Cinta Pandangan Pertama

1.6K 99 0
                                    

Masjid di sepanjang jalan Malioboro menjadi persinggahan tujuh berteman sebelum mengantarkan Afif ke kediamannya. "Gaes nanti mampir dulu ya, nanti aku masakin mie rebus. Enak kan makan mie rebus malam-malam gini", ucap Afif ketika semua telah duduk di kursi masing-masing. "Enggak usah Fif, ini sudah malam, kasihan Cantik kalau kita nongkrong di tempat kamu, nanti malah keganggu tidurnya", jawab Farah. "Iya Fif, kapan-kapan aja kita nongki di tempat kamu", imbuh Maya.

Mobil menepi di kediaman Afif sekitar pukul 10 malam. "Benar nih gak mampir dulu. Mie godhok enak lho". Afif masih mencoba menawarkan penawarannya tadi ketika dia telah turun dari mobil. "Enggak, kapan-kapan aja". Sambil menutup pintu mobil Farah melambaikan tangannya dari jendela mobil ke arah Afif.

Afif melangkahkan kakinya ke rumah yang telah dia tempati tiga bulan ini. Sepi,gelap itu lah yang terasa saat Afif menginjakkan kaki di teras rumah itu. Hanya lampu-lampu kecil warna orange yang masih tetap dinyalakan. Memang, jika semua penghuni rumah tidur hanya lampu-lampu merah yang akan tetap dinyalakan.

Sesampainya di depan pintu, Afif langsung mengeluarkan kunci yang duplikat yang selama ini memang dia miliki, pemberian langsung dari almarhumah kakaknya. 'cleekk'. Afif berhasil membuka pintunya. Dilangkahkan kakinya memasuki ruang tamu rumahnya. Afif mendengar suara TV menyala diruang keluarganya. 'pasti bibik nih lupa matiin tv', batin Afif.  Afif melangkahkan kakinya ke ruang tamu yang tv nya masih menyala.

Suara bariton Lucky langsung menyabut derap langkah Afif yang ingin mendekat. "Sudah pulang, langsung mandi sana". Lucky mencoba menekan kemarahannya dengan sikap pedulinya. Afif yang mendengar suara Lucky langsung memutar langkahnya menuju tangga, tanpa menjawab ucapan Lucky.

Lucky sebenarnya marah. Marah yang sebenarnya sangat marah. Afif pergi tanpa pamit dengan dirinya, di telpon tidak dijawab, dan terakhir Afif pulang malam. Hampir 2 jam Lucky mengamati layar yang ada di depannya, untuk menunggu wanita itu pulang. Selesai menidurkan Cantika pukul 8 tadi, Lucky memang sengaja menunggu Afif pulang. Mereka perlu bicara. Tapi melihat kondisi Afif yang terlihat lelah dengan acara liburannya, Lucky jadi berniat mengurungkan keinginannya.

Afif langsung masuk ke kamarnya, dilihatnya wajah gadis kecil yang sejak pagi dia tinggal pergi, tidur begitu pulasnya. "Sayang maafin bunda ya...tadi sudah ninggalin Cantika pergi, bunda sayang Cantika. Love you sayang". Afif mengusap usap pipi gadis itu, dan memberikannya satu kecupan di di keningnya. "Sayang bunda mandi dulu".

Ritual mandi Afif telah selesai beberapa menit lalu. Saat ini dia sedang menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang sambil memainkan handphonenya. Dia belum bisa tidur, ada rasa aneh di hatinya. Ada rasa sakit, ada rasa bahagia. Na-no-na-no, katanya. Ditambah lagi perutnya yang hanya diisi nasi tadi siang, terasa lapar.

Afif memutuskan untuk turun setelah dia mengirim satu pesan di grup Tujuh berteman yang sedari tadi rame, karena penduduk grup itu ternyata masih menikmati malam bersama, di Malioboro tanpa dirinya.

Di dapur, Afif langsung membuka lemari penyimpan makanan. Di dalam lemari itu ternyata menyimpan banyak makanan, seolah makan-makan tersebut belum tersentuh. "Mbok, ini gimana sih, masak kok gak dimakan", ucapnya pada diri sendiri. Beberapa makanan kemudian Afif keluarkan untuk dipanaskan, sebelum dia makan. Masakan yang telah dia panaskan kini telah terhidang sempurna di meja makan.

"Kayaknya enak banget nih makanannya". Lucky langsung bergabung di meja makan bersama Afif yang sedang menuangkan sayuran. Afif diam tanpa menjawab ucapan Lucky. Lucky yang duduk tepat di depan Afif, menyerahkan piringnya kearah Afif. 12345. Kurang lebih pada detik ke-5, Afif baru paham maksud Lucky. Piring itu dia isi dengan nasi dan beberapa sayuran serta lauk-pauk kemudian dia serahkan pada Lucky tanpa suara apapun. "Terimakasih". Lucky memakan isi piringnya dengan lahap.

Estafet JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang