Pernikahan Lucky dan Afif♥

1.7K 95 0
                                    

Seminggu yang menyibukkan bagi dua keluarga ini, keluarga Afif dan Lucky. Pagi ini, sehabis sholat subuh, dua keluarga ini malah makin sibuk. Iya, tepat sekali. Ini adalah hari pernikahan Afif dan Lucky. Saat ini Afif sedang di rias di kamarnya, sedangkan Lucky yang sudah lengkap dengan setelan jasnya telah menghadap di depan penghulu. Karena ayah Afif, terkena stroke yang menyebabkan dia tak bisa bicara dengan jelas, dia menyerahkan sepenuhnya ikrar pernikahan ini kepada penghulu. "Saya nikahkan engkau saudara Lucky Budi Abdijaya dengan saudari Afifah Sandra Sabella bin Rahmad sudaya dengan mahar seperangkat alat sholat, dan ruko seluas 158m² serta emas seberat 28 gram, dibayar tunai", ucap pak penghulu. "Saya terima nikahnya Afifah Sandra Sabella bin Rahmad sudaya dengan mahar tersebut dibayar tunai", ucap Lucky lega. "Bagaimana para saksi", ucap pak penghulu. "Sah", ucap para tamu undangan secara bersamaan.

Didalam kamar Afif, dia telah selesai di rias. Dan saat ini dia sedang ngobrol bersama ibu mertuanya. Mama Ira banyak memberikan nasihat pada Afif. Walaupun di dalam kamar, Afif dan ibu mertuanya bisa mendengar dengan jelas suara ijab qabul itu. Afif sedikit bingung dengan mahar ruko yang di berikan lucky padanya. "Ruko", ucap Afif tiba². Mama Ira yang tahu kebingungan Afif langsung memberikan penjelasan tentang Ruko yang diberikan Lucky sebagai maharnya. Mama Ira menjelaskan alasan Lucky memberikan mahar Ruko, karena pada saat itu, harga Ruko yang berada di depan komplek perumahan kakaknya itu sangat murah, sehingga dia memutuskan untuk membelinya. Dia dulu penah berjualan beberapa alat musik di sana, tapi karena dia terlalu sibuk dengan mencari beritanya, akhirnya penjualan itu tak terurus. Dan dia memutuskan untuk menutup toko itu, dan kemarin dia bicara sama mama ingin memberikan ruko itu sama kamu, kalau-kalau saja kamu punya keinginan ingin berjualan atau kalau tidak kamu bisa mengontraknya, itu adalah penjelasan mama Ira pada Afif. Dan obrolan mereka terhenti karena Ibu Sari masuk ingin membawa Afif keluar menemui suaminya.

Setelah acara salaman dan cium kening, mereka menandatangani surat pernikahan mereka. Sebagai bukti otentik bahwa mereka telah resmi menjadi suami istri. Mereka kemudian sungkem kepada kedua orang tuanya. Afif tak dapat menahan rasa sedihnya. Disaat sungkem dengan kedua orang tuanya, Afifi seperti sedang di putarkan memori kenangan²nya dahulu. Kenangan menjadi anak tomboy yang suka jailin Ifaf, yang suka bikin ibunya teriak² karena dia bandel, kenangan dengan ayahnya yang selalu mendongengkan dia dan Ifaf, pokoknya semua memori tentang perjalanan hidupnya dari dulu hingga saat ini berputar jelas. Afif merasa menjadi anak yang belum mampu membahagiakan keluarganya, di tambah dia telah kehilangan sosok kakak yang telah merubahnya menjadi wanita yang feminim. Ibu Sari yang minat Afif menangis langsung memeluknya dan mencoba menenangkannya. "Bu, maafin Afif ya, belum bisa bahagiakan ibu", ucap Afif masih dalam pelukan ibunya. "Ibu sudah bahagia dengan kamu menjadi anak yang mandiri, selalu akur dengan almarhumah kakakmu, dan sekarang kamu bisa menjadi istri dan ibu yang baik bagi cucu ibu, ibu bangga sama Afif", ucap ibu Sari sambil mengelus kepala Afif yang tertutup jilbab. Setelah acara yang dilaksanakn dirumahnya selesai, meraka sekeluarga langsung segera bergegas ke gedung tempat di langsungkannya acara resepsi Afif dan Lucky.

Sesampainya di tempat resepsi, Afif dan Lucky langsung diminta duduk di singgasana nya. Mereka melakukan beberapa sesi foto bersama keluarga, dan baru kemudian bersama sahabat² meraka. Sudah tidak usah ditanya Fara pasti datang, walaupun kemarin Lucky hampir melupakan undangan untuk teman² Afif. Dia datang bersama rombongan teman² sekantornya, yang memang juga teman Afif. Mereka katanya menyewa tiga bus hanya khusus untuk mendatangi pernikahan sahabatnya itu. Sedangkan teman Lucky, juga lumayan banyak yang hadir, ya walaupun tak sebanyak temannya Afif. Temannya Lucky yang banyak malah dari kalangan teman sekolahnya dulu, kalau teman kerja, hanya beberapa, yah biasa lah, wartawan itu pada sibuk cari berita, dari pada cari sup (wkwkwkw). "Samawa ya Sahabat ku yang cantik, akhirnya bisa bertanding dengan musuhmu, jangan jadi Tom and Jerry lagi ya", ucap Fara sambil memeluk Afif. "Apan sih Far", ucap Afif. "Mas Lucky, samawa ya", ucap Fara. Setelah selesai mengucapkan selamat, Fara meminta untuk foto bersama. Mereka melakukan beberapa gaya foto, hingga membuat Lucky ilfil dengan tingkah kedua sahabat itu. Ya iyalah, Lucky ilfil, dia kan gak suka foto, sukanya kan memfoto. Acara resepsi Afif dan Lucky dilakukan hampir empat jam, mulai pukul satu siang sampai empat sore. Mereka berdua dibuat kewalahan dengan datangnya banyak tamu yang mendoakan dan mendatangi mereka.

Resepsi pernikahan mereka telah selesai beberapa jam yang lalu, saat ini Afif telah berganti pakaian dengan pakaian santainya dan sedang menemani Cantika bermain diruang keluarga bersama keluarganya dan keluarga Lucky yang masih tinggal disini. "Fif, kakak besuk kayaknya udah harus balik ke Surabaya deh", ucap Kak Lusi sambil memakan mangga yang baru dikupasnya. "Lho kok cepetan banget kak, kakak gak disini seminggu lagi gitu", Jawab Afif. "Mas Ardit cutinya udah habis, juga kakak gak mau ganggu kamu sama Lucky", ucap Kak Lusi sambil menggoda Afif. "Apaan sih kak", Jawab Afif, pipinya bersemu merah. "Iya, Mamah juga sayang", sambung mamah Ira. " Kalau Ibu mungkin masih bisa nemenin kamu sama Cantika sampai Minggu depan, itu juga kalau gak ganggu kamu", sambung juga ibu Sari, tak mau kalang menggoda Afif. "Ibu ini apaan sih, kalau ibu mau tinggal disini terus juga gak papa", jawab Afif. " Ya gak bisa lah sayang, ayahmu kan harus kontrol", ucap ibu Sari. Afif dan dua keluarganya masih asik ngobrol menikmati waktu kebersamaannya. Sedangkan Lucky. Dia masih dalam kebimbangan dan kebingungan di balkon kamarnya, sambil menikmati bintang malam, pikirannya melayang pada saat itu.

#Flashback on

Tiga hari sebelum pernikahan lucky dan Afif.  Disuatu kafe di tengah gemerlapan lampu kota, duduklah dua manusia yang saling mencintai. "Ela, aku kesini mau bicara sesuatu sama kamu", ucap Lucky pada wanita di depannya. "Mas Lucky mau bicara apa?", Tanya Angela, nama gadis cantik itu. "Ehm-ehm-emh", hanya kata² itu yang keluar dari mulut Lucky. "Kok, ehm-ehm terus sih mas, mas lucky mau bicara apa?", Tanya Ela lagi. "Kita cukupkan saja, sampai disini kebersamaan ini", ucap Lucky, sambil menatap wajah Ela. "Maksud mas Lucky apa, bagaimana dengan rencana mas Lucky mengkitbah aku ?", Tanya Ela bingung. "Maaf kan aku La, aku harus menjalankan amanah almarhumah kakakku, jadi aku batalkan rencana ku mengkitbah kamu", jawab lucky lesu. "Amanah almarhum kakakmu apa", tanya Ela masih belum tahu. "Kakakku beramanah untuk menjaga Cantika dan menikahi adik iparnya, supaya kita bisa sama² menjaga Cantika. Maafkan aku La", ucap Lucky. Bukannya marah ataupun tersinggung Angela malah memperlihatkan senyumannya. "Gak papa mas, mungkin mas bukan jodoh saya, sehingga Allah memberikan jalan seperti ini. Ini semua yang terbaik dari Allah mas. Aku ikhlas kamu menikahi adik ipar kakakmu. Semoga yang terbaik untuk kalian", ucap Ela, walupun sedih juga, dia tetap memamerkan senyuman nya. "Makasih ya La, semoga kamu dapat yang lebih baik dari aku", ucap lucky. "Amin", jawab Ela.

#Flashback Of

Lucky yang masih merenung di balkon kamar tidak menyadari kehadiran Afif. "Kamu ngapain di situ", ucap Afif menyadarkan lamunan Lucky. "Suka² aku, aku mau ngapain", jawab Lucky dingin. "Heleh", jawab Afif singkat, kemudian mengambil baju tidurnya dan merlalu meninggalkan Lucky menuju ke kamar Cantika yang berada disebelah kamarnya, dan betapa beruntungnya karena kamar Ifaf dan Luqman dulunya, (sekarang kamar Afif dan Lucky seharusnya) ada pinntu tembusan. Malam yang seharusnya menjadi malam pertama bagi meraka, hanya menjadi malam² seperti biasa bagi mereka. Lucky sadar, Dia dan Afif menikah bukan karena cinta, tapi hanya karena amanah kedua kakak mereka. Lucky juga tidak begitu mengenal Afif, yang dia tahu Afif itu suka buat masalah sama dirinya, atau bisa dibilang meraka hanya teman berantem dalam bicara. Lucky tidak tahu, apakah Afif sama² seperti dirinya yang sudah punya orang yang dicinta atau tidak. Tapi selama dia tinggal bersama kakaknya dia tidak pernah melihat Afif mengunjungi kakaknya dengan kekasihnya.

~°°~

Estafet JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang