Kami semua barusan saja selesai makan siang. Tempat foodplace tadi mirip dengan foodcord dalam mal. Banyak kios kios berbagaimacam makanan dan minuman yang bisa kita pilih. Walaupun rasanya standar, tapi porsi besar yang di sediakan seakan menutupi rasanya. Seperti ciri khas orang Indonesia, yang penting kenyang. Hehehe.
Aku Netta, Sofia dan Lena duduk di ayunan yang berada di taman dekat villa. Ayunan yang kami duduki adalah ayunan 2 kursi yang saling berhadapan. Aku duduk bersama Netta, sedangkan Sofia menghadap ku duduk bersama Lena. Kami sedang bercerita, bertukar pengalaman. Netta yang dari tadi membuka mulutnya bercerita tentang pengalaman lucunya dan membuat kami tertawa, bukan karena ceritanya yang lucu, tapi cara penyampaian cerita dengan gerakan tubuh Netta membuat kami tertawa.
" Hahaahha, ngakak parah lu Net " Seru Sofia.
" Terus gimana jadinya? " Tanya Lena.
" Ya.. Gue jatuh dari tangga,licin banget gila tangganya " Jawab Netta dengan mata melotot.
" Terus minuman lu gak tumpah semua? " Tanya Sofia penasaran sambil menopang dagunya dengan kedua tangan yang bertumpu pada dengkul kakinya.
" Tumpah lah, gilaa malu banget gue waktu itu " Jawab Netta lalu menutup wajahnya dengan tangan. Kami semua tertawa melihat sikap Netta dalam penyampaian ceritanya. Ekspresinya sangat mendalami, kayaknya dia cocok jadi artis deh.
" Kocak lu Net hahaha " Seru Sofia. Netta membalas dengan tawa kecil tapi mengundang tawa besar dari kami semua.
" Halo gadis gadis " Tiba tiba ada suara laki laki dari arah kananku seperti memanggil seseorang. Kami semua langsung menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Prince di sana sedang melambaikan tangannya dan berjalan menuju ayunan.
" Halo prince, kenapa ke sini? " Tanya Lena melebarkan senyumnya pada Prince.
Prince balas senyum " Gapapa, lewat aja mau ke aula. Eh, ketemu kalian, ya udah gue mampir dulu " Jelas Prince.
" Roy mana? " Tanya Sofia penasaran.
Prince menaikan kedua pundaknya " Entah, lagi sama Darren maybe " Jawab Prince. " Udah ya, gue harus ke aula. Buru buru nih, bye " Prince melambaikan tangan lalu berjalan pergi menjauh dari kami. Sofia menyenggol lengan Lena. Aku perhatikan Lena dari tadi senyum senyum terus.
" Lagi seneng bu? " Tanya Sofia pada Lena. Lena hanya tertawa kecil.
" Ada yang lagi berbunga bunga nih " Kata Sofia.
" Apaan sih lu? Jangan mentang mentang udah punya pacar ya! " Balas Lena.
" Terus kapan si dia nembak lu? " Tanya Sofia usil. Lena menghembuskan nafas.
" Gatau " Lena menaikan kedua pundaknya.
" Tapi pingin cepet jadian kan? " Sindir Sofia lalu menyenggol lengan Lena pelan.
" Apaan sih lu, tapi iya sih " Jawab Lena dengan nada pelan.
" Tunggu aja, pasti lu bakal di tembak sama doi. Percayalah " Sahut Sofia. Lena hanya tersenyum tipis.
" Btw, lu kapan di tembak Darren Mel? " Tanya Netta yang membuatku kaget.
" Nah bener tuh! " Sahut Sofia.
Lena memutar kedua bola matanya " Bego banget sih kalian " Keluh Lena.
" Kok lu nyolot sih Len? " Tanya Sofia.
" Yang nembak kan Darren, kenapa lu tanya ke Mela? Harusnya lu tanya ke Darren kapan dia nembak ke Mela. Bego banget " Jelas Lena.
" Iya juga ya, ih lu sih.. Gue jadi ikut malu " Balas Sofia.
" Lah, kok gue? " Balas Netta sambil mengerutkan kedua alisnya.
" Apaan sih? Gue sama Darren temen doang " Jelasku singkat. Mereka semua sontak melihatku seperti tatapan heran.
" Lu cewek bukan? " Tanya Sofia aneh.
" Bukan gue bencong! " Balas ku agak kesal.
" Cewek kok gak peka " Sambung Lena. Mereka semua membuatku bingung.
" Apaan sih? Gak paham gue " Tanya ku kesal. Netta menghembuskan nafas keras.
" Dasar bego " Kata Netta pelan.
" Apa lu bilang? " Tanya ku agak keras.
" Gak kok, gue tadi bohong hehe " Jawab Netta sambil tersenyum usil.
" Menurut lu, Darren cocok gak buat jadi pacar? " Tanya Sofia.
" Apaan sih? Gak jelas deh " Jawabku mulai bingung.
" Susah ngomong sama orang gak peka, bego juga " Sahut Netta pelan.
" Gue denger Net " Jawabku kesal, melirik Netta tajam yang ada di sebelahku.
" Darren kurang apa coba? Udah ganteng, keren, pinter.. " Jelas Sofia. Lena menambahkan dengan anggukan kepala meyakinkan.
" Apa sih? Gak paham deh gue sama kalian " Tanya ku.
" Gini.. Tipe cowok lu gimana sih? " Tanya Lena.
" Tipe gue? Buat apa? " Tanya ku penasaran.
" Ya elah Mel, tinggal jawab aja susah amat lu " Sahut Netta.
" Diem lu " Jawabku kesal melirik Netta.
" Ampun mbok doro " Jawab Netta.
" Jawab aja " Kata Lena. Aku terdiam berpikir sebentar.
" Hmm.. Gatau sih " Jawab ku singkat. Wajah mereka yang tadinya seperti menunggu jawabkan berubah menjadi wajah kekecewaan.
" Ampun begonya gak ketolongan " Sahut Netta pelan sambil menepuk kepalanya dengan tangan. Aku melirik Netta tajam, tapi Netta malah balas meliriku tajam. Aneh.
" Sikap cowok yang lu benci apa? " Tanya Lena penasaran. Aku berfikir sejenak " Hm.. Alay, banyak drama, cerewet, mulut manis, pembohong, ribet, gak fashionable " Jelas ku singkat. Mereka mengangguk mengerti. " Buat apa sih? " Tanya ku.
" Gapapa, kalau tipe cowok lu gimana? " Tanya Sofia penasaran.
Aku berfikir lagi " Hm.. Bisa buat gue nyaman, cool, fashionable, pinter, sederhana.. " Jelasku.
" Romantis? " Tanya Lena. Aku menggeleng " Gak terlalu suka sih, aku lebih suka yang Humoris. Kalau romantis di kasih bunga trus, kayak kuburan " Jelasku. Mereka semua tertawa kecil.
" Kalau pacaran lu mau-nya yang kayak gimana? " Tanya Netta.
" Sebenernya gue gak suka pacaran sih. Lebih enak deket aja cukup. Tapi kalau pacaran sih gue suka yang sederhana, gak suka yang terlalu heboh " Jelasku. Mereka semua mengangguk mengerti. Tapi aku gak ngerti merek tanya kayak gitu buat apa?.
" Ooo, okok thanks Mel " Kata Sofia.
" Thanks for what? " Tanyaku penasaran.
" Nothing " Jawab Lena sambil tersenyum. Setelah lama berada di ayunan taman, kami memutuskan untuk kembali ke kamar. Istirahat, mandi lalu siap siap untuk gladi bersih nanti malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MoodBoster [THE END]
Teen Fiction[THE END] *REVISI* " Bahagia itu, mirip ice cream. Sederhana, juga manis. Tapi jika ice cream itu mencair, maka akan berubah menjadi sebuah tangisan " Pertemuan pertama itu sangat berarti bagi Pamela. Dan pertemuan pertama itu juga mengubah dirinya...