hidup dan tinggal bersama di sebuah kontrakan yang mereka sewa bersama.

Setelah merasa tenang dan dapat mengendalikan kesedihannya, Afif mengambil hp dan menelepon seseorang. "Assalamualaikum, kmu udah tahu belum?", Kata Afif. "Iya, aku udah tahu, dan sekarang aku ada disini, insyaallah besuk jenazah mereka akan sampai ke Jogja, tolong kmu segera ke Jogja ya, utk mempersiapkan pemakamannya", kata orang Disebrang sana. " Iya, ini aku juga mau pergi og, Kmu udah telp mamah Ira? (org tua dari kak Luqman dan org yg sedang ditelpon ini)", kata Afif. " Udah, aku juga suruh mamah utk menghubungi keluargamu juga, mereka akan sampai besuk, pokoknya kmu cepet² aja ke Jogja", kata org Disebrang. "Iya², slow aja kalee, memangnya kmu aja yang sedih, ya udah aku tutup, mau ke Jogja sekarang!!!", jawab Afif dgn kesal.
Kedua orang ini memang jarang akur, setiap bicara dimanapun dan kapanpun pasti ada aja yang membuat mereka cek-cok. Dan Padahal notabenenya, laki² yang di teleponnya itu adalah adik dari Luqman yang merupakan suami dari kakak Afif. Laki² itu bernama Lucky dia adalah seorang wartawan salah satu stasiun televisi, dia wartawan yg cukup handal, dan dia sangat dipertimbangkan dalam bidangnya itu, karena dia juga cukup banyak memiliki prestasi di bidangnya itu.

Estafet JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang