Perjodohan

2.1K 108 1
                                    

Acara penguburan jenazah suami istri itu telah selesai. Tapi air mata dan kesedihan masih menyelimuti mereka. Cantika yang dari kemarin hanya diam, kini ikut menangis juga. Cantika belum sepenuhnya sadar akan meninggalkannya orang tuanya. Tapi ia merasakan kesedihan dan air mata yang terus menyelimuti orang-orang disampingnya. Jadi suasana itu menyebabkan ia menangis meronta dengan keras. Melihat Cucunya menangis dengan keras, mama Ira segera mengambil alih Cantika dari gendongan Afif yang juga masih meneteskan air mata. Dan kemudian dia meminta seluruh anggota keluarga untuk menghapus kesedihannya. "Luqman dan Ifaf kini telah tiada, mereka sudah tenang disisi yang maha kuasa, tidak seharusnya kita terus bersedih meratapi kepergiannya. Lihat Cantika, mereka menitipkan Cantika untuk kita jaga, bukan kita bikin dia juga ikut merasakan kesedihan ini. Dia masih begitu kecil untuk mengetahui ini. Sudah cukup hapus air mata kalian. Terutama kamu Afif, mamah tahu kamu begitu kehilangan sosok Ifaf, tapi kamu juga harus paham kamu punya ponakan yang harus diperhatikan, bukan terus menangis dan meratap". Afif yang paham akan ucapan ibu mertua dari almarhumah kakaknya itu, hanya bisa diam dan mencoba menghapus air mata yang keluar dari matanya, ia mencoba untuk tidak menangis tapi air mata itu seakan keluar sendiri dari matanya. Karena tak ingin terus menerus dilihat Cantika dengan keadaan dia tak mampu menahan air matanya, Afif segera meminta izin meninggalkan ruang keluarga, untuk pergi ke kamarnya (Afif sering tinggal di rumah kakaknya pada hari libur, jadi dia memiliki kamar yang disediakan kakaknya khusus untuk dirinya).
Saat ini laki-laki berpostur tinggi tegap itu sedang menyandarkan kepalanya pada pintu di belakang rumah almarhum kakaknya. Pikirannya melayang mengingat peristiwa kemarin, saat tiba² manajer nya menelpon. "Luk, kamu masih di Jakarta kan?", Tanya pak Indra, manajer stasiun TV tempat dia bekerja. "Iya, pak. Ini baru packing persiapan ke bandara", jawab lucky. "Kamu gak usah pergi ke Makasar, sekarang kamu ke simpang lima, disana ada tabrakan antara truk dan sedan, kebetulan tadi saya baru lewat disana", ucap pak Indra. "Baik pak", jawab lucky tanpa ba-bi-bu langsung mengambil kamera dan tancap gas ke posisi yang disebutkan. Sesampainya di sana banyak warga yang berhamburan menolong, dia harus menerobos beberapa orang untuk mendapatkan foto korban tabrakan tersebut. Saat ia telah berhasil menerobos keramaian orang, Lucky benar² terkejut melihat kakak iparnya tergeletak tak bernyawa, dan kakaknya Luqman mencoba bergerak menahan rasa sakitnya, mengetahui hal tersebut, Lucky langsung menghampiri kakaknya dan mencoba membawa kakaknya untuk mendapatkan pertolongan. Luqman yang tahu akan keadaanya yang sudah parah, meminta adiknya untuk mendengarkan satu permintaannya sebelum dia benar-benar menyusul istrinya. "Luk, tolong kamu......nikah....in Af....fif, Dan tolong jaga dan rawat......Cantik..bersama Afif.....", Ucap Luqman terbata-bata. Setelah Luqman menyelesaikan ucapannya, matanya tiba-tiba terpejam, jantungnya yang tak beraturan kini telah hilang. Wajahnya tenang, seutas senyum menghiasi wajah penuh lukanya. Luqman telah menyusul istrinya dengan amanah yang telah ia sampaikan. Melihat hal tersebut Lucky hanya bisa menggoncangkan tubuh kakaknya mencoba meminta pertolongan, tetapi memang terlambat sudah. Air mata tidak bisa Lucky bendung, ini adalah kali kedua dia menangis, setelah kepergian ayahnya, dan kini kakak tulang punggungnya yang selalu berkorban untuk nya, juga ikut pergi meninggalkan dunia.
Pyarrr. Suara itu membuyarkan lamunan lucky. Ditengoknya arah suara tersebut, ternyata suara gelas yang jatuh akibat ulah Afif. "Kamu kenapa fif?", Tanya lucky sambil mendekati Afif yang mencoba membersihkan pecahan gelas yang dia jatuhkan. "Gak papa", jawab Afif singkat dan pergi meninggalkan Lucky yang masih berdiri di dekat meja dapur. "Bisakah aku memenuhi amanahmu kak, menjadikan wanita keras kepala itu istriku dan ibu dari Cantika", ucap Lucky pada dirinya.
Saat ini dua keluarga itu sedang berkumpul, mereka sedang menikmati makan malam setelah melaksanakan solat isya' berjemaah. "Luk, mama sama Tante Sari mau bicara", ucap Mama Ira, saat lucky mau beranjak meninggalkan tempat duduknya. "Iya mah, tan, ada apa?", Tanya Lucky bingung dengan ucapan mamah dan Ibu mertua dari kakak iparnya (yang insyallah juga akan jadi ibu mertuanya). "Faf, ibu juga mau bicara, jadi kamu duduk dulu", pinta Ibunya saat Afif juga mau pergi ke kamar Cantika. Ruang makan masih dipenuhi keluarga Afif dan Luqman. "Fif, ..", ucap ibu Sari  terhenti, karena dia bingung harus mulai darimana. "Iya buk, ada apa...?", Tanya Afif juga bingung dengan tingkah ibu, yang aneh dan seperti ragu². Dengan menarik nafas dalam-dalam, dan Uhhhhmmmmm. "Ibu sama Mama Ira mau minta kamu, sama Lucky untuk menikah, sehingga kalian bisa menjaga sepenuhnya Cantika", ucap ibu Sari lega, setelah berhasil mengucapakannya. "Apahhhh", ucap Afif spontan. "Maksudnya apaan sih buk?", Ucap Afif bingung dengan maksud ibunya. "Fif, kamu tahukan kalau ibu sama mamah Ira, itu tidak bisa merawat Cantika karena keadaan kita?. Ibu harus menjaga dan merawat bapak yang terkena stroke", ucap ibu Sari. "Dan mamah Ira,....., Untuk merawat diri mamah sendiri saja mamah harus minta tolong Lisa(anak ibu Ira yang paling besar / kakak Luqman), jadi mamah minta tolong banget sama kalian, menikahlah, dan rawat Cantika", ucap mamah Ira. Mamah Ira mengalami cacat kaki setelah beberapa tahun kemarin, dia jatuh dari motor dan kakinya terjepit, sehingga harus diamputasi. "Afif akan jaga Cantika, Afif akan rawat Cantika, tapi tidak harus menikah dengan mas Lucki", jawab Afif. "Fif, gimana kamu mau jaga Cantika, kalau kamu gak mau nikah sama Lucki. Fif, kamu jangan egois, kamu lihat Cantika, dia itu butuh orang tua lengkap buat perkembangan pertumbuhannya", nasihat dari Lusi. "Nak Lucki mau kan, nikah sama Afif?", Tanya ibu Sari. "Lucky, mau nikah sama Afif ma, Tan", jawab lucky mantab, walaupun hatinya bimbang dan bingung dengan keputusannya. Afif benar² terkejut mendengar jawaban Lucky, dia gak percaya bahwa lucky mau menerima perjodohan ini. Tanpa menjawab apapun, Afif meninggalkan ruang makan, dia bingung, kacau dia merasa seperti tergena batunya. Dia gak pernah kebayang bahkan membayangkan jika dia akan dijodohkan dengan musuh besarnya, wartawan gila yang selalu bikin hidupnya rusuh. Di tempat makan, Lucki, keluarganya dan keluarga Afif masih membicarakan perjodohan itu. Dan mereka sepakat akan menikahkan mereka berdua, seminggu lagi.

Estafet JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang