Ronde 1

61 7 0
                                    

KRINGGG
Bel istirahat khusus kelas 11 berbunyi. Semua murid kelas 11 berlari keluar dari tempat latihan mereka menuju kantin.

Aku dan Netta sudah berada di kantin 5 menit sebelum bel berbunyi agar mendapat tempat yang strategis. Di pojok kanan belakang dekat jendela, juga dekat dengan kios Bu Sari.

Aku dan Netta sudah memesan makanan dan minuman di kios bu Sari, karena hanya kios bu Sari yang terbaik.

"Ini nak.. Terang bulan coklat punya non Mela, mi ayam punya neng Netta dan 2 gelas es degan. Selamat menikmati" Kata bu Sari sambil meletakan makanan di meja lalu langsung meninggalkan meja kami karena banyak yang mengantri di kiosnya.

Aku dan Netta makan sambil berbincang tentang bagaimana aku dan Stefan tengkar kemarin.

Tak lama, Joy tiba tiba datang lalu duduk di samping Netta " Bahas apaan nih? " Tanya Joy penasaran. "Apaan sih lu datang datang duduk di sini" Yaahh teman teman, sepertinya burung kesayanganku akan berkicau.

" Emang ini kursi punya mak lu? Gak kan? "

" Kalau iya emang kenapa? "

" Mak lu produksi kursi? Hebat.. Luar biasa" Jawab Joy sambil bertepuk tangan.

Wajah Netta sepeti jengkel melihat kehadiran Joy di sampingnya. Aku hanya tersenyum melihat Joy dan Netta debat tentang kursi. Tak lama setelah debat, Joy berdiri lalu pergi meninggalkan meja kita dan dengan sengaja, Joy membawa Handphone Netta yang di letakan di atas meja.

Aku sudah mengira memang dari awal Joy ingin usil dengan Netta. Lucu ya mereka.

Aku masih melanjutkan makan terang bulan coklat kesayangan ku tanpa memperdulikan panggilan Netta yang meminta tolong kepadaku untuk mengambil Handphone nya di Joy.

Tiba tiba aku merasa ada hawa hawa tak sedap di sebelah ku, aku melirik ke sebelah kananku dan benar. Hawa tak sedap itu muncul karena ada Stefan duduk di sebelahku. Dia hanya diam saja tanpa mengatakan satu kata maaf yang aku harapkan dari kemarin.

Karena malas, aku berdiri dan bermaksud meninggalkan Stefan, namun gagal. Stefan menarik tanganku dan membuat aku duduk kembali di kursi.

" Deket ya sekarang sama doi lu" Aku gak ngerti apa yang di maksud Stefan. Aku hanya diam dan coba menghiraukanya.

" Sapa ya namanya? Joy kan? Doi baru ya? Semenjak di peluk dan di gendong Joy, jadi akrab ya? "

Kalimat Stefan tadi mulai memancing emosiku, kenapa dia jadi seperti ini?
" Itu semua cuma coreo, kamu gak berhak buat cemburu. Dan juga kalimat mu tadi sa-" Kalimat ku terpotong.

" Sangat tidak sopan? Bukannya lebih tidak sopan lagi membiarkan pacarnya menunggu lama hanya untuk melihat ceweknya pelukan dengan cowok lain? " Kalimat Stefan benar benar menyebalkan, inginku membantingnya.

Gue berdiri dari tempat duduk " Apa lu bilang? Kok lu jadi gini sih? Gue udah jelasin kalau itu semua cuma coreo, dan lu gak berhak buat cemburu! Dan harus nya lu sadar! Lebih tidak sopan lagi, lu kemarin ninggalin gue gitu aja, biarin gue kehujanan tanpa lu berniat buat nolong gue! Gue liat mobil lu lewat di depan gerbang sekolah! Gue juga yakin lu liat gue kehujanan kan??? Lu juga gak datang jenguk gue di rumah sakit! Gatau diri! Lu tau siapa yang nolong gue dari cowok kayak lu? Di-"

" Joy kan??!!! " Pertengkaran ku dan Stefan membuat se isi kantin melihat ke arah kita.

" Hey bro, jangan kasar sama cewek" Joy mencoba melerai.

Bukanya berhasil, Joy malah mendapat tinjuan keras di pipinya dari Stefan yang membuat Joy terjatuh ke tanah.

"Gak usah sok jagoan lu!! Cuma bisa ambil cewek orang aja bangga!! Ambil semua cewek satu sekolah sekalian! Makan tuh! " Kalimat Stefan sudah menghancurkan kesabaran ku.

Tanpa pikir panjang aku menampar keras pipi Stefan. " Lu sadar dong! Joy yang nolong gue! Dia yang bawa gue ke rumah sakit! Sedangkan lu? Biarin pacarnya sendiri kehujanan! Bahkan lu gak dateng ke rumah sakit!! Mau cari alasan apa? Gatau kalau gue di rumah sakit? Netta udah kasih tau lu semuanya! Gue gak bego" Air mata mulai muncul dari mataku.

Stefan melihat muka ku dengan tatapanya yang penuh emosi. Stefan hanya diam berjalan menuju ke arah ku seperti ingin memeluku.

"Kita putus! " Bentak ku ke Stefan, dia hanya diam kemudian menarik tangan Joy dan memukulnya lagi.

"Semua ini gara gara lu!!! Tanggung nih akibatnya! " Stefan memukul Joy dengan sangat keras yang membuat Joy terbanting ke tanah.

Aku langsung menarik tangan Stefan yang ingin memukul Joy lagi kemudian menamparnya.. Lagi. "Gatau diri! " Aku mendorong Stefan kemudian membantu Joy yang sedang tergeletak di tanah.

Suasana keramaian kantin di sadari oleh guru BK. Aku, Joy, Stefan di panggil ke BK berserta Netta sebagai saksi.

MoodBoster [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang