Suara tepuk tangan memenuhi aula luas ini. Kebanyakan orang di sini merasa sangat senang dan bahagia, ada juga beberapa anak perempuan yang sampai menangis saking bahagianya. Kecuali kita, iya kita. Anak anak dari sekolahku, yang di pilih mewakili untuk lomba satu yayasan kalah. Tidak ada satu lomba-pun yang kami menangkan. Kehebohan tadi terjadi karena pembacaan pemenang pengumuman. Walaupun sekolah kami tidak mendapat satu - pun piala, tapi setidaknya kami sudah melakukan yang terbaik. Kecewa iya, sangat kecewa. Tapi kita ambil saja ini untuk pengalaman hidup. Guru guru kami juga telah meyakinkan bahwa kekalahan bukan membuat kita lemah, tapi malah akan menjadi kekuatan kita suatu saat nanti.
Setelah pengumuman, kami semua ada sesi makan siang, setelah itu kami di beri waktu free time hingga jam 3 sore. Waktu itu kami gunakan untuk istirahat, persiapan pulang dan foto bersama.
Aku, Netta, Lena, Roy, Prince dan Darren sedang berfoto bersama di suatu taman villa. Netta dan Sofia yang hobi sekali bergaya aneh untuk foto mereka mengundang tawa kami semua.
" Mel, gak foto? " Tanya Prince yang dari tadi hanya bertugas mengambil gambar anak anak. Aku menggeleng,
" Lah lu sendiri? " Tanyaku. Prince tersenyum lalu mengutak-atik kamera di tanganya.
" Tugas gue cuma jepret " Jawab Prince sambil tersenyum kemudian,
" Satu.. Dua.. Tiga.. " Prince menghitung lalu terdengar suara jepretan kamera. " Udah ya, foto kalian paling banyak nih " Keluh Prince sambil melihat lihat hasil foto di kamera. Netta mendengus kesal,
" Ish, gapapa lah. Buat kenang kenangan. Liat hasilnya " Netta mendekatkan kepala pada kamera yang ada di tangan Prince, bersama dengan Sofia yang dari tadi ikut berfoto bersama Netta. Netta dan Sofia terlihat senang karena hasil foto mereka memuaskan. Darren yang dari tadi hanya duduk di kursi taman sedang mengutak-atik kamera di tangannya sambil memperhatikan kami beberapa kali berdiri dan berjalan menghampiri kami.
" Prince, gue mau coba kamera nih. Lu foto gih. Berdua sama Lena " Seru Darren. Mendengar itu, muka Lena memerah. Sofia menyenggol lengan Lena pelan, membuat Lena semakin malu. Prince hanya meng-iya-kan permintaan Darren. Lalu dia menggandeng tangan Lena dan berdiri berjejer. Tinggi mereka tampak tidak berbanding jauh, mungkin karena Lena termasuk anak yang tinggi. Pose foto mereka sederhana, Prince menggandeng tangan Lena, sedangkan Lena hanya tersenyum malu melihat kamera.
" Satu, dua.. Ti-" Belum habis hitungan Darren. Tiba tiba Prince menarik tangan Lena hingga membuatnya berhadapan sangat dekat lalu Prince menempelkan bibirnya pada kening Lena. Dan pada saat itu juga, suara jepretan dari kamera terdengar. Semua kaget melihat apa yang barusan Prince lakukan. Muka Lena memerah, antara malu dan senang yang dia rasakan. Prince hanya tersenyum melihat pipi Lena yang memerah, tapi tangan mereka tetap dalam kondisi bergandengan. Ekspresi Darren yang baru saja memotret momen langka sangat terkejut. Darren segera melihat hasil jepretannya tadi dan hasilnya sempurna. Pas sekali saat Prince mencium Lena di keningnya.
" Wow " Kata Roy memecahkan keheningan. Roy menepuk tanganya, di ikuti dengan Sofia, Netta lalu aku dan Darren. Kami semua salut, Prince sangat berani mencium Lena di depan teman temannya.
" Maksudnya apa nih? Kok sudah kiss kiss? " Tanya Sofia penasaran dengan nada usil tapi mengharapkan jawaban. Lena dari tadi menutup wajahnya dengan salah satu tangannya karena yang satu lagi di gandeng erat oleh Prince. Prince tersenyum,
" Gak ada apa apa " Jawab Prince singkat. Lena melihat ke arah Prince dengan pipi masih memerah. " Hanya memulai sesuatu yang baru " Tambah Prince.
" Lu-lu nembak Lena? " Tanya Netta antara bingung dan penasaran tercampur aduk. Prince menggeleng lalu menggandeng kedua tangan Lena.
" Gak, gue cuma... Mendapatkan apa yang sudah gue inginkan dari dulu " Jawab Prince. Netta menggaruk garuk kepalanya tidak mengerti. Lena tersenyum melihat Prince yang ada di depannya.
" Dan gue sudah mendapatkan apa yang gue inginkan dari dulu " Tambah Lena. Kami semua mengerti sekarang apa yang di maksud Prince. Biasa, orang jenius membingungkan. Intinya, mereka jadian tanpa mengaku siapa yang menyatakan perasaan atau menembak duluan. Kami semua tersenyum kemudian di sambung wajah terkejut karena Prince memeluk erat Lena. Aku melihat wajah Lena amat sangat merah, aku tau dia sedang sangat terkejut dan bahagia sekarang. Apa lagi cara menembak Prince yang sangat unik. Netta masih bingung sebenarnya apa yang terjadi, aku berbisik pada Netta memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Netta mengangguk kemudian menunjukan ekspresi terkejutnya.
" Congrast!!! " Teriak Netta menghancurkan suasana romantis. Kami semua tertawa karena terkejut mendengar Netta berteriak. Prince kembali memeluk Lena yang tadi terlepas karena suara merdu Netta. Di ikuti dengan Roy memeluk Sofia. Lalu Darren melingkarkan lengannya di leherku membuatku terkejut. Aku melihat ke arah Darren, Darren melihat ke arahku dengan senyuman yang menghangatkan. Tentu saja aku balas senyum, nyaman rasanya jika Darren melingkarkan tanganya di leherku. Netta melihat sekeliling, yang dia lihat,
" Serasa jadi nyamuk di hari valentine " Netta melingkarkan kedua tanganya di tubuhnya sendiri seakan dia memeluk dirinya sendiri.
" Gak usah sok jombs deh. Inget lu udah pacaran 1 tahun sama itu " Kataku menyindir Netta. Netta meliriku tajam kemudian tertawa. Kami semua ikut tertawa, bukan karena sindiran ku, tapi karena nada tertawa Netta." Ren, sini gue foto'in. Lu sama Mela " Kata Prince. Aku kaget, tapi Darren tampak biasa saja. Anehnya, kenapa aku harus kaget? Aku dan Darren hanya berteman. Darren menarik tanganku, lalu dia mejejerkan tubuhnya denganku. Pose Darren seakan menyindir tubuh semampai ku, dia meletakan telapak tangannya di atas kepalaku dan meliriku. Aku mengerti maksud pose Darren. Lalu aku melipat kedua tangan di depan dada, balas melirik Darren dan membuat ekspresi sedang kesal. Suara jepretan kamera terdengar, hasil fotonya juga memuaskan. Tapi Darren belum puas, di meminta berfoto sekali lagi. Kali ini Darren berpose dengan gaya seperti memberiku tanduk dengan kedua tanganya dengan jari berbentuk peace aku mengerti maksud Darren. Darren berdiri di belakangku, lalu aku sedikit menunduk dan membentuk jari ku seperti Peace. Setelah pose itu, gantian dengan Roy dan Sofia melakukan sesi foto dengan fotografer Prince. Tentu saja pose mereka pasti aneh aneh dan sesekali mengundang tawa kami semua. Setelah itu, kami semua berfoto bersama. Hasil foto bersama kami sangat bagus, gaya yang kami gunakan juga kocak kocak. Ada juga foto candid kami sedang tertawa bersama karena pose Roy yang aneh membuat dirinya sendiri terjatuh ke tanah.
Setelah berfoto foto, tak terasa sudah mendekati jam 3 sore, kami semua kembali ke Villa masing masing untuk mengambil barang lalu berkumpul di parkiran untuk segera pulang dengan bus kami masing masing, kembali ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MoodBoster [THE END]
Roman pour Adolescents[THE END] *REVISI* " Bahagia itu, mirip ice cream. Sederhana, juga manis. Tapi jika ice cream itu mencair, maka akan berubah menjadi sebuah tangisan " Pertemuan pertama itu sangat berarti bagi Pamela. Dan pertemuan pertama itu juga mengubah dirinya...