H-1

1.3K 65 0
                                    


Dua Minggu kemudian.......😄
Pagi ini keluarga Lucky sedang disibukkan dengan berbagai hal, apalagi Afif. Dia menjadi yang paling rempong dalam mempersiapkan berbagai hal. "Ya Allah sayang kamu bawa apa saja...sampai ransel penuh sesak gini...". Lucky membuka ransel pink cukup besar milik Afif. "Barang-barang yang kita butuhkan lah mas, ihhh....jangan dibuka lagi mas, nanti susah nutupnya". Tangan Afif mencoba menghalangi, tangan Lucky yang telah separuh membuka tas ranselnya. "Ya Allah sayang...gak usah bawa barang banyak-banyak kayak gini, cukup barang yang benar-benar kita perlukan saja". Lucky tetap membuka ransel Afif dan mengeluarkan beberapa benda dari dalamnya. "Ihhh... Mas tapi itu penting semua". Afif tetap mencoba menghalangi Lucky yang telah berhasil mengeluarkan beberapa benda. "Nah ini itu gak penting..., Cukup bawa satu set pakaian saja, nih...gak usah bawa makeup". Lucky mengeluarkan satu set makeup Afif. "Nanti kalau aku hitam gimana..". Afif mengerucutkan bibirnya. "Kamu mau hitam, mau ijo, aku tetap cinta sama kamu, aku cinta kamu dari sini". Lucky menunjukkan kearah dada nya tepat di hatinya. "Iya aku tahu mas Cinta banget sama aku..., tapi mas, kita juga perlu sunblock buat jaga kulit kita mas". Idih, Afif pede banget, tapi memang benar😂. "Ya udah, oke², kamu bisa bawa sunblock kamu". Afif mengambil sunblock dari dalam tempat makeupnya, memindahkannya kedalam saku ransel, sehingga mudah untuk dia mengambilnya.

Setelah berdebat tentang barang-barang yang akan mereka bawa untuk besuk, keluarga kecil lucky kini duduk manis di meja makan untuk sarapan. "Mas nanti siang memangnya kamu bisa jemput ibu dan bapak di bandara". Afif mengelap mulutnya yang telah selesai menghabiskan makanan. "Bisa sayang...., Nanti aku kerja cuma setengah hari aja, trus langsung jemput bapak sama ibu". Lucky menggeser kursinya untuk lebih dekat kearah Cantika. " Nanti mas dimarahin gimana, soalnyakan mas baru pindahan di kantor itu, masak sudah minta kerja setengah hari". Lucky memainkan rambut Cantika yang telah diikat dengan rapi oleh Afif. "Enggalah sayang...gak papa kok, , sudah kamu tenang saja". Afif membereskan piring-piring tempat makan, kemudian membawanya ke tempat cucian untuk dicuci. "Ya sudahlah terseram mas". Afif berjalan menuju tempat cuci piring dengan dua tangannya membawa piring-piring kotor.

Afif meletakkan piring-piring itu didepannya, kemudian diambilnya sabun dan spons, selanjutnya Afif mulai mencuci piring-piring itu. "Bunda.... Cantika titip gelas ya...buat di cuci". Lucky berucap seolah-olah Cantika yang berucap sendiri, kemudian Gadis kecil itu menghampiri Afif dengan membawa gelas mungil kesukaannya, sedangkan Lucky dibelakangnya, memegang pundak kecil Cantika. "Iya sayang sini, bunda cuciin". Afif menerima gelas yang diberikan Cantika. Setelah memberikan gelasnya, Cantika lari menuju halaman belakang rumah untuk bermain, mau tidak mau Lucky harus menyusulnya.

Afif telah selesai dengan acara pekerjaan rumahnya. Sebenarnya masih ada beberapa pekerjaan rumah, tapi mbok Harno mengambil alih semuanya, dan Afif diminta untuk tidak membantunya. Mbok Harno inggin Afif menjaga Cantika saja, karena beberapa menit lagi Lucky harus berangkat kerja. "Sayang...larinya pelan-pelan saja". Afif memperingatkan Cantika yang sedang berlarian mengejar kelinci-kelinci mereka. Afif mendekati suaminya yang sedang duduk dirumput, kemudian memeluk lehernya dari belakang. Entah kenapa beberapa hari ini, Afif menjadi manja pada suaminya itu. "Mas...,kamu berangkat jam berapa". Lucky memegang tangan Afif yang memeluknya, untuk lebih erat lagi. "Ya sekaranglah sayang". Afif menikmati aroma tubuh suaminya, aroma itu membuat dia merasa nyaman, dan enggan untuk melepaskannya. "Ya sudah sana, berangkat, nanti terlambat kamu". Afif tidak melepaskan pelukan dari tubuh suaminya. Sedangkan lucky hanya tersenyum. "Gimana mas mau berangkat...kalau tubuh mas, kamu peluk terus...". Afif tersenyum nyengir, kemudian melepas pelukannya. "Cantika sayang.., sini, Salim sama ayah dulu". Afif memanggil Cantika yang masih asik lari-larian untuk mendekat kearahnya. Saat Cantika telah berada di dekat mereka, Lucky langsung menggendong gadis kecil itu, membawanya menuju ke teras depan, dengan Afif mengikutinya dari belakang.

Di teras, Lucky menurunkan tubuh Cantika, kemudian dia menerima tas kerjanya yang telah diambilkan oleh  istrinya. "Sayang, mas berangkat dulu ya...". Lucky berpamitan pada Afif, kemudian mencium keningnya. Saat Lucky ingin melepas ciumannya entah kenapa, tubuh Afif langsung reflek memeluk tubuh Lucky. Lucky membalas pelukan itu. Lucky bahagia dengan perubahan yang terjadi pada istrinya itu. Afif melepas pelukannya setelah beberapa detik menikmatinya. Kini lucky beralih pada putri kecilnya, mencium kening, dan dua pipi gemb gadis kecil itu. "Sayangnya Ayah..., Ayah berangkat dulu ya...". Lucky berjalan menuju mobilnya. Dengan perlahan-lahan dia keluarkan mobil tersebut dari pekarangan rumahnya.

Jam di dinding ruang keluarga Afif menunjukkan pukul 2 sore. Saat ini dia bersama Cantika dan mbok Harno sedang menikmati acara sore di chanel tv favoritnya. "Mbok, kok mereka belum datang ya...". Afif sedikit gelisah, pasalnya orang tua Afif kemarin mengatakan akan mendarat pukul 1 siang, tapi sampai saat ini mereka belum tiba. Afif beberapa menit tadi juga telah mencoba menghubungi Lucky, tapi hpnya tidak aktif. "Mungkin seben........". Belum selesai mbok Harno mengucapkan kalimatnya, dari arah pintu utama terdengar ketukan dan salam. "Assalamu'alaikum". Afif mendudukkan Cantika di karpet, kemudian menyambar jilbanya, berjalan menuju pintu utama. "Waalaikumsalam". Jawab Afif ketika dia mendengar kembali ucapan salam dari si tamu. Afif membuka pintu itu, dilihatnya Lucky tengah berdiri didepannya dengan ibu dan bapaknya sedang duduk di kursi teras. "Lama banget sih kamu Fif, buka pintunya, bapak sama ibu lelah nih...". Ibu Sari beranjak dari duduknya kemudian berjalan masuk kedalam rumah. Sedangkan Bapak, Afif dan Lucky mengikutinya dari belakang sambil menarik koper-koper milik bapak dan ibunya.

Saat ini keluarga Lucky bersama dengan ibu dan bapak Afif sedang menikmati makan malam bersama. Mereka menyantap beberapa masakan khas Padang yang sengaja kedua orang tua Afif bawakan untuk keluarga ini. Pasalnya, kemarin Afif request sambil merengek meminta untuk di bawakan masakan khas Padang langsung dari Padang. Dasar Afif aneh-aneh ae😂😂 😂. "Nak Lucky, besuk kalian berangkat jam berapa?". Pak Rahmad yang telah selesai menghabiskan makanannya bertanya pada Lucky. "Habis Subuh, insyaallah kami berangkat pak". Ibu Sari yang telah selesai makan ikut nimbrung pembicaraan Lucky dan Bapak. "Berapa orang Luc, yang ikut ekspedisi". Lucky mengingat-ingat siapa saja yang akan ikut. "Kurang lebih tujuh atau delapan orang Buk". Afif yang telah selesai membereskan piring-piring, ikut duduk disamping Lucky. "Itu termasuk kamu sama Afif". Afif merasa tertarik dengan arah pembicaraan tersebut. "Iya Buk, termasuk saya dan Afif". Afif nampak berfikir, kemudian dia utarakan pertanyaan yang tadi dia pikirkan. "Perempuan cuma aku aja mas". Lucky mengarahkan pandangannya pada Afif yang berada di sampingnya. "Enggak Fif, ada istrinya Pakde Gan". Afif menjawabnya hanya dengan anggukan kepalanya beberapa kali. "Ya sudah, istirahat saja, biar besuk, saat bangun, badan kalian fit, dan siap melakukan tugas mulia itu". Pak Rahmad menutup pembicaraan malam ini dengan meminta suami istri tersebut istirahat. "Eh, Eh...ini, Cantika dibawa sekalian, dia juga sudah ngantuk ini". Afif dan Lucky yang hendak beranjak dari tempat makan, menoleh kearah Bu Sari yang masih menggendong Cantika, kemudian Afif mengambil Cantika dari gendongan ibunya. "Buk, Pak kami istirahat dulu ya....". Lucky berucap sebelum meninggalkan mertuanya tersebut.

~••~
Hello Gaes Maaf update nya lama.🙏🙏🙏🙏

Terimakasih sudah mampir....
Jangan lupa like dan komen nya.

Estafet JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang