Aku berlari menuju ke UKS yang letaknya lumayan jauh dari toilet cewek. Sesampai di depan pintu UKS, aku merapikan rambut dan seragam lalu mengetok pintu.
"Permisi" Aku membuka pintu UKS. Di dalam tidak ada orang sama sekali, sepi. Kemana anak cowok itu? Harusnya dia sudah di sini dari tadi. Aku masuk ke dalam UKS mencari cari laki laki itu, mungkin dia bersembunyi di bawah kasur atau... Tapi, gak mungkin. Aku mengambil beberapa benda di UKS yang menurutku perlu untuk mengobati luka. Aku keluar dari UKS dan memutuskan untuk mencari laki laki itu.
Kaki ku capek, sekolah ini sudah aku kelilingi. Aku duduk di lantai dan bersandar pada tembok. Untung saja lorong ini sepi, coba kalau ada orang liat aku lesehan di lantai. Malu banget.
" Ahhh, mana sih tuh anak? Untung gue masih punya hutang budi, coba kalau gak? Gak akan gue keliling sekolah demi cari tuh anak. Udah gue gak ikut latihan dance lagi, gatau nanti kak Nanda bilang apa ke gue "
Karena lelah, gue memejamkan mata. Lumayan bisa tidur sebentar, lagi pula aku udah gak ikut latihan dance, bolos aja deh sekalian. Tapi, 3 hari lagi berangkat, duh.
Terdengar suara seseorang sedang bernyanyi.
"Kayak ada suara orang nyanyi" Batin ku dalam hati. Aku berdiri dari posisi dudukku yang sangat PW, mencari siapa orang yang nyanyi. Suaranya biasa aja sih, tapi kayak ada suara gitarnya juga." Ini nih jeleknya gue, gampang kepo. Buat apa coba gue nyari orang nyanyi, bego bego. " Aku bicara pada diri sendiri.
Berfikir sesaat, tapi akhirnya aku tetap mencari siapa orang yang bernyanyi. Kaki dan telingaku menuntun diriku hingga ke taman sekolah.
Aku melihat ke sekeliling taman sekolah mencari sumber suara. Kalau ada yang liat aku sekarang, aku mirip pembunuh bayaran yang lagi cari targetnya.
Aku melihat seseorang sedang bersandar pada pohon di pojok taman sekolah. Orang itu cowok, bawa gitar juga. Aku mendekatinya pelan pelan ingin tau wajahnya.
Kok wajahnya gak asing ya?. Aku coba mengingat ingat siapa orang itu.
"Kayak pernah lihat tuh orang, tapi di mana ya? Masa dia? " Aku mendekati orang itu lagi.
"Kan bener dia. " Ternyata orang itu adalah laki laki yang tadi sudah menolongku dan janjian di UKS tapi dia hilang bersembunyi di taman sekolah. Aku mendekati laki laki itu, sepertinya dia gak sadar kalau aku liatin dari tadi. Padahal jaraknya udah deket, emang ya cowok gak peka. Suaranya sih biasa aja, tapi yang indah alunan gitar akustiknya. Kayaknya dia anak band deh.
" Keren. " Kata ku kepada laki laki itu dan membuatnya terkejut.
"Hmm.. Makasih. " Dia meletakan gitarnya di tanah lalu menyuruh ku duduk di sebelahnya dengan menepuk nepuk tanah.
Aku menurut. Pandanganku teralihkan karena melihat jari nya yang masih terluka.
" Masih luka loh, kok di buat main gitar? Gak sakit? " Tanya ku menunjuk jari nya yang terluka.Laki laki itu melihat ke arah jarinya lalu menutupi lukanya dengan tangan.
" Udah gapapa, gak usah di obati juga udah sembuh " Jawab laki laki itu dengan tenang.Aku mengambil benda yang tadi aku ambil dari UKS yang aku masukan ke dalam kantong lalu menarik tangan laki laki itu.
" Jangan, bisa infeksi " Aku membersihkan luka laki laki itu dengan tisu, karena tidak ada air. Laki laki itu tersenyum saat aku mengobati luka di tanganya. Ternyata dia ganteng juga, hehehe.
" Udah aku obati, tapi agak kesulitan kalau di buat main gitar " Kataku sambil membereskan benda yang aku buat untuk mengobati tangan laki laki itu.
" Makasih ya" Jawab laki laki itu sambil tersenyum. Ampunn, mukanya ganteng kalau lagi senyum. Dia mengambil gitarnya lagi lalu memberikannya padaku.
" Mau coba? "
" Gak deh makasih, aku gak bisa "
" Gak mau belajar? " Tanya laki laki itu.
" Gak ada yang ngajarin " Jawabku tenang. Laki laki itu meletakan gitarnya di posisi ku. Aku hanya diam saja saat itu.
" Ini namanya kunci D " Laki laki itu mengarahkan jariku pada senar senar gitar. " Sulit, jariku kependekan. Kamu aja deh yang main " Aku memberikan gitarnya kembali.
" Kamu ikut band? " Tanyaku.
" Iya, kamu dance kan? " Laki laki itu tau aku ikut dance.
" Kok tau? " Tanyaku lagi. Laki laki itu hanya tersenyum lalu memainkan gitarnya pelan.
Jari jari nya sangat lihai saat berpindah pada kunci satu kekunci yang lain. Terlihat sangat mudah, tapi saat aku mencobanya sulit sekali. Aku hanya diam mendengarkan suara gitar yang dia mainkan, enak di denger gitu. Halus.
"Hmm, namamu siapa? " Tanya laki laki itu.
"Pamela, panggil aja Mela" Jawabku. Laki laki itu tersenyum lagi. Haduh, ganteng.
"Kalau lu? " Tanyaku pada laki laki itu, dia hanya tersenyum.
"Kepo ya? " Mendengar jawaban laki laki itu, dalam hati ku berkata
" Nyebelin ". Laki laki itu tersenyum ke arah ku." Iya aku emang nyebelin " Aku kaget, dia kok tahu? Wah, bahaya. Aku terdiam
" Aku butuh namamu buat nulis di daftar pengunjung UKS. "
" Kan aku gak ke UKS " Jawab laki laki itu sambil menyandarkan tubuhnya ke pohon.
" Tapi kan kamu pakai alat UKS. " Jawabku sambil menunjuk tisu, hansaplast dan obat yang di gunakan untuk mengobati lukanya.
" Yang ambil kan kamu, kamu juga yang pake'in ke aku. " Jawab laki laki itu santai.
" Iya sih, tapi ini kan buat kamu, jadi aku mengatas namakan dirimu, aku juga kader UKS kelas 11 IPS. Tanggung jawabku " Jelasku pada laki laki itu. Dia tersenyum.
" Hmm, oke masuk akal " Jawab laki laki itu sambil meletakan gitarnya yang dari tadi dia mainkan.
" Tapi gak perlu kok, gue kelas 11 IPA 1 " Laki laki itu melihat ke arahku lalu tertawa kecil.
Aku lupa menanyakan kelas dan jurusannya, bego bego. Aku kira dia satu jurusan denganku.
" Oala.. Hmm tapi aku masih butuh namamu. " Seketika aku merasa bahwa diriku bawel." Kepo ya? Buat apa namaku? Mau kamu jual? " Oke, jawabannya sudah membuktikan bahwa dia menyebalkan. Tapi bener sih aku kepo. Tapi buat apa juga ya? Kepo ku mengalahkan segalanya. Laki laki itu tersenyum melihatku lalu tertawa kecil.
" Biar bilang terimakasihnya enak, masa gue habis di bantu orang tapi gatau siapa nama orang nya? Kan aneh. " Aku berharap semoga alasanku masuk logika walaupun feeling ku tidak mengatakan bahwa alasan ku tidak masuk logika.
Laki laki ini diam sebentar lalu tertawa kecil.
" Masuk akal. " Mendengar jawabanya, hati ku bernafas lega." So, what your Name? " Tanya ku lagi, benar benar penasaran aku.
"Namaku.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
MoodBoster [THE END]
Teen Fiction[THE END] *REVISI* " Bahagia itu, mirip ice cream. Sederhana, juga manis. Tapi jika ice cream itu mencair, maka akan berubah menjadi sebuah tangisan " Pertemuan pertama itu sangat berarti bagi Pamela. Dan pertemuan pertama itu juga mengubah dirinya...