Ekstra part 2

1.3K 76 0
                                    

Selama perjalan pulang Afif menggunakan waktu itu untuk memejamkan matanya. Membiarkan sang suami mengendarai mobil yang mereka tumpangi dalam suasana hening. Dan Lucky memaklumi hal tersebut. Sudah hampir satu Minggu ini, pola tidur Afif buruk. Biasanya kalau dirumah dia sudah tidur pukul sembilan, tapi seminggu ini dia tidur diatas pukul dua belas malam, dan intensitas tidurnya pun kurang. Kalau Lucky sendiri, itu sudah hal lumrah, karena dia memang biasa tidur tengah malam dan tidur beberapa jam saja. "Maaf ya sayang, kamu pasti lelah banget". Lucky mengelus pipi istrinya dengan tangan kirinya. Afif menggeliat, gerakan tangan Lucky dipipinya membuatnya bangun. "Sudah sampai ya mas". Bukannya menjawab pertanyaan Afif, Lucky malah minta maaf. "Maaf ya sayang, mas jadi ganggu tidur kamu yaa". Afif tersenyum sambil geleng-geleng kepala. "Enggak papa kok mas, udah sampai ya mas...". Afif mengulang Ucapnya sambil menggerakkan tubuhnya, untuk merenggangkan otot-otot tubuhnya."Belum, bentar lagi, kamu tidur lagi aja, nanti kalau kamu belum bangun aku gendong".Lucky melirik gerakan istrinya tersebut sambil senyum-senyum. Afif mengerutkan keningnya. "Apaan sih mas, aku udah gak ngantuk". Afif mengalihkan pandangannya kesamping menatap jalanan malam yang dipenuhi lampu-lampu terang benerang.

Lucky membelokkan mobilnya memasuki gang rumahnya. Tidak sampai beberapa menit, mobil yang mereka kendarai sampai didepan pintu gerbang rumah mereka. "Mas aku buka gerbang dulu ya...". Afif turun dari mobil, kemudian mengarahkan langkahnya kearah gerbang. Tak butuh waktu lama gerbang rumah kini telah Afif buka lebar-lebar, sehingga mobil yang dikendarai suaminya bisa masuk. Afif menutup gerbangnya kembali, kemudian menggerakkan langkahnya ke salah satu kursi panjang yang berada diteras rumah mereka. Afif duduk selonjoran sambil menunggu suaminya memarkirkan mobil.

Lucky berjalan mendekat ketempat istrinya sambil memainkan kunci mobilnya. "Kok belum masuk yang". Lucky mengamati setiap inci wajah istrinya. Afif gak bisa membohonginya, wajah perempuan yang telah menjadi istrinya itu benar-benar menampakkan raut kelelahan. "Takut". Afif menurunkan kakinya dari kursi. "Takut kenapa". Lucky menampakkan wajah penuh tanya. "Biasa aja mas wajahnya". Afif mencubit dua pipi milik suaminya. "Aku takut pada kebangun". Lucky manggut-manggut sambil berucap, "oohhhhh". Afif meletakkan jari telunjuknya di mulut Lucky. "Huuusssttt". Bukannya malah diam , Lucky malam membuka mulutnya seperti hendak memakan jari Afif. Spontan Afif langsung menarik tangannya. "Masssss". Afif melotot kearah Lucky, sedang yang dipelototi malam tertawa. "Iya...Maaf. Kamu bawa kunci cadangan gak". Afif geleng-geleng kepala. "Ya udah diketuk aja gak papa, dari pada kita nanti tidur disini...banyak nyamuk". Lucky bejalan, mendekat kerah pintu, kemudian mengetuk perlahan-lahan. 'tok..tok...tokkk'....Bunyi suara pintu diketuk. "Assalamu'alaikum, Mbok...Mbok Harno...". Lucky menghentikan ucapannya. Terdengar jawaban salam dan derap langkah yang mendekat. 'clekk'. Pintu dibuka. Mbok Harno menatap takjub lelaki didepannya, kemudian mengalihkan pandangannya kerah Afif, yang tengah berjalan kearahnya. "Mbak Afif, Mas Lucky". Dua orang yang disebut mbok Harno menampakkan senyumannya. Lucky mengambil tangan perempuan tua didepannya, kemudian menciumnya. Berbeda dengan Lucky, Afif langsung memeluk tubuh wanita tua itu. "Mbok, Afif kangen". Afif merasakan tangan wanita tua itu mengelus-elus punggungnya. "Mbok juga kangen sama mbak Afif, dan Mas Lucky". Dua perempuan itu kemudian melepaskan pelukannya.

Tiga orang itu berjalan memasuki rumah. Hening, sepi dan lumayan gelap, karena hanya satu lampu yang dihidupkan. Itulah yang Afif rasakan ketika memasuki rumahnya. Ibu dan Cantik pasti sudah tidur, begitulah kiranya ucapan batin Afif. Afif terus melangkah menaiki tangga rumah, diikuti Lucky, sedangkan mbok Harno pergi kearah dapur, hendak memanaskan masakan yang dia buat tadi sore. Saat ini langkah Afif tergerak menuju pintu kamar putrinya, mungkin dengan hanya melihat wajah damainya saat tidur, dapat mengobati sedikit rasa rindunya. 'clekk'. Afif membuka perlahan pintu kamar putrinya. Gelap. Tak biasanya kamar putrinya itu gelap. Walaupun Cantika tidak dapat tidur jika lampu kamarnya menyala, tetapi Afif selalu menghidupkan lampu kecil di sudut kamar Cantika, sebagai penerangannya. 'klik'. Afif menghidupkan lampu kamar, semua yang berada dikamar terlihat jelas dimata Afif. Tapi mana Cantika dan Ibunya. Kamar ini kosong tidak ada siapapun. Afif masih berpositif thinking. Mungkin Cantika dan Ibunya tidur dikamar bawah. Karena ibunya Afif itu tidak terlalu suka kalau harus naik turun tangga.
Afif berjalan menuruni tangga, melewati kamar miliknya dan Lucky.

Estafet JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang